IV. Hunters - Lose

2.6K 299 2
                                    

Ketika kami sampai, aku menyadari bahwa Avemaris telah di perbaiki. Susunannya juga sepertinya berubah. Mungkin untuk mengelabui Vampire Hunters.

Kami langsung di antar ke kebun belakang dengan pemeriksaan ketat. Untung aku tidak membawa apapun.

Seperti senjata api, misalnya.

"Kita tidak di perbolehkan masuk melalui kastil kerajaan, jadi kita akan menggunakan jalan memutar." jelas Emely.

Aku mengangguk saja.

Kami sampai di kebun belakang Avemaris, kebun ini rata rata di penuhi bermacam macam tumbuhan, buah buahan dan bunga.

Terlalu indah. Bahkan tampak bahwa perkebunan ini membuat sebuah labirin.

Jelas mereka punya banyak sekali pelayan dan tukang kebun untuk merawatnya.

"Ayo, ikut aku."

Kami memiliki blok inti untuk di rawat. Kata Emely, ayahnya sudah begitu di percaya sehingga mereka dapat merawat blok inti. Ketika kami memasuki blok inti, aku melihat ada meja dan kursi di sana. Mungkin untuk minum teh atau entahlah.

Ini pusat labirin yang cukup besar dan kami yang akan merawatnya.

"Kau perhatikan jika ada tumbuhan yang mati, aku akan segera mengguntingnya." kata Emely. "Lalu kau bisa bantu aku menyirami dinding labirin ini."

Aku hanya mengangguk dan berpura pura memperhatikan sesuatu. Bagaimana caranya aku bisa mendapat informasi? Akan sangat bagus jika kesempatan ini tidak aku sia siakan.

"Kenapa sepertinya tempat ini lumayan sepi?" tanyaku.

"Tidak. Tempat ini sebenarnya ramai, hanya saja hari ini Pangeran sedang pergi. Jadi para pelayan yang bertugas di sini dapat kembali ke dalam sementara beberapa tukang kebun yang pekerjaannya sudah selesai, boleh libur hari ini. Tapi mereka bilang tanaman di sini mulai mati, jadi kita tidak dapat libur." katanya di akhiri dengan menggerutu.

"Apakah hal itu akan sering terjadi?"

"Tidak juga. Pangeran suka berada di sini, melihat kami bekerja terkadang ia duduk berdua dengan Ratu atau Putri." jelasnya.

"Pangeran punya seorang adik?" tanyaku.

Emely mengangguk, "Kau tidak tahu?" aku menggeleng. "Mungkin karena kau terlalu lama tinggal di Human City."

Aku diam saja.

"Apakah Pangeran sudah memiliki kekasih?" tanyaku. Kekasihnya bisa jadi kelemahannya.

"Hei, aku tahu Pangeran kita sangat tampan. Tapi kau tidak boleh coba coba mendekatinya meskipun ia sangatlah ramah." goda Emely. "Untuk menjawab pertanyaanmu, Pangeran kita tidak punya kekasih ataupun tunangan. Tapi dengar dengar, banyak yang melihat Pangeran bersama seorang gadis cantik."

"Benarkah?" tanyaku seraya mengamatinya. Emely hanya mengangguk dan terus menyirami tanamannya. "Apa ia seorang bangsawan? Atau Putri dari sebuah Clan besar?"

Aku menyentuh tanaman tanaman mati tersebut dan membuatnya kembali hijau.

"Belum dapat di pastikan. Namun gadis cantik itu pastilah merupakan keturunan orang terpandang. Mungkin ia bangsawan." Emely mengangkat bahunya.

"Apa kau menemukan tanaman mati?" tanyanya.

Aku berhenti bertanya dan menggeleng, "Tidak. Sebaiknya aku bantu kau menyiram saja."

"Aneh, padahal mereka bilang kita punya banyak tanaman mati di sini." gumamnya bingung.

Tiba tiba terdengar suara menghebohkan dari luar. Emely berbalik dan langsung berjalan pergi, aku hanya mengikutinya saja. Sayup sayup terdengar suara yang meneriaki 'Pangeran' dengan keterkejutan.

Vampire HuntersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang