Dizzy With HanBin

2.4K 217 22
                                    

"Kau tidak akan bisa memperbaiki dirimu dengan cara menyakiti hati orang lain"


21 hari setelah kejadian, SoHyun merasa sedikit khawatir pada Ahjussi itu. Bagaimana jika Ahjussi itu memanggil wartawan? Itu artinya SoHyun hanya sia-sia menyuap mulut mereka dengan uang yang harusnya Ia simpan untuk biaya pendidikannya nanti.

Aahh sangat frustasi itulah yang dirasakan SoHyun belakangan ini, bahkan Ia tidak bisa tidur karena memikirkan hal itu.

"SoHyun-ah kau tidak pulang?" Tanya teman sekelasnya yang sedang membereskan buku-bukunya untuk bergegas pulang setelah melakukan piket kelasnya. Ya, sekolah sudah sepi sejak 15 menit yang lalu.

"Molla..." Jawab SoHyun dengan lemas sambil menaruh kepalanya diatas meja yang ia tempati.

"Jika kau tidak ingin pulang seharusnya kau tadi membantuku membersihkan kelas menyebalkan ini" keluh temannya itu.

"Baiklah, aku duluan ya" lanjutnya sambil meninggalkan kelas.

Sinar matahari mulai meredup, kini bayanganpun semakin tinggi dari pantulannya. Dan SoHyun masih saja berada diposisinya dengan wajah menghadap jendela kelas, Ia mengambil ponselnya. Eoh, ternyata sudah pukul 5.30 KST.

"Apa aku berhenti sekolah saja? Lagipula gaji disana sangat besar untuk apa aku susah-susah belajar jika aku sudah menemukan jalanku? Hidupku sudah terjamin disana, bahkan sekarang sekolah lah yang membebaniku. Hhuuft sekolah membuat aku buang-buang uang saja" Gumam SoHyun.

Ponselnya pun kini berdering, sudah 7x SoHyun tidak mengangkatnya. Hari ini dia sangat malas melakukan sesuatu bahkan untuk bernapas pun mungkin Ia malas sekali.

"Emm?" Jawab SoHyun setelah mendapatkan ke 8x panggilan.

"Eoddi?" Tanya orang disebrang sana.

"Sekolah"

"Untuk apa kau masih disana? Tidak bosan eoh?" Omelnya.

"Aku sedang ikut pelajaran tambahan sampai malam. Jadi aku akan pulang pukul 9 nanti" Jelas SoHyun.

"Pembohong. Cepat keluarlah! Kakiku sudah tidak kuat berdiri di depan sekolahmu!!" Omelnya lagi.

"Mwo? Jinjjayo??"

SoHyun pun mulai bangun dari posisinya dan mulai berlari dari kelas menuju gerbang sekolah. Jadi sejak kapan orang itu berada di sana?

"BI-ssi, apa yang kau lakukan disini?!!" SoHyun masih belum bisa mengatur napasnya, untung saja pria itu segera mengambil tas SoHyun dan menggendong tas itu di punggungnya.

"Harusnya aku yang tanya itu padamu! Apa yang kau lakukan disini" Jawabnya.

"Tentu aku belajar disini"

"Cih, memperhatikan guru saja kau tidak pernah" ejek BI.

"Aku sudah juara 1 disana jadi untuk apa aku memperhatikan guru?" Jawab SoHyun yang membuat BI jengkel.

"Heol. Kau sombong sekali SoHyun-ah! Untuk apa kau juara 1 disana dan kau tidak memanfaatkan itu dengan baik?"

"Aku sudah memanfaatkannya untuk mendapatkan Beasiswa tapi aku ditolak mentah-mentah. Sekolahku tidak menerima Beasiswa" Jelas SoHyun.

"Hhmm malangnya nasib uri manager" Ucap BI mencubit kedua pipi SoHyun dengan keras.

"Hya! Geumanhae!" Seru SoHyun sambil memukul-mukul punggung BI.

-

"Bagaimana jika kita pulang malam?"

"Ide bagus!"

Dont Love My ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang