"Kau yakin tidak ingin bergabung dengan organisasi sekolah?" Tanya seorang teman sekolah SoHyun yang kini sedang duduk disampingnya. Mereka sedang berada di dalam kelas saat waktu istirahat.
"Eoh, aku terlalu sibuk" Jawab SoHyun singkat yang masih fokus pada bukunya.
"oh ayolah, kinerjamu bagus untuk organisasi sekolah!" Ia memohon sambil memegang tangan SoHyun.
"YooJung-ah! Kita sudah kelas 3 kan? Kita harus fokus pada pelajaran"
"Fokus? Kau bahkan datang kesekolah hanya 2kali dalam seminggu" Kini YooJung menutup buku yang sedang dibaca teman sebangkunya itu.
"Aku tidak membutuhkannya! Yang aku butuhkan sekarang adalah uang! Untuk apa aku membuang-buang waktuku dan tenagaku hanya untuk mengabdi pada sekolah? Bahkan sekolahpun tidak memperdulikan muridnya" Ucap SoHyun menatap kesal temannya.
"Jadi kau masih kesal karena mendalimu ditahan oleh kepala sekolah ya" YooJung menatap sendu temannya.
"Sudahlah lupakan mendali-mendali itu, toh aku bisa mendapatkannya lagi" SoHyun pun meninggalkan temannya yang berada di dalam kelas. Ia tidak ingin kebohongannya terlihat dengan jelas oleh teman seperjuangannya itu.
Ponsel SoHyun berdering mendapatkan sebuah panggilan, beruntung dia sudah memperbaiki ponselnya beberapa hari lalu.
"Ne?"
"Kau pulang sekolah jam berapa?" Tanya seseorang di sebrang sana.
"Setelah pulang sekolah aku akan latihan Taekwondo, mungkin nanti malam aku baru pulang" Jawabnya.
Tuttt. Tutt. Tuutt.
Orang itu langsung memutuskan teleponnya."JuNe? Kenapa dia meneleponku?" Gumam SoHyun.
-
"SoHyun-ah ada seseorang yang mencarimu" Ucap temannya yang baru saja masuk kedalam ruang latihan.
"Bilang padanya 30 menit lagi aku selesai" SoHyun melanjutkan latihannya, Ia sedang menendang sebuah target yang dipegangkan oleh teman latihannya.
"SoHyun-ah! Istirahatlah sebentar! Kau sudah menendang target ini sampai tanganku mau copot rasanya" Keluh partnernya.
SoHyun masih saja menendang targetnya.
"Jika kau berlatih dengan emosi tidak akan menyelesaikan apapun! Kaki mu akan cedera! Kaki mu adalah segalanya!" Serunya.
"Sekarang kau pulanglah! Bukankah seseorang menunggumu di luar?" Lanjutnya.
"Baiklah"
SoHyun pun menuruti kata-kata temannya dan segera bergegas berganti pakaian untuk pulang.
Sesampainya di depan gedung latihan, Ia menemukan sosok pria yang tak asing baginya. Untuk apa dia jauh-jauh kesini?
"Goo JunHoe" Panggil SoHyun menyipitkan matanya untuk meyakinkan pria yang dipanggil namanya itu.
"Kau bilang 30 menit lagi, tapi aku baru menunggumu 7menit" Ucap pria berpakaian serba hitam itu.
"Untuk apa kau kesini? Kau ingin kepemakaman? Mengapa bajumu serba hitam seperti itu" Tanya SoHyun yang kini berjalan di sampingnya.
"Hanya ingin pulang bersamamu" Jawabnya yang terdengar aneh di kuping SoHyun.
"Hya! Bukankah Sajangnim memberimu mobil? Mengapa kau tidak menggunakannya?? Aku lelah jika harus naik bus lagi karena menjemputmu" Keluh JunHoe. Dia bukan seperti JunHoe yang biasanya, sikapnya juga berbeda kali ini.
"Aku tidak ingin memakai barang pemberian orang dengan sembarangan. Lagi pula aku tidak menyuruhmu untuk menjemputku kan? Eoh?" Ucap SoHyun sambil mengacak-acak rambut JunHoe walaupun dengan sedikit berjinjit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dont Love My Manager
Fiksi PenggemarCerita tentang seorang gadis SMA yang bekerja paruh waktu sebagai Manager dari Boyband YG Entertaiment, iKON. Demi bertahan di dunia yang krisis ini, Sohyun membantu ibunya yang bekerja seorang diri sebagai ibu yang memiliki usaha butik kecil sekali...