XII. Hunters - Engaged

2.1K 247 1
                                    

Konyol. Aku bahkan sempat menarik sudut bibirku atas perkataannya itu.

Refleks atau kekuatan perintahnya memang kuat?

"Ayo turun. Kita sudah sampai."

Perpustakaan hari itu tak seramai biasanya. Lebih menguntungkan untukku jika begini keadaannya. Aku tak suka banyak orang mengenalku. Karena apa yang ku lakukan bukanlah hal baik. Menyerang orang lain, entah ia penjahat atau bukan, adalah pekerjaan yang tidak baik.

Karena pada akhirnya, hanya sama sama menyakiti.

Tapi aku tak akan berhenti. Tak semudah itu.

"Apa kau pernah kemari?" tanya Lucas yang tiba tiba memecah keheningan.

"Tidak. Ku pikir tak ada gunanya juga."

"Kenapa?"

"Karena aku tak akan menemukan apa yang ku cari di sini. Aku tak akan menemukannya. Kecuali dongeng dan kisah fantasi yang berakhir bahagia." sarkasku.

Lucas menaikkan sebelah alisnya. "Apa yang kau cari?"

"Sesuatu yang tak akan di temukan orang lain."

"Kau terlalu banyak berteka teki, Circe."

"Kalau begitu berhentilah bertanya. Kau tidak tampak seperti Pangeran di hadapanku dengan pemikiranmu yang pendek dan bodoh itu."

"Kau menghinaku?" ia memasang wajah pura pura jengkelnya.

Aku diam saja dan mengamati sekitar tanpa membalas ucapannya lagi. Berdebat dengan seorang Pangeran di muka umum bukanlah berita bagus yang ingin ku dengar.

"Circe, ikutlah denganku."

Aku menoleh dan saat itulah, ia menggandeng tanganku secara tiba tiba dan menarikku ke sebuah pintu emas.

Karena aku tak tahu kemana kami akan pergi, aku hanya mengikutinya saja. Di balik pintu itu ada lorong lagi. Dan sebelum menemukan jalan buntu, Lucas berhenti.

Ia menarik sebuah buku bersampul merah tua yang usang dan tampak tak menarik dari lemari yang ada di sana. Tiba tiba saja lemari itu terbuka dan menampakkan sebuah ruangan.

"Ayo." ia mengajakku masuk dan meletakkan kembali buku itu sebelum lemari tertutup dan menampilkan dinding biasa.

Tempat ini di penuhi buku.

Aku tak menyangka bahwa tempat yang ku kira hanya santapan publik saja, menyimpan rahasia.

"Ini perpustakaan kecil keluargaku. Kau tahu, kerajaan tak terus menerus di turunkan kepada keturunan Scherzinger. Jadi orang tuaku membuat perpustakaan ini di balik perpustakaan terbesar di Eucasia." jelasnya. "Agar keturunan Scherzinger nantinya, dapat mengenali sejarah keluarganya sendiri. Meski buku buku di sini tidak seasli di kerajaan, tapi buku ini sudah di ulas dengan lebih baik. Tanpa menghilangkan sejarahnya."

"Berbeda sekali dengan dongeng itu." kali ini ia menyindirku.

Aku yang sedang melihat lihat berhenti. Aku menghela nafas dan tanpa berbalik, aku bertanya. "Kenapa kau mengajakku kesini Lucas? Apa ini semacam kencan?"

"Menurutmu begitu?"

Tampaknya ia ingin meremehkanku.

Aku berbalik dan bersedekap. "Jika kau mengajakku kemari hanya untuk memulai perdebatan denganku, kau sudah melakukannya sejak tadi."

"Baiklah, aku akan menjawabnya." ia tersenyum kecil. "Aku mengajakmu kemari karena ini, tempat bersejarah untukku. Sedangkan tempat lain yang ingin aku tunjukkan padamu, sudah pernah kau kunjungi. Jadi, anggaplah ini sebuah ajakkan kencan. Apa kau ingin berkencan denganku?"

Vampire HuntersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang