Twenty; About Farel

4.9K 564 6
                                    

Ali duduk dengan gelisah. Sudah hampir lima belas menit dia menunggu dua cewek di kantin, namun tidak kunjung datang. "Prilly sama Tata ke mana, sih? Lama banget ke toilet doang!" gerutunya kesal.

"Sebenernya jadi gak, sih?! Kelamaan gue nunggunya, lebih baik gue balik aja, nih! Tapi gue keburu penasaran," lanjutnya.

Dua fakta yang terlihat pada cowok tersebut adalah; dia tidak suka menunggu dan mudah penasaran dengan apa yang sudah dia curigai. Ali menggigit ujung kuku jarinya tanda dia tidak sabaran menunggu. Cowok itu melihat sekitar, kantin semakin sepi, siswa dan siswi lainnya sudah pulang.

"Tuh, dia!" seru Ali dan langsung berdiri di tempat. "Lama banget lo berdua!" gerutunya sambil menunjukkan wajah kesalnya.

"Ya udah, sih, sori. Tadi gue ke depan dulu, soalnya sopirnya Prilly tadi barusan jemput," balas Tata, lalu memilih duduk untuk menghindari omelan dari cowok cerewet itu.

"Pesenin gue sama Prilly teh botol dulu, baru gue jelasin. Dan jangan lupa, lo yang bayar!" sahut Tata membuat Ali tambah kesal. Namun, sedetik kemudian, cowok itu menghela nafasnya pelan. "Oke," jawabnya.

"Nih!" ucapnya sambil memberikan dua teh botol kepada Tata dan Prilly. Mereka berdua lalu menerimanya dan meminum isinya sedikit.

"Oke, kita mulai dari mana, nih?" tanya Tata.

"Pril..?"

"Terserah,"

"Ya dari awal, lah!" sahut Ali yang mulai kesal.

"Bacot lo, diem diem aja udah!"

"Jelasin se-sem-semua yang k-kamu tau, Ta!"

"Iya, jelasin semua yang lo tau, Ta! Enggak pake lama! Harus jelas dan padat biar gue enggak bingung," ucap Ali.

"Oke, sesuai yang lo mau..,"

"Cowok itu nama lengkapnya Farel Andhika. Dia itu, sahabat cowok Prilly dari SD. Dulu itu Prilly cuma punya dua sahabat, yaitu gue sama Farel." ucap Tata memulai penjelasan.

"Sahabat? Maksud lo, Prilly sama Farel temen deket?" tanya Ali.

"Bukan deket lagi, tapi deket banget! Gue aja yang sesama cewek, dulu enggak terlalu deket sama Prilly," jawab Tata membuat Ali mengalihakan pandangannya ke arah Prilly. Cewek itu pun menundukkan wajahnya.

"Gue, Prilly, dan Farel udah deket banget dari dulu. Gue sama dia sahabatan sama Prilly dari dia masih normal sampai sekarang, cuma bedanya, waktu daftar ke SMA ini, Farel enggak ngikut kita, dia ikut orang tuanya ke Bali karena pekerjaan ayahnya," lanjut Tata, lalu menyeruput teh botol yang dia genggam.

"Lo mau tau, kenapa Prilly bisa kayak sekarang ini?" tanya Tata dan melirik Prilly untuk meminta persetujuan.

"Enggak perlu, gue udah tau, orangnya sendiri yang cerita semuanya kegue," jawab Ali membuat Tata menatap keduanya tidak percaya. Prilly bahkan menutup rapat-rapat masa lalunya. Tapi kenapa dia menceritakan semua pada Ali yang termasuk orang baru bagi mereka.

"Enggak usah kaget gitu, gue tau gue ganteng!"

"Enggak ada hubungannya sama lo yang ganteng, oon!"

"Pril, lo harus jelasin semuanya kegue, ya! Pokoknya gue tunggu penjelasan lo di rumah nanti!" seru Tata menatap Prilly tajam. Prilly hanya mengangguk dan menundukkan wajahnya.

"Bentar, bentar.., gue pengen tanya, seberapa deket Prilly sama Farel?" tanya Ali terang-terangan, membuat Prilly memejamkan matanya kuat-kuat.

"Kalau menurut gue, mereka itu kayak.., kayak orang pacaran, lah.., lo tau, kan? Bahkan, waktu SD, banyak yang ngira kalau mereka pacaran," jelas Tata diselingi tawa renyahnya.

ImperfectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang