Aku mengambil dua belati dan menyelipkannya di kedua sepatu boots-ku. Pistol biasa dan pistol api di pinggangku juga cambuk di tangan kananku.
Aku sudah siap untuk penyerangan malam ini.
Pesta di Avemaris Pariseau. Kastil utama para Vampire. Tepat pada tengah malam nanti.
Aku berjalan keluar dari kamar pribadiku dan berjalan menuju aula utama. Tempat yang aku tinggali ini bukanlah rumahku. Aku tidak lagi punya rumah sejak aku lahir.
Jadi di sinilah aku tinggal, di kastil tersembunyi yang di lindungi batu batu kokoh dan kristal cahaya. Hal yang membuatku terkadang merasa terluka. Kristal cahaya membuat tempat ini terasa seterang matahari sedangkan aku tidak bisa menyentuh matahari.
Karena itulah aku berbeda. Aku selalu memakai jubahku kemanapun aku berada, terutama di kastil ini.
Kastil ini di tinggali oleh Malaikat. Sedangkan aku? Orang asing.
Tapi ini bukan kastil kerajaan Malaikat. Bukan. Bahkan kastil itu sudah musnah lama. Ini hanyalah kastil tua dan kuno yang kami gunakan sebagai markas besar kami untuk para Vampire Hunters seperti kami.
Jadi ku tegaskan, kami bukan Malaikat ataupun Vampire. Kami Vampire Hunters.
Namun perbedaan ras tetaplah perbedaan. Tidak peduli bahwa tujuanmu sama, kau tetap berbeda. Semua orang di sini akan menatapmu ganjil seolah kau adalah lumpur di lautan biru. Tapi setengah dari mereka ada yang memilih mengacuhkanku dan ada yang menunjukkan respek mereka padaku karena apa yang aku lakukan meskipun mereka tak menyukaiku. Setidaknya mereka mau menghormatiku.
"Zephyr Fleura." Duval Thora berdiri dan memanggilku.
Zephyr itu adalah pangkatku di sini. Aku pemimpin seluruh pemimpin di sini tapi di atasku, tentu saja masih ada seorang Duval. Duval adalah pangkat bagi orang tertinggi dalam kepemimpinan kami, ia yang paling kami hormati dan hanya Duval Thora yang menyayangiku seperti aku ini anaknya.
Di bawahku masih ada Wirtz, sebutan untuk pemimpin kelompok mereka masing masing.
Aku mengangguk, Duval Thora segera memulai pertemuan rahasia kami, pertemuan rahasia yang melibatkan seluruh Wirtz karena kami akan menyerang kastil utama Vampire, Avemaris Pariseau.
"Jadi Fleura akan menerobos masuk ketika kekacauan telah terjadi. Ia akan mengambil ahli dengan membakar tahta kerajaan Vampire." jelas Duval Thora. "Yang lainnya harus melindunginya hingga ia berhasil membakar tahta kerajaan. Setelah itu musnahkan seluruh Vampire. Jika keluarga kerajaan dan bangsawan itu mati tak tersisa maka harapan para Vampire biasa akan sirna. Mereka tak punya pegangan dan mudah kita tumpas."
"Kalian mengerti?"
Aku mengangguk, aku yakin mereka juga melakukan hal yang sama. Aku melihat jam, satu jam lagi. "Waktu semakin sedikit. Ini saatnya untuk bergerak."
Dan mereka semua mengikutiku keluar tapi tidak dengan Thora. Ia akan menunggu di Luminous Sanctaidd, kastil kami.
Kastil Vampire berada cukup jauh dari kastil kuno kami yang berada di Luxaford. Kastil Vampire itu berada di Eucasia namun dengan sayap yang kami punya, kami akan dapat cepat sampai di sana.
Kecuali aku. Aku tidak punya sayap.
Maka aku melakukan perjalananku sendiri. Dengan portal.
Aku ini bukan malaikat. Bukan juga Vampire. Aku ini keduanya. Bisa bayangkan seperti apa rasanya menjadi seseorang setengah Vampire yang membenci serta turut membunuh rasnya sendiri?
Tapi membenci rasku merupakan dendamku dan memusnahkan rasku merupakan pilihanku.
Ketika aku sampai, pasukkanku masih jauh sehingga aku memutuskan untuk menunggu. Tidak lama karena mereka benar benar bersemangat menginjakkan kaki di kastil utama Vampire.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Hunters
VampiriCirce Autheneer, ia adalah vampire setengah malaikat yang memutuskan untuk membunuh kaumnya sendiri. Sejak kecil ia di besarkan bersama para malaikat, tapi kebencian itu sudah ada jauh di dalam hatinya. Ia membenci bagaimana malaikat di perlakukan...