Part 20

505 15 0
                                    

Setelah kepergian Tere, Reno merasa ada sesuatu hal buruk yang akan menimpa hubungannya bersama Livia, entahlah hal buruk apa itu

Reno pov

Gue bertemu kembali dengan Tere, ya gue memang mengenalnya tapi gue bersikap seolah-olah tidak mengenal, jika kalian bertanya kenapa, itu karena gue tau Tere bukan perempuan yang berhati baik, ya walaupun gue semasa kuliah rada dingin tapi gue masih tau kok perkembangan di kampus yang gue tempati, contohnya ya si Tere itu, dia sangat suka mengganggu hubungan orang lain. Mungkin dia emang udah rada gila kali ya? Beberapa kali semasa kuliah Tere selalu mendekati gue, namun karena gue selalu mengacuhkannya akhirnya dia bosan sendiri, dan mencari mangsa lain. Namun kali ini berbeda, gue merasa kedatangan Tere kali ini akan berdampak buruk untuk hubungan gue dan Livia, apalagi setelah gue ketahui dari Dion ternyata Tere adalah rekan bisnis gue. Pokoknya kali ini gue harus lebih waspada sama tuh anak!

Drrtt handphone gue berbunyi, ternyata dari calon istri gue

"Halo sayang" sapanya begitu lembut, tumben dia memanggil gue sayang, biasanya juga kakak, pasti ada maunya nih

"Halo juga sayangku, ada apa?" Tanya gue

"Kangenn" terdengar suara nya yang manja, ugh Livia aku sangat Merindukanmu

"Sabar ya sayang, aku juga sangat Merindukanmu" ucapku

"Kak Reno" ucapnya menggantung

"Ya sayang" tanyaku

"Livia merasa ada yang tidak beres, Livia merasa takut, takut kehilangan kakak" ucapnya sendu di seberang sana

"Livia sayangku, tidak akan ada apa-apa, kakak janji akan selalu bersamamu. Jadi tenang lah sayang" ucapku berusaha menenangkannya

"Kak Reno janji setia kan sama Livia?" Suaranya di sebrang sana

"Iya sayang kakak janji" ucapku

"Hem baiklah kak, sudah dulu ya" ucapnya

"I love you" ucapku

"Love you to my future husband" ucapnya

Ya Tuhan, ku mohon jagalah selalu hubungan ku dengan Livia, jangan sampai ada orang lain yang merusaknya

"Woi Ren, kenapa lo?" Tanya Dion

"Dia kembali di" ucap gue dengan mengacak rambut frustrasi

"Siapa?" Tanya Dion penasaran

"Tere" ucap gue

"Astaga, bakalan ada bahaya besar nih" ucap Dion

"Ya begitulah" ucap gue dengan menjatuhkan kepala ke meja

Arrrrrgggghhhhhhhh kenapa harus dia sih?

"Permisi Pak, ada yang ingin menemui bapak" ucap sekretaris gue

"Siapa?" Tanyaku

"Ibu Tere Pak" ucapnya

Loh bukannya dia udah pulang ya? Ngapain dia kembali lagi

"Baiklah, suruh dia masuk" ucapku

Tidak beberapa lama dari itu, muncullah tuh nenek sihir hahaha

"Hay Ren" ucapnya belagak manis sama gue

"Ada apa?" Ucap gue berusaha lembut

"Besok malam bisa kita diner, ya hitung-hitung merayakan kerjasama kita" ucapnya genit sekali, ish

"Boleh, tapi bersama dengan Dion juga" ucap gue dan lihatlah si nenek sihir itu seakan-akan keberatan. Apa peduli gue

"Baiklah" ucapnya malas

"Sudah tidak ada yang ingin dibicarakan kan? Anda bisa keluar" ucap gue dingin

"Besok jam 07.00 malam, di Cafe House" ucapnya

Sepeninggalnya Tere, gue lihat Dion menatap gue dengan tidak percaya

"Lo serius Ren, mau datang" ucap Dion

"Iya, tapi sama lo dan juga gisel" ucap gue santai

"Astaga lo Ren" ucap Dion dengan terkikik

Gue nggak bakalan membiarkan perempuan seperti Tere itu membuat hubungan gue dan Livia rusak, hubungan yang udah gue bangun dari nol, hubungan yang perlu keberanian dan tangisan di dalamnya. Sudah cukup kesedihan dan tangisan yang melanda hubungan kami! Tidak akan gue biarkan lagi









Hay hay hay author Comeback lagi nih, maaf ya next nya lama... Author sempat nggak punya Ide :( tapi tenang aja, bakalan terus author next kok!
Jangan lupa ya kasih vote dan comment nya :*

CINTA TERPENDAM 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang