Chapter 14 : I Love You

88 10 0
                                    

The storms are raging on the rolling sea

And on the highway of regret

The winds of change are blowing wild and free,

You ain't seen nothing like me yet.

(Make you feel my love by Adele)

***
Beragam tanda tanya melingkupi pikiranku, semua hal tentang Harry, Luke, dan masa lalu mereka yang entah bagaimana berhubungan denganku makin membuatku penasaran. Sudah ada titik terang sedikit, ini berhubungan juga dengan keluarga kandungku atau jangan-jangan aku punya saudara yang dibawa oleh ayah kandungku? Ya, kemungkinan itu adalah hal yang paling logis dari rentetan ini. Aku harus cari tahu. Wajib.

Aku punya ide bagus sekali. Aku harus cari tahu di ruang kerja Mom, mungkin saja Mom punya catatan kecil tentang saudaraku itu. Memikirkan aku punya saudara membuat aku sangat bahagia. Kalau benar aku punya kakak atau adik atau apapun dia, aku tidak sabar untuk bertemu. Tidak pernah ada yang menjadi tempatku mencurahkan keluh kesah, tapi kalau ada dia, mungkin aku akan bercerita panjang lebar dan menangis di pelukannya. Mungkin juga aku bisa memanggil dia untuk bekerja sama balas dendam pada Harry atau Luke. Semua itu sungguh sempurna.

Kalau Mom pergi ke luar negeri, aku akan melancarkan aksiku. Akan lebih baik kalau aku bicara empat mata dengan Mom tapi aku tidak berani, aku tahu watak Mom seperti apa, mungkin saja dia akan kembali membentakku. Lebih aman mengambil jalan lain, yang lebih rahasia tapi dijamin bisa terpercaya.

Sore harinya aku mendapat paket dari seseorang. Ada secarik kertas di atas paket itu yang isinya menunjukkan dengan jelas siapa pengirim paket itu.

Pakai gaun ini. Aku sungguh tidak sabar melihatmu tampil stunning.

HS.

Saat aku buka gaun itu memang benar-benar sangat seksi. Gaun itu berwarna emas dengan potongan berdada lumayan rendah dan hanya menutupi setengah dari pahaku. Gaun itu walaupun seksi tapi mempunyai lengan yang menutupi sepanjang tanganku, mungkin Harry mau membantuku menutupi bekas-bekas luka di sepanjang lenganku. Sangat mungkin kalau dia malu berdiri berdampingan dengan gadis yang bermasalah dengan kejiwaan sepertiku.

Tak lama paket itu datang, si pengirim menelpon. "Bagaimana, kau suka?"tanyanya langsung tanpa basa-basi.

"Bagus memang tapi aku pikir aku tidak cocok memakainya."

"How so?"

"Mr. Styles, bukankah kau yang bilang kalau badanku itu sangat amat tidak bagus. Aku tidak cocok memakai baju seksi karena tidak ada yang bisa aku pamerkan."

Kekehan terdengar dari seberang, "Terserah kau sajalah. Kau boleh memakainya atau tidak atau mungkin saja kau mau datang tanpa memakai pakaian?"

"Dalam mimpimu! Aku tidak segila itu!"

"Ya sudah terserah kau saja. Besok aku menjemputmu lebih awal."

"Terserah kau saja."

Tidak ada balasan lagi. Harry menutup panggilan itu. Aku menghela napas panjang, terombang-ambing oleh rasa pesimis. Bagaimana kalau pada akhirnya akulah pihak yang kalah? Aku bakal mati dan aku kalah, tidak menyenangkan sama sekali. Apa lebih baik aku hentikan permainan ini dan kembali menjadi Cher yang tertindas dan diacuhkan?

Bel pintu rumahku kembali berbunyi, para asisten rumah tanggaku berbondong bondong ingin membukakan tapi sekali lagi aku tahan keinginan mereka. Aku punya firasat kalau tamu yang datang adalah tamuku.

Lonely LullabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang