Cause everybody's looking for a new horizon
Everybody wants to leave the world behind them
Everybody's looking for a new horizon
Everybody's looking for a second chance
Everybody's wishing they could take a stand
Everybody's looking for a second chance
(Delta Goodrem - Wings(acoustic version)***
Luke sudah gila! Kalian tahu, pagi-pagi buta dia sudah datang menjemputku. Parahnya, Luke bertemu dengan Mom dan kalian tahu apa... Mom bilang pada Luke kalau dia senang anaknya punya teman. Hah... Mom yang tak pernah peduli padaku berubah jadi manusia super peduli anak. Aku terharu tentu saja, tapi pandangan Mom selama berbicara pada Harry tak pernah terarah padaku. Mom jijik melihatku, itu fakta menyakitkan yang mengubur rasa terharuku dalam sapuan detik.
Karena ada Mom dan sungguh aku tak mau ribut dengan Mom di pagi hari yang lumayan cerah ini, jadi aku tak punya pilihan lain selain menumpang di mobil Luke.
"Kenapa kau datang menjemputku?" Tanyaku langsung setelah kita terkurung dalam mobil.
Luke menggigit tindikan di bibirnya lalu mengangkat bahu sambil lalu, "Entahlah, anggap saja aku sedang gila."
Dia kemudian menatapku sebelum menancap gas, "Lagipula kita berteman, bukan?" Aku membalasnya dengan dengusan kencang.
Tidak seperti kemarin, saat ini dia membawa mobil mewahnya ini dengan kecepatan tinggi. Aku sungguh suka sensasi ini dan dalam hati aku berdoa agar di tengah perjalanan akan ada tabrakan yang membuat aku merenggang nyawa. Setidaknya aku tidak perlu menunggu sampai hari ulang tahun untuk mati.
Tidak ada suara yang keluar dari perjalanan, hanya saja beberapa kali Luke memandang ke arahku, seperti mengamati.
"Ini keajaiban." Serunya saat mobil ini sudah sampai di pelantara parkir.
Tentu saja ini keajaiban! Seorang cowok yang dipuja gila-gilaan
seantero sekolah berangkat bersama orang yang paling sering dia bully dan menjadi orang yang harus dibenci seluruh murid. Aku jadi penasaran bagaimana reaksi orang-orang.Baru aku mau membuka gagang pintu, Luke menahanku. Dia mendekatkan wajahnya ke wajahku... oh oh...apa yang akan dia lakukan! Sumpah demi dewa apapun, jantungku berdetak sinting. Aku bahkan tak bisa menggerakkan satu jariku, tubuhku seolah tertempel dalam tatapan lembut itu. Ya, tatapannya sungguh lembut, membuatku lumer. Aku bahkan lupa fakta kalau orang di depanku ini adalah orang yang benci aku dan seharusnya juga aku benci.
Jarak wajahnya semakin dekat... Aku heran kenapa gerakan itu lambat sekali, seperti slow motion. Aku bahkan bisa melihat detail wajah Luke, dan tahu kalau Luke baru bercukur karena ada satu noda goresan kecil di bawah dagunya. Ya Tuhan... apa yang sedang terjadi. Apa dia akan menciumku? Astaga... pikiran mesum enyahlah kau ke neraka!
Wajah itu tidak mendekat ke wajah depanku tapi ke telinga, hal ini menimbulkan gelenyar aneh yang membuat badanku gemetaran. Suara Luke yang pelan dan sesekali meniup-niup kecil kupingku membuat aku kehilangan akal. Aku bahkan tidak mengerti diriku sendiri.
"Duduk tenang disini, aku yang akan membukakan pintumu, princess."
Aku kaget dengan panggilan barunya untukku. Princess? Apa-apaan itu? Dan bahkan dia tersenyum tulus padaku saat mengatakan itu.
Karena otakku sedang tidak waras, aku menuruti permintaan Luke untuk duduk diam sementara di kursi mobil. Tak lama kemudian Luke membuka pintu di sampingku. Mau tahu yang lebih konyol? Luke mengulurkan satu tangannya kehadapanku dengan kaki sedikit diturunkan persis seperti seorang pangeran pada tuan puteri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely Lullaby
FanfictionCinta adalah kebencian dan Kebencian adalah Cinta. Lingkaran itu takkan pernah berhenti, bahkan ada yan bilang garis antara cinta dan benci sangat tipis bukan? Jadi ya, rasanya itu semua benar. " Apa kau mencintaiku?" "Ya tentu saja" "Sebesar apa...