MSD - Part 18

52.8K 1.5K 166
                                    

****

Aku sudah merapihkan rumah dan membereskan semua perlengkapan kedua malaikat'ku untuk study tour ke Bandung. Sekarang usia mereka sudah 11th . Ini tahun terakhir mereka mengenakan seragam Merah-Putih. Tahun depan mereka berdua akan menjadi siswa SMP. Aku tersenyum pada diriku sendiri. Setidaknya aku telah mampu membesarkan mereka seorang diri sampai dengan saat ini. Bangga, tentu saja. Menjadi single parent tidak mudah.

Aku masih menunggu dua malaikat'ku untuk turun dan sarapan pagi bersama'ku, seperti biasa.

Brakk,,brukk,,brakk,,brukk.

Aku meirik jam ditangan kananku. Sudah waktunya,

Angel, Mikail.” panggilku, masih dengan Nada teramat pelan.

Angel, Mikail” aku menaikan satu oktaf pada suaraku.

Dan keduanya masih belum turun juga.

Angelllllll, Mikail. Turuuuun.” aku berteriak sedemikian kerasnya dan membuat mereka sekarang berdiri didepanku.

duduk” perintahku.

Mereka mengambil duduk dikursinya masing-masing masih dengan saling menyikut.

Aku berdehem untuk menghentikan aksi mereka.

Mau sarapan atau mau bertengkar???” tanyaku sambil mengolesi selai stroberi untuk Mikail dan selai cokelat untuk Angel.

berteng,,ehh, sarapan, bunda” sahut mikail sambil menyeruput susu putihnya.

Aku menyerahkan setangkup roti untuk Angel dan Mikail.

Kami makan dalam keheningan. Tak ada satupun yang mulai berbicara.

Setelah setangkup roti dan segelas besar air putih sudah habis.

Aku membawanya ke dapur, mencucinya dan mengambil tas kerja serta kunci mobil. Melangkah perlahan ke teras depan.

Kedua malaikat'ku masih terdiam dikursinya masing-masing.

Mereka tahu, aku masih marah pada mereka berdua.

Semalam aku sudah menceramahi mereka panjang lebar, agar tak lagi bertengkar karena masalah kecil. Dan mereka berjanji untuk tidak melakukan'nya. Tapi, apa?? yang kusaksikan pagi ini. Mereka bertengkar lagi. Sepertinya, apa yang kukatakan pada mereka tak digubris sama sekali.

Mang Ujang,” panggilku sedikit berteriak.

Mang ujang tergopoh-gopoh menghampiriku.

ya, Neng.”sahutnya pelan.

antarkan anak-anak ke sekolah,” perintahku pada mang ujang dan segera masuk ke mobil.

***

Bunda marah lagi tuh sama kita, kan. Semua ini gegara kamu, Mikail!!!!” angel berteriak pada mikail. Sementara mikail hanya menutup kedua telinganya.

Mikail mengambil tas punggung besarnya dan berjalan ke teras depan dimana Mang Ujang sudah menunggu.

Eh, den Mikail, neng Angel-nya mana?” tanya mang ujang setelah melihat Mikail duduk didalam mobilnya. Mikail hanya mengerdikan bahu-nya.

Angel ikut masuk kemobil sambil berungut-sungut. Wajah mungill nan cantik-nya terlihat marah dan kesal.

Mang Ujang,” panggil angel.

My Sweet DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang