27

597 36 10
                                    

Haaai Reaaders! bertemu kembali dengan Author! Maafkan karena keterlambatan Author mempost FF Ini heheheh. So Selamat membaca yaaa! Vote dan komentar kalian sangat dinanti oleh Author!

****

Sinar matahari menembus sela-sela jendela kamar, seorang pria masih bergelung di dalam selimut tebalnya seolah ia tak ingin meninggalkan dunia kapuk itu.

Kai seolah masih nyaman dengan bantal dan duni kapuknya, meski sinar matahari sudah memaksa masuk melalui sela-sela matanya.

"Kai bangunlah, bukankah hari ini kau ada meeting?" ujar Yuri berusaha membangunkan Kai.

Sebenarnya ini sudah ke 5 kalinya melakukan ini, namun sepertinya lelaki ini tidak ingin beranjak sedikit pun dari kasur.

"Kai bangunlah, aku sudah membuatkan sarapan untukmu. Ckckck ayo bangun, hari ini aku juga akan pergi menghadiri syuting iklan dan pemotretan untuk sampul majalah. Kau mau aku tinggal??" ujar Yuri menggoyang-goyangkan tubuh Kai.

Kai yang kesal karena mendengar suara Yuri yang secara tak langsung merusak acara tidurnya itu, dengan malas bangkit dari kasur empuk itu dan membuka matanya.

"Bukankah setahuku kau tidak akan melakukan proyek dulu? Kenapa sekarang kau bilang akan syuting iklan?" tanya Kai bingung masih dengan mata setengah terbuka.

Yuri menghela nafas, dan kemudian tersenyum kecil.

"Maafkan aku, kau tahu sendiri aku ini seperti apa kan? Tidak bekerja membuat aku merasa bosan setengah mati. Aku janji ini adalah yang terakhir, setelah itu kita kembali fokus dengan persiapan kita yang kurang dari 1 bulan lagi ini" ujar Yuri.

Kai memang tahu jika Yuri adalah tipe wanita yang lebih senang bekerja dibanding mengurus rumah dan berdiam diri di Rumah, namun ia merasa seharusnya Yuri beristirahat dulu sebelum pernikahan dengannya itu. Lagipula jika untuk masalah uang, ia yakin tak akan kekurangan karena Kai juga bekerja. Uang mereka bahkan lebih dari cukup, dan seharunya Yuri selama 1 bulan ini di rumah saja dan biarkan dia saja yang bekerja.

"Terserah kau saja" ujar Kai, dengan malas menuju Kamar mandi untuk bersiap-siap menghadiri meeting.

"Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?" gumam Yuri, melihat bagaimana respon Kai yang begitu apatis terhadap ucapannya tadi.

***

Kai dengan malas mengunyah makanannya, seketika ia teringat pada kejadian kemarin.

Saat Dae Hyun yang menangis setelah ciuman mereka di depan Rumahnya, saat itu ia melihatnya dengan jelas lewat kaca spion mobilnya. Dan itu secara tak langsung mengiris hatinya yang sebelumnya sudah mantap akan membuang perasaannya pada gadis ini meski sebenarnya ia sama sekali tak ingin.

Dan saat ini ia kembali mengingat kejadian itu, membuatnya kembali merasakan ngilu pada hatinya.

"Kai apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Yuri sambil mengunyah roti bakarnya.

Sontak suara Yuri membuatnya kembali pada alam sadarnya, ia kemudian tersenyum kecil pada Yuri.

"Tidak ada" ujarnya sambil kembali mengunyah roti bakarnya.

"Apa masakanku tidak enak? Maafkan aku, saat ini aku buru-buru. Jadi hanya ini yang bisa kusiapkan" ujar Yuri tersenyum sedih.

"Tidak masalah. Lagipula aku juga sedang buru-buru, sehingga sarapan seperti ini cocok sekali untuk hari ini" ujarnya sambil tersenyum tipis.

Yuri merasa senang dengan Kai yang memahami dirinya, sejak dulu memang Kai selalu bisa memahami dirinya. Hanya dirinya lah yang belum bisa memahami lelaki ini, setidaknya mulai saat ini ia akan berusaha lebih maksimal memahami pria tan ini.

She is My Angel [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang