Joy terus memencet-mencet channel TV dengan gusar. Pertemuan dengan Yunhyeong empat hari yang lalu membuka dukanya kembali; ditinggalkan dengan tidak wajar. Empat kata yang membuatnya sangat terluka pada awalnya. Siapa sangka Yunhyeong yang terlihat begitu mencintainya berbalik arah ke mantannya dengan alasan tidak logis dan ditanggapi senyuman oleh Joy.
Tempat yang paling dihindari Joy sekarang adalah perpustakaan dan toko buku. Joy sadar kalau mungkin Yunhyeong akan nongkrong disana berjam-jam demi bertemu dirinya. Hal ini terbukti saat petugas perpustakaan berkata Yunhyeong sangat sering ke perpustakaan sejak awal semester kuliah. Sejeong juga berkata jika tempat favorit Yunhyeong sekarang ada dua; perpustakaan dan toko buku. Dia juga kaget mengetahui fakta itu, dulu Yunhyeong tidak terlalu menyukai kedua tempat itu namun sejak kau pergi dia lebih nyaman disitu. Itu hal yang paling Joy ingat ketika bertemu Sejeong kemarin malam.
Joy menutup pintu hotel dengan membawa payung; Seoul sedang tidak bersahabat. Tujuan Joy adalah menuju Jamwon Hangang Park sendirian. Joy tak mau ditemani siapapun. Sejak Joy tinggal di Eropa aku menjadi sangat AnSos atau Anti Sosial. Joy melihat jam yang melingkar di tangan kanannya menunjukan pukul sembilan pagi. Joy duduk di dekat pohon benar disini sambil melihat-lihat ke arah sebrang dimana ada seorang bapak sedang mengajari anaknya naik sepeda dengan terbahak-bahak. Ketika pandangannya menyusuri seluruh taman ini, tunggu. Lelaki yang mungkin berjarak lima meter darinya dengan beanie putih dengan jaket hitam menyelimuti badannya dan celana jeans. Joy terus melihat lelaki itu dengan seksama, mengingat-ingat siapa dia. Sampai dimana tatapan mereka bertemu dan Joy langsung memalingkan wajahnya. Siapa sangka lelaki yang ditemuinya tadi mendekatinya dan langsung duduk disampingnya.
"Jadi?"
Kata kami bersamaan.
"Kau dulu" Katanya dengan lembut.
"No. Kau saja" Kataku tak mau yang duluan.
"Jadi sejak kapan kau di Seoul?"
"Mungkin sebelas hari yang lalu" Kataku dengan tidak semangat. Dosa apa sekarang aku bertemu Zelo. Kami berdiaman cukup lama sampai rintik hujan mengharuskan kami untuk pergi dari tempat ini sekarang jika tidak ingin basah kuyup.
"Aku boleh menumpang dipayungmu?" Tanya Zelo hati-hati sementara rintikan hujan berubah menjadi hujan yang cukup deras. Ku tanggapi dengan anggukan kecil dan dia mulai mempayungiku.
"Apa kau tidak ingin minum kopi?" Tanya Zelo di sela-sela gaduhnya hujan yang turun.
"Ya..Bisa" Kata Joy sedikit tidak yakin.
Tak lama kemudian mereka duduk di sebuah cafe kecil dengan pemandangan hujan. Joy menggosokan kedua tangannya dengan cepat; tanda kedinginan.
"Uhm? Kau mau pesan apa Joy?" Tanya Zelo ke Joy. Joy mendongak melihat ke arah menu di cafe ini. Green tea, Frappucino, Hot Chocolate dan Milkshake.
"Hot chocolate" Kata Joy cepat dan dibalas dengan satu anggukan Zelo. Pandangan Joy masih menulusuri hujan ini. Lalu kemudian terdengar Zelo meletakkan dua gelas hot chocolate dan langsung duduk di hadapan Joy.
"Bagaimana kabarmu?" Ucap Zelo tanpa mengalihkan pandangannya ke Joy.
"So far so good Zelo. How about you?" Tanyaku balik.
Dia tersenyum. "Baik juga. Bagaimana kuliahmu?" Lalu menyesap hot chocolate.
"Baik juga" Kataku tak tahu harus menjawab apalagi.
"Kau? Masih? Dengan Yunhyeong?" Tanya Zelo dengan tidak lancar.
Aku menggeleng. "Tidak. Kan kami sudah putus lama" Lalu menyesap hot chocolate.

KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Be
AcakYunhyeong, kapten basket Seoul International High School yang tidak begitu tertarik dengan wanita. Namun, saat ada murid baru yang bernama Joy semua berubah. Joy yang mempunyai sifat dingin dan misterius membuat Yunhyeong terus mengejarnya.