Twenty Five; Confusing

5K 493 5
                                    

Ali segera mengambil ponsel yang berada disaku celananya. Lalu membuka aplikasi chatting untuk menghubungi seseorang yang selama ini ada dipikirannya.

Ali P

- P
- P
- P
- Prillyyyyyyy
- Dibales atuuhh

Ali harus sedikit menunggu karena Prilly tidak kunjung membalas pesannya, membuatnya menutup aplikasi chatting tersebut dan membuka aplikasi game yang ada diponselnya.

Ali sangat serius saat bermain game, jadi tidak heran dia selalu menang meskipun mendapat lawan yang bisa disebut pro player atau GGWP (Good Game Well Played).

Setelah menyelesaikan satu permainan yang bergenre FPS itu, Ali kembali membuka aplikasi chatting. Prilly belum juga membalas membuat Ali sedikit kesal. Akhirnya, dia memilih meneleponnya langsung.

"Maaf, nomor yang anda tuju, sedang tidak aktif, coba-,"

Setelah mendengar suara dari operator, Ali langsung menekan tombol merah dan berdecak kesal. "Pantesan enggak dibales, handphonenya enggak aktif!" gerutunya dengan wajah kesal.

Ali melempar ponselnya asal ke tempat tidurnya, lalu menjatuhkan dirinya kekasur dengan keadaan tengkurap. Tidak butuh waktu lama bagi Ali untuk terlelap karena dirinya benar-benar kelelahan akibat aktivitasnya yang padat hari ini. Ditambah, besok adalah hari Senin, hari dimana orang-orang memulai aktivitas mereka yang super padat.

*****

Pagi ini Ali berangkat sekolah dengan bersemangat. Dirinya sangat ingin bertemu cewek yang telah membuatnya jatuh cinta padanya. Mood Ali mulai membaik sejak bangun tidur tadi karena Prilly baru saja membalas pesannya yang kemarin, meskipun telat.

Ali berjalan dengan langkah besarnya menuju kelas yang sudah kelihatan ramai. Pandangannya tertuju pada cewek yang duduk dibarisan belakang. Disana ada Prilly bersama Tata yang sedang membicarakan sesuatu, entah apa. Lalu, Ali menghampiri keduanya.

"Woi, pagi-pagi udah gosip aja nih!" ucap Ali membuat Prilly dan Tata melihatnya.

"Siapa yang gosip, sih? Lo kebanyakan makan micin, ya?" balas Tata sambil melihat kearahnya.

"Enggak, lah! Ntar gue bego, lagi..!"

"Emang dasarnya udah begitu!"

"U-ud-udah! Udah..!" Prilly akhirnya melerai keduanya sebelum mereka adu mulut. Kenapa Ali dan Tata tidak bisa akur? Seperti tom dan jerry.

"Eh, iya.. Maaf ya, sayang," ucap Ali sambil tersenyum manis dan mengedipkan sebelah matanya kepada Prilly.

"Ih, jijik gue liat lo begitu!"

"Biarin, sih! Gue ini yang ngelakuin, bukan lo, kan..!"

"Pril, lo kok mau, sih sama dia? Udah jelas-jelas kelakuannya minus begitu..!" tanya Tata sambil menatap Prilly sejenak lalu menatap Ali dengan tatapan jijik.

"Bacot, lo! Enggak usah ngehasut-hasut pacar gue! Kalau udah cinta, apa aja akan menjadi indah, enggak mandang apapun lagi..!" tutur Ali.

"Pacar? Emang lo sama Prilly udah pacaran?" tanya Tata mengganti mimik wajahnya menjadi penasaran.

"Ya.. Belum, sih. Tapi akan..!" jawab Ali menegaskan. Prilly dan Tata hanya tersenyum penuh arti.

Tidak lama kemudian, Farel datang membawa tas gendongnya dan menghampiri mereka bertiga.

"Wih, pada rajin-rajin banget, nih, pagi-pagi gini udah dateng!" ucap Farel mencoba menyapa ketiganya.

"Gue mah rajin, enggak kayak lo, pemalas!" sahut Tata.

ImperfectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang