16

6.3K 315 10
                                    


PERHATIAN!!!!! 
maaf dibulan puasa ini jika banyak typo :((

POV Reno Syammi dolkan

sudah cukup 2 hari hari aku mencarinya, mengapa dia menjadi penting dalam hidupku? hingga aku tak henti mencarinya, ini mungkin memang kesalahanku karena diriku yang terlalu keras kepala dan sulit untuk mengalah padanya. Namun, jujur saja aku benar benar tak bermaksud untuk kasar atupun menyakiti hatinya.

aku memaksanya untuk berlibur ke bandung dengan satu tujuan. aku ingin berdua dengannya dan juga mulai terbuka dengannya. Entahlah hidup bersama wanita itu selama beberapa bulan ini, hampir mengubah segala pemikiranku. Tawanya, suara khasnya, umpatannya, dan juga masakannya , seakan aku sudah menyatu dengan keseharianku bersamanya. selama ini aku mencoba untuk tetap membuatnya berpikir bahwa aku tak memiliki rasa dengannya, namun dengan caraku yang mencoba menutupi perasaaan malah membuatku sulit lepas darinya.

kehilangannya beberapa hari ini membuatku gila. bukan hanya karena aku tak bisa hidup bersamanya, namun aku takut jika dia benar benar pergi dan apa yang aku katak keluarganya nantinya. aku mengerti jika malam itu cukup untuk membuatnya kesal, tapi sunggu aku tak bermaksud untuk melakukan hal itu padanya.

sudah cukup kehilangannya selama ini, aku tak bisa lebih lama

*****

aku duduk di samping sei yang sedang tertidur pulas, dia tidak tertidur sebenarnya dia pingsan sejak satu jam yang lalu. dia bersikap aneh saat bertemu denganku dan pembicaraannya juga seakan dia tak mengenalku. aku mengerti jika dia tak ingin menemuiku dan bersikap berpura pura tak mengenalku. namun, aku bingung dengan sikapnya sebelum pingsan.

"jadi akang teh bener bener suaminya eneng?" aku menoleh pada pria yang tadi aku temukan dengan lasei, dia menyipan teh hangat dan duduk di hadapanku sambil melihat lasei yang tak kunjung bangun. aku hanya mengangguk untuk sebagai respon.

sudah hampir 1 jam lebih lasei tak kunjung bangun, aku takut jika terjadi sesuatu padanya. bagaimana jika keluarga ini membuat lasei seperti ini, atau mereka telah mencuci bersih otaknya untuk memanfaatkannya.

"maaf pisan kang, abdi teh teu terang lamun eneng teh tos gaduh suami. identitas eneng juga baru saja pegang. beberapa hari kemarin teh warga menuin eneng jatuh di tebing, mereka bawa eneng kesini karena memang rumah bu dokter deket dari rumah saya. kelihatannya juga eneng teh kaya yang lupa ingatan, kemarin kemarin dia ngeluh sakit kepala sama gak inget namanya. tapi alhamdullilah atuh ari akang udah ketemu sama istrinya, jadi saya teh ngerasa tenang. eneng udah ada yang jagain" ucapnya

aku mengangguk, mungkin pikiranku sedang tidak sehat sehingga memikirkan hal hal yang tida tidak. " gapapa kang, saya yang harusnya terimakasih"

Aku tersenyum padanya dan kembali menatap wajah damai milik sei. Aku mengelus puncak kepalanya. Cepat bangun sei. " apa dokternya bisa di hubungi?"

"Maaf kang. Tapi ibu dokter teh lagi pergi ke kota buat ngambil stok obat, kayanya mah belum pulang"

Aku semakin gelisah saja. Bagaimana jika lasei memang harus diberikan perawatan khusus. Mobilku juga ada di hotel. Sialan segala kesulitan ini.

mengapa kini hidupku berbanding terbalik? semua yang aku lakukan dulu pada lasei kini telah berbanding terb alik hingga aku tak ingin terlepas darinya. aku homon bangun sekarang atau aku tak akan memaafkan diriku sendiri.

"kang saya permisi dulu" pria yang mengaku bernama apri ini meminta izin untuk pergi dari makar sederhana ini. yasudah kesana lagian siapa yang membutuhkanmu disini, aku hany ingin lasei cepat bangun dan kita berdua pulang ke jakarta.

Married With Mr. GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang