Chapter 9 : I Messed Up Your Plan, huh?

88 13 2
                                    

Sometimes the system goes on the blink
And the whole thing turns out wrong
You might not make it back and you know
That you could be well, oh, that strong
And I'm not wrong
(Bad Day - Daniel Powter)

***

Harry membawaku ke tempat parkir dimana kendaraan dia berdiam diri, kali ini Harry tidak membawa mobil, dia memakai motor. Setibanya di motor merah besarnya itu dia langsung mengenakan helm hitam bermotif tengkorak dan menyodorkanku helm biru muda tanpa motif padaku. Jelas sekali helm ini untuk cewek, mungkin saja helm ini bekas dipakai oleh Cassie tadi. Mengingat Cassie aku jadi iba dengannya.

"Pakai helm itu!" Titahnya tanpa ada sedikit pun kelembutan.

"Kau mau membawaku kemana?"

"Tergantung." Dia memiringkan kepalanya sedikit mencoba untuk berpikir. Sial, dia bahkan belum punya rencana kemana aku akan dibawa dan sial lagi kenapa aku mau saja menurut dengannya!

Aku memasang helm itu. Well, anggap saja aku mengikuti Harry saat ini karena aku penasaran bagaimana rasanya naik motor. Sepertinya akan lebih nyaman dibandingkan naik mobil.

Saat aku sudah di belakang joknya, Harry menarik tanganku ke perutnya, "Pegang kuat-kuat."

Walau ragu tapi aku tetap menuruti. Belum pernah seumur hidup aku sedekat ini dengan seorang pria. Tubuhku begitu menyatu dengan Harry, aku seperti seorang wanita jalang yang rela menyerahkan tubuhnya sekarang. Kekacauan sering terjadi dalam hidupku tapi sungguh aku tak pernah bermimpi bisa sedekat ini dengan dua orang yang selalu membuatku tak aman.

Ganjil sekali. Aku sungguh yakin ada hal yang tidak beres, aku sangat yakin aku sedang dipermainkan. Bisa saja kejadian di parkiran tadi sudah dirancang sesuai skenario. Persetan dengan masa laluku yang mereka bilang sangat terkait dengan milik mereka. Itu semua pasti hanya akting juga!

Logikanya begini, mereka semua membenciku setengah mati selama setahun belakangan. Aku diperlakukan bagai kotoran yang baunya membuat mereka mundur jijik, aku dilempari sampah setiap hari, aku sering kena tampar, aku selalu mendapat cacian, aku selalu hidup dalam ketidak-tenangan dan lalu seminggu terakhir ini sikap mereka berubah tanpa alasan yang jelas.

Baiklah, sudah aku katakan, aku akan meladeni permainan mereka. Rencana mereka pasti ingin membuatku hancur tapi mereka sama sekali tidak tahu kalau aku sudah punya rencana besar sendiri. Mereka takkan membuatku hancur karena pada akhirnya akulah yang akan membuat diriku hancur, lenyap, hilang.... selamanya.

Perjalanan ini tak lama, tiba-tiba saja aku sudah ada di depan sebuah butik mahal. Kerutan di dahulu makin besar, butik? Yang benar saja?! Aku kira Harry akan membawaku ke pantai atau jurang atau apapun tempat sepi yang bisa membuat dia leluasa mempermainkanku tapi butik?

"Untuk apa kita kesini?"

Harry menyeringai lebar, "Kau nanti malam akan mengadakan pesta."

"Pesta?" Pesta dalam rangka apa? Lagipula aku tidak akan pernah mungkin mengadakan pesta, aku bahkan belum pernah ke pesta.

"Sudah jangan banyak tanya... ikut saja!"

Tanganku kembali dalam genggamannya, dia membawaku ke dalam. Miss Rhonda---begitulah tulisan di pin bajunya, si penjaga toko itu menyambut kedatangan kita dengan senyum lebar, dia bahkan sudah kenal dengan Harry. Ha, paling Harry sering kesini bersama para jalangnya.

"Sudah lama tidak berjumpa." Mereka berpelukan saling melepas rindu, "Harry, kenapa kau makin tinggi saja! Stop pertumbuhan tinggimu itu, aku tak mau jadi kurcaci kalau ada di dekatmu." Kata Miss Rhonda sangat semangat untuk ukuran wanita yang aku taksir umurnya sudah hampir setengah abad.

Lonely LullabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang