MSD - Part 15

58.9K 1.4K 49
                                    

==============================================================================

Luar biasa azka, kau lebih sayang padanya dari pada aku yang sedarah dengan'mu.

***

“ hai, om nando. Mau jemput kami ya?” tanya seorang laki-laki tampan bertubuh mungil.

“ iya mikail. Angel mana?” tanyaku sambil mengusap rambut mikail.

Mikail menunjuk keberadaan angel yang sedang berjalan menghampiri kami berdua. Dan aku juga melihat sosok raffael disamping angel. Tepatnya raffael mengaitkan jemarinya ke jemari mungil angel.

“ om nando, kok disini?” tanyanya.

Aku berjongkok dan mengecup puncak kepalanya. “ iya, mau jemput kalian berdua.”

kulihat angel menatap raffael. “ yah, Pa raffael siang ini gak bisa antar angel dan mikail pulang kerumah. Artinya angel makan siang masakan mba dong.” ujar angel kecewa.

“ hmm, gimana kalau besok siang kita jalan-jalan. Bapak, Angel dan Mikail. Gimana setuju??” ucap raffael.

“ asyik. Mikail, besok kita jalan-jalan lagi. Janji ya Pa raffa.” teriakan angel membuatku jengah. Sejak kapan mereka mulai akrab??

harusnya mereka hanya boleh tersenyum padaku, bukan pada raffael meskipun dia ayah kandung mereka. Tapi, aku yang sudah hampir 6th bersama dua anak ini. Ckk, menyebalkan sekali.

“ iya Angel. Bapak Janji.” ujar raffael sembari memberikan kelingking'nya dan disambut oleh dua kelingking mikail dan angel.

“ baiklah anak-anak. Kita pulang sekarang. Sudah cukup siang.” ujarku,

“ aku titip mereka, nando” bisik raffael ditelingaku.

“ kau tenang saja, mereka sudah mengenalku sudah cukup lama” sahutku sombong.

Raffa bergumam. “ tapi kenyataan'nya mereka adalah anak-anak'ku. Yang mengalir pada tubuh mereka adalah darahku. Dan buktinya kau bisa lihat sendiri, aku baru beberapa bulan mengenal anak-anak'ku, akan tetapi mereka sayang padaku.” tegasnya yang membuatku ingin sekali memukulnya. Sudah sangat lama aku ingin sekali memukul wajah'nya. Kenapa waktu itu aku tak sekalian membunuhnya saja, toh tak'kan ada yang tahu keberadaan'nya??!!

aku tersenyum pada raffael, “ oh, kau tak usah khwatir. Aku sudah tahu mengenai hal itu. Bye”

“ dadah Pa raffael,” ujar mikail dan angel bersamaan seraya melambaikan tangan mereka.

“ kalian mau makan apa?” tanyaku setelah mereka sudah duduk didalam mobil.

“ pulang aja” jawab mikail.

Mikail memang sedikit dalam berbicara. Kuakui dia memang mirip si brengsek raffael.

“ kalau angel, gimana?? mau makan siang apa?” aku beralih pada angel.

“ umm, kalau mikail pulang. Aku juga deh.”jawab angel.

“ katanya kalian gak mau masakan mba?” tanyaku mencoba sabar.

“ gak apa deh, nanti aku minta beliin pizza atau burger ke bunda.” jawab angel.

“ ehm, om nando punya pizza. Masih hangat. Angel mau?” tawarku pada angel.

“ mau, mana-mana om” sahutnya.

Aku lebih menyukai angel, dia sangat lucu dan menggemaskan.

“ jangan angel, inget apa kata Pa Raffael, gak boleh keseringan makan pizza atau semacam-nya. Itu gak sehat.” ujar mikail.

My Sweet DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang