Fourteen; Enjoyable & Sucks

6.5K 667 5
                                    

"Aku enggak mau putus dari kamu, aku mau balikan sama kamu, pokoknya aku enggak mau pisah dari kamu dan kamu enggak boleh deket-deket sama dia!"

Kalimat yang baru saja diucapkan Karin membuat Ali juga Prilly kaget. Terutama Ali. Tanpa ada penjelasan, cewek itu langsung to the point, membuatnya tidak habis pikir.

"Apa-apaan, sih, lo? Lebih baik sekarang lo pergi, deh! Dan sekali lagi gue tekanin, gue enggak akan balikan sama lo. Ini berawal dari kesalahan lo, dan lo harus tanggung akibatnya," ucap Ali dengan suara tertahan agar tidak terjadi keributan di kantin.

"Ali, tapi.., tapi Ali, please, aku mau sama kamu aja, Li! Please, aku janji enggak akan ngulangin kesalahan aku," mohon Karin dengan wajah memelas.

"Gue bilang pergi dari sini, atau gue akan tambah marah dan enggak mau ketemu sama lo lagi..?"

Karin yang tak punya pilihan lain, akhirnya pergi meninggalkan mereka berdua dengan air mata yang terus menetes.

Ali kembali duduk di samping Prilly dan menyeruput minuman yang dipesannya.

"A-A-Ali..,"

"Ka-kamu t-tadi kasar banget sa-sama Karin, di-dia ka-kasian, tuh, le-lebih baik ki-kita samperin di-dia, deh.. Yuk!"

"Enggak perlu, Pril.. Udah, enggak usah mikirin dia, enggak penting. Lebih baik lo habisin makanan lo, keburu bell nanti,"

"Ta-tapi aku enggak tega, Li.. Ki-kita samperin di-dia a-aja, yuk!" ajak Prilly sambil menarik tangan Ali.

"Prilly!" sentak Ali membuat Prilly terdiam dan melepas tarikan tangannya.

"M-ma-maaf,"

Setelah itu, mereka berdua menghabiskan makanan dan minuman yang ada di hapadan mereka dan segera kembali ke kelas untuk melanjutkan kegiatan sekolahnya.

Jam kesukaan siswa dan siswi adalah jam kosong atau biasa disebut free class. Dan siang ini Ali menikmati jam kosongnya dengan berdiam diri dan diam-diam mencuri pandang ke arah Prilly yang sedang sibuk memutar pensil dengan jarinya dengan lihai.

Ali memilih duduk di kursi paling belakang bersama teman cowoknya untuk menghindari Karin yang duduk di kursi depan. Setelah kejadian kemarin, Ali benar-benar sudah muak bertemu atau berkomunikasi dengan cewek itu. Sekarang, perhatiannya bahkan hanya tertuju pada cewek yang ada di kursi seberang, Prillya Aritammy.

Statusnya yang sekarang sendiri, membuatnya merasa bebas memperhatikan Prilly tanpa takut mendapat gerutuan atau omelan dari pacar.

"Pril, lihat, deh, itu si Ali dari tadi ngelirik-lirik lo mulu!" bisik Tata membuat Prilly menghentikan aktifitasnya memutar pensil pada jarinya.

Prilly melirik ke kursi seberang. Ali menatap ke arah siswa yang sedang rusuh di depan papan tulis. Namun, dia sempat melihat Ali mengalihkan pandangan, artinya, Ali baru saja meliriknya.

Prilly menahan senyuman malunya. "Di-Dia, kan, pu-punya mata, eng-enggak masalah, lah, ka-kalau di-dia li-lirik-lirik o-or-orang!"

"Iya, deh, enggak masalah, tapi kok, nahan senyum gitu," sahut Tata membuat Prilly merajuk. "A-Apa, sih!" elak Prilly berusaha mengalihkan pandangan. "Cieee...!" goda Tata membuat Prilly memukul lengannya pelan.

Ali, cowok itu juga diam-diam mendengar pembicaraan mereka berdua. Dia pun tersenyum tipis. Dari pada bosan, akhirnya Ali berhambur dengan teman-temannya yang asyik bermain kuda tomprok.

*****

Dengan langkah seribu, Ali mengejar Prilly yang sedikit lagi sampai di ujung koridor sekolah. "Prilly!" teriak Ali begitu jarak mereka hampir dekat.

ImperfectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang