Waspadalah!!
Typo nyelip nyelipPov Lasei La
Aku berjalan di lorong kampus dengan buku buku tebal dipelukanku. Rindu rasanya dengan kampus kesayangannya. Sudah 5 hari ia tak mengunjungi kampusnya dengan tugas tugasnya.
Entahlah aku tak peduli dengan omelan omelan dosen nantinya karna aku tak memberikan keterangan saat 5 hari itu. Aku berhenti di depan lokerku dan membukanya. Menyimpan buku buku yang kupeluk dan mengambil buku catatan kecil milikku.
Saat aku menutup lokernya terdapat dua wajah wanita yang tak asing bagiku. Aku memutarkan mataku mendapati lala dan talia dengan senyuman yang aneh.
"Cieeeeee yang udah kawin!!!!" ucap lala dengan suaranya yang besar. Aku membulatkan mata dan melihat keadaan lorong yang untungnya sedang sepi. Mereka hanya tertawa sambil bertanya tanya yang tidak tidak.
Aku memegangan kedua pipi lala dengan gemas. Menggeretakkan gigiku. " lala sayang jan keras keras ngomongnya" ucapku merendam emosiku yang ingin meluap karnanya. Aku mendekatkan bibirku pada telinganya menarik nafas dalam dalam.
"KALO ADA YANG TAU BEGIMANA" teriaku sekencang mungkin didekat telinganya. Lala mendorongku, wajahnya kesal namun aku tertawa melihat ekspresi wajahnya yang seperti itu.
"Duh kalian!!! Ayoo kekantin" ucap talia yang merangkulku dan lala dengan wajah kesalnya dan tangannya yang mengusap ngusap telinganya.
Kamipun duduk di kursi kantin memesan makanan. Dan berbicara dengan tali soal mata kuliah yang aku tinggalkan. Lala masih sibuk dengan telinganya yang memerah karna aku.
"Gak usah digosok mulu telinganya. Kagak akan keluar mobil juga dari telinga lo" tali menarik tangan lala yang masih sibuk menggosoki telinganya. Aku hanya tertawa melihat kelakuan lala.
"Sei, lo emang pinter cari cowo... Bagi guee doang" rajuk lala, sambil menyimpan kedua sikutnya diatas meja. Matanya berbinar membahas tentang lelaki.
Aku membuang pandanganku pada lala "mending lo tuh sama si axel aja, gue bosen denger ocehan axel pengen sama lo" ujarku menunjuk pria yang sedang duduk dengan teman teman prianya.
"Iya laaa, lo itu udah ada yang ganteng depan mata malah pengen yang lain. Emang kurang apa si axel?" ujar talia, aku mengangguk setuju padanya kali ini.
"Kurang mandiri!! Masa sih anak kuliahan, camping dianterin mamahnya... Please deh gue udah ilfil sama tuh orang!!" aku hanya memggeleng mendengar ucapan lala.
"Seharusnya lo yang rubah dia jadi dewasa..."
"Bener tuh..." aku menunjuk talia sambil mengangguk ngangguk setuju dengannya lagi. Namun lala tetaplah menggeleng kuat dan mendengus kesal.
****
Aku memasuki penthouse menggantungkan jaket mantel digantungan dekat dengan pintu masuk. Melihat sekitar yang terlihat seperti tak ada penghuni. Mungkin syam masih di kantornya. Pikirku aku melangkah menuju dapur kesayanganku dan mengambil gelas dan menuangkan jus yang terdapat di kulkas.
Aku melirik jam yang ditempatkan didapur menyiritkan mataku untuk memastikan aku melihatnya dengan benar.
20:01
Ooh astaga aku pulang terlalu larut karna bermain dengan mereka. Hingga lupa waktu, untung saja syam belum pulang kalo tidak pasti lelaki menyebalkan itu akan mengadukanku pada papi.
Akupun segera berganti pakaian dan turun kembali menyalan televisi agar tidak terlalu sunyi. Aku melangkah lagi kedapur. Entah mengapa aku senang sekali berkunjung kedapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Mr. Gay
Romance(PERINGATAN!! typo menyebar luas. Pengeditan nyapun kurang sempurna jadi harap maklum saat membacanya ) "Kau hanya belum mengerti apa arti mencintai syam, kau tak mencintai arsen, syammi. Kau hanya salah mengerti akan perasaanmu itu"--- Lasei La La...