Oh oh oh here oh oh oh here oh oh oh
I ask myself what am I doing here?
Oh oh oh here oh oh oh here
And I can't wait till we can break up outta here
(Alessia Cara - Here)
***
Dapatkah kau percaya kalau aku sekarang resmi menjadi kekasih Luke --- pembully nomor satuku itu?
Dapatkah kau percaya kalau aku yang begitu ingin mati dan merasa dunia ini sangat tak adil luluh karena kata-kata buaian Luke dan berharap untuk hidup lebih panjang lagi?
Dapatkah kau percaya kalau aku, si miss pesimis yang sudah berencana untuk balas dendam dengan Luke malah jatuh cinta pada sosok itu sendiri?Ya. Aku gila. Aku gila. Aku gila mencintai Luke! Ini semua terasa sangat tidak nyata. Rasa benci di dalam hatiku yang biasanya membara hebat hilang begitu saja saat Luke bilang mencintaiku. Bodohnya, aku percaya! Aku percaya Luke mencintaiku dan aku mulai percaya kalau aku juga cinta dengan Luke!
Soal permainan itu bahkan aku tidak peduli. Aku tidak peduli kalau pada akhirnya aku akan dikhianati atau mungkin dicampakkan. Aku hanya peduli pada satu fakta kalau aku mencintai Luke dan sekarang aku resmi menjalin hubungan dengan orang itu.
Luke yang super posesif itu bilang agar aku tidak usah datang ke pestaku --- pesta yang dibuat oleh Harry itu. Tapi aku berkeras untuk datang. Kalau Luke tidak mau mengijinkan, aku bakal serius untuk putus hubungan dengan dia dan memecahkan rekor untuk hubungan tersingkat yaitu hanya lima menit. Luke pada akhirnya mengalah. Aku tidak memberikan jawaban kenapa aku berkeras untuk datang ke pesta itu, cukup aku yang akan mengakhirinya. Aku yang sudah memulai duluan, bukan?
Aku berencana untuk datang sebentar ke pesta itu dan bicara pada Harry kalau aku dan Luke berpacaran. Mungkin dia akan kaget sedikit, aku rasa hubungan cinta aku dan Luke pasti tidak akan menarik minatnya sama sekali.
"Telpon aku kalau terjadi sesuatu!" Luke berkata ketika mobil yang dia kendarai sudah tiba di sebuah bangunan lumayan besar dengan suara musik yang sangat amat besar.
Aku tersenyum menenangkan Luke, aku bawa tubuh Luke dalam pelukan. "Don't worry about me. I'll survive."
"I love you." sudah ratusan kali dia berucap kalimat ini tapi efeknya pada diriku masih tetap sama saja.
Tidak ada jawaban yang keluar dari mulutku. Aku lebih memilih untuk mengambil tindakan sedikit agresif dengan mencium Luke lebih dulu. Ya, silakan judge aku sesuka yang kalian mau... aku toh tak mau peduli karena aku sedang suka dengan rasa di bibir Luke. Aku ketagihan. Rasanya manis tapi menyegarkan. Luke juga pencium yang sangat handal. Aku jatuh cinta pada Luke dan ciumannya.
Setelah larut dalam ciuman yang sangat amat panjang dan menggairahkan itu, akhirnya kita pun berhenti. Aku sebenarnya tidak mau berhenti, aku mau terus mencium Luke sampai bibirku mati rasa tapi Luke menyuruhku untuk masuk ke dalam rumah bising itu. Hah, lucu sekali... aku yang tadinya antusias untuk masuk malah kini yang malas untuk masuk dan Luke yang tadinya berharap agar aku tidak masuk, malah menyuruhku untuk masuk. Apa dia tidak suka dengan sikap agresifku? Apa dia tidak suka dengan ciumanku? Atau dia sudah mulai muak denganku?
"You know I really want to kiss you all the night, all the time, forever and ever because your kiss really the real drug to me. I can't stop it... I'm addicted."
Katanya seakan bisa membaca pikirkanku dan sekali lagi aku langsung luluh. Aku tarik kepalanya sekali lagi dan memberi tiga kali kecupan kecil di bibirnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/21770784-288-k556202.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely Lullaby
FanficCinta adalah kebencian dan Kebencian adalah Cinta. Lingkaran itu takkan pernah berhenti, bahkan ada yan bilang garis antara cinta dan benci sangat tipis bukan? Jadi ya, rasanya itu semua benar. " Apa kau mencintaiku?" "Ya tentu saja" "Sebesar apa...