Twenty Three; Minta Maaf

4.1K 471 6
                                    

Apa dia harus bertanya sekarang? Atau menunggu suasana hati Ali membaik?

Prilly akhirnya memilih diam menunggu suasana hati Ali membaik. Dirinya melanjutkan kegiatan menggambarnya dibuku kosong menggunakan pensil.

Setelah beberapa lama saling diam, akhirnya beberapa siswa dan siswi datang memasuki kelas dan meletakkan tas-tas mereka di tempat masing-masing. Beberapa ada yang langsung keluar kelas dan pergi ke kantin, beberapa juga ikut mengerjakan PR yang belum terselesaikan.

Prilly melirik ke arah Ali yang saat ini juga sedang meliriknya. Pandangan mereka sempat bertemu sebelum Ali kembali fokus kepada bukunya.

Apa suasana hati Ali sudah mulai membaik setelah mereka saling bertatap selama beberapa detik lalu? Prilly tidak tahan terhadap sikap dingin Ali yang entah sengaja atau memang dia sedang berpura-pura. Dengan keberaniannya, akhirnya Prilly membuka suara.

"A-Ali..,"

Suara itu akhirnya keluar dari bibirnya. Namun, bukannya menjawab ataupun menoleh, Ali malah berdiri sambil membawa buku temannya dan berjalan melewatinya tanpa sedikitpun meliriknya, membuat Prilly mengurungkan niatnya untuk bertanya. Akhirnya, cewek itu kembali diam menunggu Tata datang.

Tidak lama kemudian, Tata datang sambil menutup mulutnya yang sedang menguap karena masih mengantuk. Dia langsung meletakkan tasnya di samping tempat duduk Prilly.

"Tumben Ali ke depan, biasanya kalau gue baru dateng, dia rusuhin lo di sini," tutur Tata sambil melirik Ali yang berada di depan dengan temannya.

Prilly hanya menggelengkan kepalanya, dia pun tidak tau kenapa sikap Ali sangat berbeda dengan biasanya. Memikirkan hal tersebut, membuat Prilly sedikit menundukkan kepalanya sedih.

Ketakutannya akan patah hatipun muncul seiring rasa sesak didadanya.

"Lo lagi berantem sama Ali?" tanya Tata saat menyadari raut wajah Prilly yang terlihat sedih. Sahabatnya itu pasti sedang ada masalah.

Prilly lagi-lagi menggelengkan kepalanya. Dia sendiri tidak tau apakah ini merupakan masalah.

"Terus kenapa kalian jauh-jauhan begini? Coba ceritain sama gue,"

"A-aku enggak ta-tau ke-ken-kenapa, Ta! Tiba-tiba a-aja sikap Ali ka-kayak gi-gini. Ta-tadi malampun, di-dia eng-enggak hu-hubungin a-ku!" jelas Prilly dengan tatapan kosong.

"Gue enggak tau masalah lo sama Ali apa, bahkan lo juga enggak tau. Lebih baik biarin dia kayak gini dulu, nanti kita cari solusinya, ya..?"

Prilly hanya mengangguk sebagai jawaban.

*****

Waktu istirahat hari ini tidak seperti kemarin. Prilly pergi ke kantin tanpa Ali, cowok itu memilih menghabiskan waktu istirahat dengan teman-teman sejenisnya. Akhirnya, Prilly pergi menuju kantin bersama Tata dan Farel.

"Pril..," bisik Farel dengan tatapan kosong ke depan.

"Ya..?"

"Gue.., minta maaf, ya? Gara-gara gue, lo sama Ali jadi jauhan gini. Sebenernya gue pengen kasih tau lo sesuatu..," tutur Farel yang akhirnya menatap Prilly yang berada di sampingnya.

Prilly sedikit menundukkan kepalanya. Ternyata bukan hanya dia yang menyadari kalau Ali mulai menjauh darinya. "Ka-kasih ta-tau apa..?" tanya Prilly.

"Sebenernya.., kemarin waktu gue bilang sayang sama lo di depan Ali itu, gue pengen bilang kalau gue sayang sama lo karena gue sahabat lo. Awalnya gue cuma pengen bercanda sama Ali, tapi gue enggak tau kalau ternyata dia nganggep serius ucapan gue," jelas Farel dengan perasaan yang tidak enak.

ImperfectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang