MSD - Part 7

67.4K 1.6K 28
                                    

Aku melihat raffael terkejut melihat ku dan azka.

Permainan baru dimulai sayang.

“ apa anda bapak Theo, karena ini pertemuan kami yang pertama.” jelasku sekaligus bertanya dengan senyuman yang paling menawan.

Aku masih melihat raffael masih berdiri ditempat semula tanpa begerak sedikit pun.

“ permisi, apakah anda juga salah satu yang bertanggung jawab akan project ini??” tanyaku pada raffael.

“ akh, iya. Kenapa?” raffael belum menyelesaikan kalimatnya dan aku sudah menyela.

Aku mengulurkan tanganku pada raffael. “Nayla Princessa Ferdinand, manager Royal Ocenia Cruises. Dan anda??”

raffel mengerutkan keningnya. “ Raffael Mikail Dimitry

raffael menekankan nama belakang'nya. Cih, siapa sudi memakai nama belakang iblis itu. Lagi pula memang tidak boleh kok dalam agama memakai nama belakang selain nama ayah kandung. Apa dia tidak tahu??

“ saya CEO disini, dan karena kebetulan Theo sedang ada beberapa project yang harus diselesaikan saat ini juga, jadi untuk kedepannya saya yang bertanggung jawab.” ujar raffael kemudian.

“ oh begitu, baiklah. Ini CEO perusahaan kami. Azka.” ujarku mengenalkan azka tanpa menyebutkan nama belakang'nya yang pasti sama dengan raffael. Sekali lagi raffael melirikku.

Sepertinya azka mengerti apa yang kumaksud. Azka mengulurkan tangannya pada raffael. “ azka” ujarnya singkat.

“ baiklah kalau begitu, bisa kita mulai sekarang??” ujarku memecahkan keheningan. Aku sudah muak berada disini, berada satu ruangan dengan Iblis ini.

Meeting berlangsung cukup lama. Sebenarnya aku ingin melarang azka menanda tangani surat kontrak perusahaan ini. Tapi bukankah aku harus profesional??

kulihat azka berdiri dan menyalami raffael berserta rekannya, begitupula aku.

“ terima kasih atas kedatangan kalian diperusahaan kami, kami harap bisa terus menjalin hubungan bisnis dengan perusahaan kalian” ujar raffael tanpa melepas tanganku.

Aku menatap tajam pada raffael guna melepas tangannya yang masih menggenggam tanganku erat. Tapi raffael benar-benar tak peduli.

Sampai kudengar suara deheman dari azka.

“ kami permisi, masih banyak yang harus kami kerjakan” ujar azka.

Raffael melirik arlojinya sebentar dan beralih padaku dan azka.

“ bagaimana kalau kita makan siang terlebih dahulu, bukankah ini sudah pukul 12.00 siang” raffael mengajak aku dan azka makan siang bersama.

Berada di satu ruangan saja membuatku muak, apalagi satu meja bersamanya.

“ terima kasih, tapi saya sendiri masih banyak sekali yang harus dikerjakan. Permisi” aku benar-benar sudah muak melihat raffael yang didepanku saat ini.

Azka mengikutiku dari belakang. “ tidak seharusnya kamu ngelakuin itu, nayla. Aku tahu bagaimana raffael. Dia gak akan tinggal diam atas apa yang kamu lakukan tadi diruang meeting”

aku terus berjalan tanpa menghiraukan ucapan azka.

Sesampainya dimobil, semua benteng pertahananku hancur. Aku menangis lagi, bulir air mataku turun menderas. Azka terkejut melihatku menangis.

“ ya tuhan, nayla. Kamu kenapa??” tanya azka dan meraih jemariku.

“ aku baik-baik saja, azka.” jawabku.

My Sweet DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang