Cerita 29

33.7K 1.2K 28
                                    

Hehehe. Aku selalu senyum-senyum sendiri jika mengingat kejadian dulu saat aku SMP, saat itu kami sedang mengikuti mata pelajaran pertanian. Tak perlu waktu yang lama, Pak guru pun berkata, Semuanya bersiap-siap, kita akan ke luar kelas menuju ke lahan pertanian (tempat praktek) kita,"
"Oke Pak," jawab kami dengan semangat.

Kami pun berjalan menuju lahan pertanian layaknya anak SMP lain yang masih suka bercanda, tertawa-tawa di jalan bersama teman-teman hingga ketua kelas sudah tak mampu lagi untuk menegur kami. Tak ketinggalan cangkul di tangan beberapa anak laki-laki dan beberapa senjata lainnya yang dibawa oleh anak perempuan. Aku memang menyukai pelajaran ini tapi tidak dengan prakteknya karena kami harus memegang tanah dan memecah-mecahkannya -membuatnya lebih terurai. Tawa masih saja terdengar dari setiap siswa lain, entah apa yang sedang mereka bicarakan. Saat-saat seperti ini siswa laki-laki akan mengambil kesempatan untuk menakut-nakuti kami para anak perempuan saat kami sedang asyik-asyiknya bekerja atau pun sekedar menggosip di samping setiap bedengan tanah yang sedang kami kerjakan.

"Wuaaaa.. toloonng jijik!" teriak salah satu siswi.
"Woooi jangan main-main dong, buang tuh cacingnya," sahut siswi lain yang juga ditakut-takuti oleh para siswa menggunakan cacing tanah.

Acara lari-larian pun terjadi bagaikan densus 88 yang sedang mengejar teroris, alhasil mereka dipangggil oleh pak guru dan mendapat teguran. Nah di saat teman-teman yang lain sedang kena teguran dari pak guru, aku masih santai bekerja -walau tidak sepenuhnya bekerja- membersihkan sekeliling bedengan lahan kami. Ternyata salah seorang temanku Rian menggangguku dengan melempariku bagian-bagian kecil tanah -lebih tepatnya seperti pasir. Setelah berulang kali memintanya untuk berhenti menggangguku aku pun membalasnya dengan melemparinya juga. Dia justru berlari kearah pak guru sambil terus melempariku. karena telah berapa kali lemparannya mengenaiku, aku pun marah dan langsung mengambil segenggam tanah yang lebih keras seukuran genggamanku dan...

"WUISHH!!"

Astaga lemparanku salah sasaran, aku justru melempar pak guru? dengan menunduk aku pun menghadap pak guru dan meminta maaf tapi yang dihukum justru temanku si Rianlah yang dihukum. Saat itu aku tidak tahu harus berbuat apa, tapi yang pasti aku menahan tawaku dalam hati melihat ekspresi pak guru tepat saat lemparan tanah tersebut mengenai perutnya dan mengotori bajunya. Untuk pak guru, maaf atas ketidaksengajaan saya saat itu ya pak? Untuk Rian -nama disamarkan- maaf atas hukuman yang kamu dapat? Intinya, kita tidak boleh bermain-main saat sedang belajar, baik di dalam kelas maupun saat sedang berada di alam terbuka. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan?

Humor Ngakak [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang