Setelah perang berakhir, aku tinggal bersama Lucas dan Hailey. Selama seminggu berada di sini, semuanya seolah berbanding balik dari yang sebelumnya.
Ingat gudang persembunyianku dengan Hailey saat itu? Kini di sanalah aku tinggal.
Selama berada di sini, Lucas seperti ingin membunuh mentalku perlahan. Tapi tentu saja ia tak akan mendapatkan itu dari seorang Circe. Tak akan ada orang yang bisa membunuh akal sehatku.
Sementara Hailey, perlahan ia melunak padaku. Entahlah, mungkin ia kasihan pada sepupunya ini. Aku tak bisa membaca pikirannya, aku tak akan tahu. Tapi dengan sikap dan perasaan lembutnya, aku tahu ia tak pernah tega melihatku di hina atau di tekan oleh Lucas.
"Circe."
Oh satu lagi, Hailey juga mulai memanggilku dengan nama kelahiranku.
"Ya, Hailey?"
"Boleh aku masuk?"
Aku menggeleng. "Biar aku saja yang keluar. Kau tak akan tahan dengan pengapnya ruangan ini."
Ia menatapku ragu, tapi akhirnya tetap mengangguk.
Ketika aku berdiri di hadapannya, ia malah seperti kehilangan seluruh kata kata yang ingin ia katakan padaku. Jadi biar aku yang memulai.
"Maaf. Ini semua karena kesalahanku." kataku.
Hailey menatapku lalu menggeleng. "Aku mengerti. Kau kehilangan semuanya sejak kau masih bayi. Salah orang tuaku juga yang membuat kau kehilangan orang tuamu."
"Mereka tak seberharga itu. Kau tahu, ketika kau tak pernah merasakan kasih sayang dari orang tua kandungmu atau bahkan melihat wajahnya, kau tak akan merasakan apapun untuknya. Bahkan setitik kesedihan."
Hailey tak mampu berkata. Tapi ia mengakui bahwa perkataanku benar, tampak dari sorot matanya yang tampak lega.
"Aku.. aku hanya ingin meminta maaf atas perkataanku saat itu. Aku tahu aku tak pantas mengatakannya."
"Tidak. Kau benar. Tentu seorang pengkhianat akan melahirkan seorang pengkhianat. Kata kata yang bagus, sebenarnya." aku mencoba untuk tersenyum geli.
Ia tersenyum. "Terima kasih karena kau tak marah padaku."
"Aku tak akan bisa. Tidak setelah kebaikkan hatimu. Tetaplah bermurah hati." doaku untuknya.
"Kalau begitu aku akan pergi sekarang. Jika tidak, Lucas mungkin marah jika mendapatiku ada di sini bersamamu."
"Ya. Pergilah."
Setelah Hailey pergi, aku kembali ke kamar pengapku. Bahkan ini tak layak di sebut kamar. Tetap saja ini gudang. Tak ada ranjang, tak ada lampu. Semuanya di penuhi benda rongsokkan.
Tempatku tidur hanyalah sebuah kardus yang ku temukan terjepit di bawah barang barang tak berguna itu.
Setidaknya sedikit cukup untukku meringkuk semalaman.
Aku menutup pintu dan kemudian bersandar di dinding sebelahnya. Duduk memeluk kedua lututku. Dengan posisi ini, aku berpikir dan terus berpikir akan kesalahanku.
Bunuh diri mungkin pilihan yang sederhana. Tapi itu menunjukkan keputus asaan.
Tak tahu berapa lama aku berpikir, perlahan kedua mataku tertutup dan akupun tertidur.
•••
Gedoran yang mengusik telingaku terdengar jelas dari pintu. Aku berdiri dan membuka pintu, lalu aku di hadapkan dengan kepala pelayanku yang lama.
Ternyata ia sudah kembali.
Bekerja kembali, maksudku.
"Kenapa kau lama sekali membuka pintunya?!" semburnya langsung. "Kau tak punya mulut atau apa?!"
![](https://img.wattpad.com/cover/75234651-288-k816877.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Hunters
VampireCirce Autheneer, ia adalah vampire setengah malaikat yang memutuskan untuk membunuh kaumnya sendiri. Sejak kecil ia di besarkan bersama para malaikat, tapi kebencian itu sudah ada jauh di dalam hatinya. Ia membenci bagaimana malaikat di perlakukan...