Luc tak ingin melihatku. Itu karena kebohonganku. Atau karena rasa bersalahnya telah menjebakku?
Aku juga merasa di bohongi. Di tambah dengan rasa bersalahku.
Luc membalas perkataanku di ruangan yang mencekam ini. "Kau sendiri bagaimana, Circe? Sudahkah tepat pilihanmu untuk menyerang rasmu sendiri? Bahkan aku tak tahu yang mana kejujuranmu. Apa kau juga berbohong soal perasaanmu padaku?
"Aku memang berbohong tapi aku jujur padamu saat aku mengatakan bahwa aku mencintaimu. Aku tak bohong, Luc. Kau harus percaya."
"Tapi aku tak percaya lagi padamu, Circe." Luc menatapku terluka. Tapi di atas itu semua hal yang paling membuatnya terluka adalah sebuah kesadaran.
Kesadaran yang juga langsung memukulku telak. Aku dan Lucas.. kami bersaudara.
Karena Lucas telah mencintai saudaranya sendiri. Karena cinta ini salah.
Luc mengangguk. Bukan kepadaku. Tapi kepada Vampire Vampire itu. Mendapat sinyal itu, mereka langsung bergerak menyerangku. Sementara dari sudut mataku, aku dapat melihat Luc, pergi dari tempat sesak nan pengap ini.
•••
Tiba tiba dari jendela, muncul para Malaiakat yang langsung membantuku. Begitu juga Duval Stella.
"Kau sudah temukan siapa musuhmu?" tanyanya seraya memasangkan jubah kebangsaanku dulu.
Aku menelan salivaku. "Ya."
Duval Stella menghela nafas. "Kau tak perlu memilih. Bersikaplah netral."
"Tapi dalam perang tak ada pihak yang berdiri di garis tengah. Atau malah hanya menonton pertumpahan darah."
"Ini milikmu." Duval Stella menyerahkan cambuk dan beberapa senjata milikku.
Aku menyelipkan pistol di kedua bootsku. Lalu belati dan pedang di balik jubahku. Sedangkan cambuk di tanganku.
Ia menepuk pundakku. "Ayo!" aku mengangguk dan menutup wajahku dengan tudung di jubahku.
Kami berlari keluar dan mulai berpencar. Aku menghajar Vampire Vampire yang ada di sekitarku. Mereka tak akan tahu jika aku adalah tunangan Pangeran. Kecuali jika mereka memasati wajahku.
Tapi pergerakkanku selalu lebih cepat dari siapapun.
Mereka pasti kesulitan mengenaliku.
Aku mencambuk semua yang menghalangi jalanku. Aku tak tahu tujuanku kali ini. Aku tak punya misi apapun untuk di selesaikan. Dan jika misi terakhirku masih berlaku.. apa aku benar benar harus menghabisinya?
Aku tak tahu. Karena aku bahkan tak yakin bisa melakukannya.
"Siapa kau sebenarnya?" tanya Vampire itu.
Aku mendecih. "Bahkan kau masih bisa bertanya di saat seperti ini? Tidakkah kau ingin memohon untuk keselamatanmu?"
"Aku tak akan melakukan hal itu pada mahluk hina sepertimu!"
Mahluk hina sepertiku.
"Kalau begitu ucapkan selamat tinggal!" ku cambuk ia dengan kuat.
Ia menjerit. Tapi kematian telah merengutnya dengan cepat. Atas keberaniannya melawan kata kataku, aku memberikannya kematian tercepat yang bisa ia rasakan.
Swissh!
Tudungku terlepas karena kibasan pedang yang begitu kuat. Untungnya aku berhasil menunduk. Tapi angin yang terdorong berhasil membuat tudungku terbuka.
"Kau!" seseorang berseru dan menunjukku.
Aku mendecih. Lalu menghajarnya tanpa ampun. Merahasiakan diriku pun percuma. Mereka akan segera tahu semuanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/75234651-288-k816877.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Hunters
مصاص دماءCirce Autheneer, ia adalah vampire setengah malaikat yang memutuskan untuk membunuh kaumnya sendiri. Sejak kecil ia di besarkan bersama para malaikat, tapi kebencian itu sudah ada jauh di dalam hatinya. Ia membenci bagaimana malaikat di perlakukan...