Cerita 53

16.8K 599 17
                                    

Malam ini tepat malam jum'at kliwon, dika, aldi, dindan dan via sudah siap untuk bermain jelangkung di samping pemakaman umum yang terkenal angker, bunyi suara burung gagak membuat bulu kuduk mereka merinding, perasaan ragu menyelimuti mereka kecuali dika yang terus berkeras akan bermain jelangkung. langkah mereka menuju ke arah pemakaman itu terasa berat, dan lambat mungkin lebih lambat di banding pengantin baru.

"Kalian sudah siap semua, disini tempat kita akan bermain jelangkung" Ucap dika.
"Emang tidak ada permainan lain ya dik," kata dinda ketakutan, tangannya memegang erat baju aldi.
"Jangan tarik-tarik dong!" Kata aldi kesal.
"Siapa juga yang mau lari" ucap dinda, telinganya yang sedikit bermasalah tentu akan menyulitkan mereka. tapi itu hal yang biasa bagi mereka.
"Jangan tarik-tarik" ulang aldi, bibirnya kini terlihat jelas menyebutkan kata-kata itu.
"Aku kan takut al." Ujar dinda.
"Kalau kau takut, pulang sana main barbie." Ledek aldi. Aldi mencoba melepaskan tangan dinda yang menarik bajunya.
"Sudah jangan ribut nanti orang kuburan terbangun." Kata via yang juga merasakan bulu kuduknya merinding.
"Sudah-sudah! Mana boneka yang aku suruh kau membuatnya." Pinta dika pada aldi. Aldi mengeluarkan sebuah boneka barbie milik dinda. Tanpa melihatnya terlebih dahulu, matanya lebih tertuju pada sekelilingnya.
"Apaan ini? Kau kira kita mau mengundang makhluk seperti dinda" ucap geram dika.
"Itu yang ada dik, pakai itu sajalah, itu kan keren boneka jelangkung keluaran terbaru." Ucap aldi. Mau tak mau dika harus memakai boneka barbie itu. Tangan mereka semua saling tehubung satu sama lain.
Mata mereka terpejam "Jelangkong jelangset, enggkong-enggkong pakai manset" ucap diki membaca mantra.
"Jelangkung jelangset, makan kangkung di atas keset" lanjut aldi.
"Jelangkung jelangset, aku di tikung temang senget." Lanjut via. Dinda tak melajutkan mantranya, keheningan saat terasa kala itu, aldi menyikut tangan dinda, namun dinda tetap tidak sadar.
"Apaan? Jangan senggol-senggol deh." Ucap dinda.
"Mantranya, dinda." Jelas aldi, mengatakan tepat di telinganya.
Dinda mengangguk, itu artinya dia paham.

Humor Ngakak [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang