One; Cewek Aneh

15.2K 1K 14
                                    

Wanita separuh baya itu mulai geram dengan kelakuan anak bungsunya. "Kamu harus pindah sekolah! Mama nggak mau kamu jadi bahan gosip disekolah itu," ucapnya dengan menatap anaknya sarkatik.

"Nggak! Kalo Ali pindah, sama aja Ali ninggalin Karin. Ali nggak bisa ninggalin Karin gitu aja, Ma!"

"Aliandra! Kamu bisa nggak, nggak usah ngebantah Mama, kali ini aja. Mama udah capek, lebih baik kamu pindah sekolah. Kalau kamu nggak mau, Mama nggak segan-segan untuk masukin kamu kepesantren, mau?!" sentak sang Ibu.

Anak bungsunya itu memang selalu berbuat ulah. Tapi ulahnya kali ini sudah melampaui batas, hingga Meta- Ibunda Ali harus berurusan dengan pihak sekolah.


Cowok yang biasa dipanggil Ali itu berdecak kesal. "Ck. Terserah Mama, deh!" ucapnya, lalu pergi dari hadapan Ibunya.

Ali mengambil ponselnya dari atas nakas. Lalu menghubungi seseorang yang tak lain adalah Karin Novia, kekasihnya.

"Hai, sayang.. Kenapa nelfon aku siang-siang gini?"

"Ada kabar buruk. Lusa kayaknya aku bakal pindah sekolah,"

"Pasti gara-gara kejadian tadi, ya 'kan? Ck. Masa cuma gara-gara kita ketahuan sama guru, kamu disuruh pindah, sih?!"

"Kamu kayak nggak tau Mama aku aja,"

"Terus hubungan kita gimana? Nanti pasti kamu keganjenan sama cewek-cewek alay disekolah baru!"

"Apaan sih, kamu. Nggak lah! Aku udah kecantol sama kamu, aku cuma cinta kamu, nggak yang lain,"

"Hahaha, Ok deh, aku percaya sama kamu. Tapi awas ya, kalau kamu ganjen sama cewek-cewek disekolah baru! By the way, kamu mau pindah kesekolah mana?"

"Nggak tau, terserah pilihan Mama. Mmh, udah dulu, ya! Aku dipanggil Mama,"

Ali menlock ponselnya, lalu keluar dari kamar dan menghampiri sang Ibu yang tengah duduk disofa.

"Kenapa, Ma?"

"Mama udah telfon pihak sekolah kalau kamu bakal pindah, besok Mama akan kesekolah untuk konfirmasi, dan Mama udah nentuin kalau kamu akan pindah ke SMA Tunas Bangsa, dan Mama nggak mau kamu nolak pilihan Mama!" jelas Ibunya panjang lebar.

"Ya." jawab Ali seadanya.

***


Ali dengan ragu melangkah kedalam kelas barunya. "Ayolah, Li! Stay cool, masa gini doang lo takut, apa yang harus ditakutin, sih?!" Ali membatin.

ImperfectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang