Chapter 33 : Sandhi Yudha Operations 'He is Wanted Person'

1.1K 62 0
                                    

Saat ini Zelado sedang mengintai di seberang jalan menyamar menjadi penjual siomay sambil duduk di pangkalan ojek yang kosong dan sepi yang tepat berada di seberang jalan. Ia tak sendirian ada satu anggota yang menyamar menjadi penjual es cincau yang tak lain adalah Peltu Siswanto.

"Belum ada tanda – tanda kehidupan." Kata Zelado mengawasi rumah itu.

"Sepertinya rumah itu masih ditinggal pergi penghuninya Ndan." Kata Peltu Siswanto.

"Tapi itu ada mobil yang biasa dibawa mereka." Kata Zelado.

"Mungkin mereka masih di dalam rumah Ndan." Kata Peltu Siswanto.

Tak lama kemudian datang mobil mewah yang berhenti tepat didepan rumah itu yang kemudian masuk ke halaman. Ia belum pernah melihat mobil ini. Sepertinya ini adalah orang baru.

"Siapa lagi ini?" Tanya Zelado.

"Ini orang baru sepertinya Ndan." Kata Peltu Siswanto.

"Maleo Merah, Maleo B izin masuk." Zelado melapor kepada Kapten Aldo melalui HT.

"Iya ada apa?" Tanya Kapten Aldo.

"Izin Dantim ini ada mobil yang datang ke rumah itu, mobil tersebut adalah sedan hitam berplat nomor putih L 2293 XX. Sepertinya orang baru dan kami belum pernah melihat siapa gerangan di dalam mobil itu." jawab Zelado.

"Orang baru?" Tanya Kapten Aldo.

"Siap iya." Jawab Zelado.

"Terus monitor para tikus di sarangnya, siapa tahu mobil mewah tersebut adalah anggota baru dari mereka." perintah Kapten Aldo.

"Siap." Kata Zelado.

Lalu keluarlah orang yang berada di mobil itu yang berjumlah empat orang. Dan salah satu dari keempat tersebut tak lain adalah Osman yang merupakan pimpinan RSLA wilayah Asia Tenggara.

"Itu bukannya si Osman?" Tanya Peltu Siswanto.

"Osman?" Tanya Zelado.

"Iya Ndan itu Osman, orang yang paling dicari." Jawab Peltu Siswanto.

"Sepertinya dia juga berada di kota ini." Kata Zelado. "Izin menyampaikan Dantim, ada informasi terbaru, mobil tersebut adalah anggota RSLA salah satu dari orang tersebut adalah orang paling dicari yaitu Osman." Zelado melapor ke Kapten Aldo.

"Apa?! Si Osman?!" Tanya Kapten Aldo.

"Siap iya Dantim." Jawab Zelado.

"Tetap berada di tempat dan awasi setiap gerak – gerik mereka, selanjutnya kami akan mengintai dari alat perekam sepertinya mereka akan merencanakan sesuatu!" Perintah Kapten Aldo.

"Siap." Kata Zelado.

Kapten Aldo dan AKP Wildan pun langsung menggunakan alat penghubung perekam yang telah dipasang di dalam rumah itu yaitu semacam radio.

"Saatnya kita mendengarkan percakapan mereka dan apa yang akan direncanakannya." Kata Kapten Aldo.

AKP Wildan mengangguk.

Sementara di dalam rumah itu ada dua pentolan RSLA yang sering meneror di Indonesia yaitu Osman dan Pendi. Mereka merencanakan aksi selanjutnya.

"Jadi kita akan melakukan aksi di tujuh tempat ini dalam rentang waktu satu jam, untuk yang akan melakukan aksi adalah dari anak – anak yang kita latih selama satu bulan, setelah kita melakukan aksi kita di Margonda kemarin menurut saya kurang memuaskan jadi kita harus membuat aksi di berbagai tempat yang berbeda dalam waktu satu hari agar situasi ini semakin kacau dan pemerintah Indonesia pun sadar bahwa mereka itu salah besar." Terang Pendi.

World At WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang