Chapter 16 : The Destruction of a Friendship

1.8K 75 1
                                    

Suasana pagi nan cerah matahari bersinar menerangi bumi ini, burung – burung bernyanyi dengan riangnya, dan udara pagi berhembus terasa segar. Awal kelas XII memang adalah di mana semua siswa mulai dari sekarang harus bisa mempunyai rencana kelak bila sudah lulus dari sekolah. Ada tiga kemungkinan yaitu lanjut ke jenjang pendidikan lebih tinggi atau mencari pekerjaan atau bahkan tidak keduanya sama sekali yaitu jadi pengangguran.

Hari ini adalah minggu pertama Zelado masuk sekolah di kelas XII. Ia kembali satu kelas dengan Arifin, Agus, dan Ocha. Sebagian diantaranya adalah teman baru karena setiap tahun pasti ada penentuan kelas jadi yang sebelumnya satu kelas belum tentu menjadi satu kelas. Zelado kini di kelas XII IPA 1, ada sekitar 34 siswa dan siswi dalam satu kelas ini. Jam pelajaran ini adalah Bu Diah yang merupakan guru BK, menanyakan tentang kelanjutan dari masing – masing siswa dan siswi.

"Zelado." Bu Diah memanggil Zelado melalui absensi.

Zelado mengangkat tangannya lalu maju ke depan duduk di kursi yang berada di depan meja guru.

"Bagaimana kamu sudah punya planing mau kemana?" tanya Bu Diah.

"Ada Bu." Jawab Zelado.

"Kamu lanjut kemana?" tanya Bu Diah.

"Mau lanjut ke sekolah kedinasan." Jawab Zelado.

"Kemanakah itu?" tanya Bu Diah.

"Saya inginnya Akmil terus jadi TNI. Cuma itu saja." Jawab Zelado.

"Baru itu saja?" tanya Bu Diah.

"Iya Bu." Jawab Zelado.

"Terus kamu nggak ada rencana lain, jika nanti kamu nggak keterima?" tanya Bu Diah.

"Belum ada Bu, kalau nggak masuk, daftar bintara saja nggak apa – apa." Jawab Zelado.

"Tujuanmu masuk TNI apa?" tanya Bu Diah.

"Cita – cita saya, ingin berkarir di sana mengabdi kepada negara dengan memakai baju loreng yaitu dengan menjadi tentara." Jawab Zelado.

Bu Diah menggangguk. "Apakah kamu siap menjadi TNI?" Tanyanya.

"Saya siap." Jawab Zelado.

"Apakah orang tuamu setuju kamu jadi TNI?" Tanya Bu Diah.

"Sudah setuju." Jawab Zelado.

"Yang kamu siapkan apa saja?" Tanya Bu Diah.

"Sudah latihan fisik hampir setiap hari, rencana besok saya mau cek kesehatan ke Semarang di Rumah Sakit Tentara." Jawab Zelado.

Bu Diah mengangguk. "Baik kalau itu maumu, tapi kamu juga harus punya rencana cadangan bila kamu gagal." Katanya memberi nasehat.

"Iya Bu." Kata Zelado sambil mengangguk mengerti.

Setelah mendapat nasehat dari Bu Diah, Zelado pun mencoba untuk mencari alternatif lain apabila gagal masuk Akmil. Namun hingga saat ini pun belum mempunyai alternatif. Zelado pun mulai menambah porsi latihannya bahkan cuaca hujan pun tidak dipedulikannya meskipun orang tuanya sering memarahinya karena hujan – hujanan. Tak hanya itu saja mungkin karena posturnya dapat dikatakan tidak terlalu cocok untuk menjadi militer yaitu 167 cm mendapat ejekan bahkan kata – kata yang bertujuan untuk menjatuhkan mentalnya terutama Niko cs. Selain itu juga, Zelado memang ahli dalam pelajaran sejarah apalagi sejarah perjuangan yang menceritakan Jenderal Sudirman yang menjadi tokoh inspirasinya dan pelajaran mengenai sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Tak jarang Zelado kadang bertentangan dengan guru Mapelnya yang tak lain adalah Pak Susilo apalagi masalah peristiwa G30S yang sampai saat ini masih menjadi misteri.

World At WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang