Foto yang di mulmed itu Friska.
Happy reading...
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
Reza POV
Dia menangis. Iya! Dia menangis. Ya ampun apa yang sudah aku lakukan. Setan mana yang berhasil menghasutku. Aku benar-benar tidak tega melihatnya. Tapi, seharusnya aku senang bukan? Entah mengapa melihatnya sedih membuat hatiku tergores. Apalagi penyebabnya adalah aku sendiri. Ya ampun.
"Friska maafkan aku... aku tidak bermaksud menyakitimu. Hanya saja aku tak suka kau tidak peka pada orang di sekitarmu" suaraku terdengar serak dan lembut.
Bisa kulihat, Friska sempat terkejut. "Em...em aku juga minta maaf kerena terlalu acuh pada mereka. Aku hanya tidak ingin diganggu saat sedang bersamamu, Reza... aku hanya ingin menikmati waktu kita berdua. Aku hanya ingin menjadi pasangan pada umumnya, Reza. Aku tidak tau apa alasanmu akhir-akhir ini selalu marah-marah" jelas Friska panjang lebar sambil menahan isak tangisnya.
Aku sempat terkejut saat ia mengatakan aku lebih sering marah. Jadi dia menyadarinya?. Baguslah. Aku sebenarnya juga kasihan melihatnya. Tapi, mau bagaimana lagi aku sudah mendapat perintah dari atasanku. Aku harus melakukan ini demi keselamatan kedua orang tuaku. Maafkan aku Friska... maaf...maaf aku akan menyakitimu lebih dalam lagi setelah ini. Aku menariknya ke dalam dekapanku. Ia membalas pelukanku.
Friska menangis sejadi-jadinya di dalam pelukanku. Aku merasakan bajuku basah. Ya Tuhan apa yang sudah aku lakukan pada gadis ini? Aku merasa sangat bersalah. Tapi kalau dipikir-pikir, bukankah ini bagus membuatnya menderita pelan-pelan?. Tapi, kalau begini caranya akulah yang akan menderita.
*****
Friska POV
"Terima kasih sudah mengantarku" kataku tulus. Hatiku sedikit lega setelah mengeluarkan beban berat tadi.
"Ya. Tidurlah. Good night. Sweet dream" ucap Reza dari balik kemudinya. Aku heran dengannya. Mengucapkan kata itu kan harus disertai senyuman manis. Kenapa ia tidak berekspresi? Ck, nasib mempunyai pacar seperti balok kayu. Datar.
Reza melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumahku. Huft, hari yang panjang. Saatnya menikmati kenyamanan empuknya kasur dengan ditemani boneka teddyku.
*****
Reza POV
Huft. Aku lelah sekali. Sebaiknya aku mandi saja. Mungkin dengan mandi aku bisa menghilangkan rasa lelahku. Setelah mandi dan berganti baju, aku langsung tepar di atas empuknya kasur. Kumatikan lampu kamarku. Kupecamkan mataku.
5 minute later....
Hah... aku tidak bisa tidur. Kuraih remote AC. Kutambah suhu AC ku. Tapi, tetap saja aku tidak bisa tidur. Ini memuakkan. Besok aku harus bangun pagi dan menemui bosku.
Saat aku mulai memejamkan mata, aku selalu teringat janjiku dengan Friska tadi. Aku menghembuskan nafas lagi.
FLASHBACK
Author POV
Setelah dirasa Friska tenang, Reza mengajaknya ke danau yang biasa ia kunjugi ketika ia sedang bersedih. Mungkin Friska bisa melepaskan bebannya disini.
"Teriaklah sesukamu. Keluarkan beban yang ada di kepalamu itu!" peritah Reza.
Friska mengangguk. "AAAAAAA... AKU BENCI DUNIA INI. INI TIDAK ADIL... AAAA"
Reza tersentak. Dia lucu sekali. Aku tidak bisa menahan tawaku lagi. Ya ampun. Batin Reza.
"HaHaHaHaHaHaHa... lucu sekali kau. HaHaHaHaHa... kau percaya dengan kata-kataku? Bodoh sekali"
"A-apa?!" Reza tertawa dengan kerasnya. Ya ampun ini pertama kalinya ia ketawa seperti itu. Sangat lepas. Sadar tengah diperhatikan oleh Friska, Reza menghentika tawanya.
"Kenapa kau memandangkau?" tanya Reza setelah ia menyelesaikan tawanya.
"Kau tadi tertawa, dan itu keren!!!" Friska mengacungkan kedua jempol tangannya. Ke depan muka Reza. Sontak Reza langsung memundurkan kepalanya.
"Apa iya? Ah, kau hanya mimpi" elak Reza.
"Emm... mungkin" Friska menggangguk polos. Ia juga berpikir mana mungkin seorang Reza tertawa seperti itu?.
"Kenapa kau berteriak bahwa dunia ini tak adil? Aku tahu. Bahkan bayi baru lahir pun tahu" cetus Reza.
"Emm.. aku hanya mengatakan apa yang ada di otakku" kat Friska polos.
"Memalukan"
"Apa? Jadi kau malu jalan bersamaku?" Friska menatap Reza geram. Bibirnya menggerucut menggemaskan.
"Menurutmu?" tanya Reza sembari mengangkat alis kirinya.
"Ya! Kau malu. Sebaiknya kau tinggalkan saja aku sendiri. Sana pergi!" usir Friska. Tangannya bergerak untuk mengusir Reza bak mengusir kucing.
"Baiklah" . Tak menunggu terlalu lama. Reza pun segera bangkit dari duduknya. Berjalan menjauhi Friska. Meninggalkannya sendiri.
Friska terkejut. Tak pernah menyangka bahwa Reza akan meninggalkannya sekejam ini. Segera saja ia berlari mengejar Reza. Niatnya hanyalah bercanda tapi, mengapa Reza mengganggapnya seserius ini?.
Setelah dirasa sudah dekat dengan keberadaan Reza saat ini, Friska segera melingkarkan kedua lengannya di tubuh tegap Reza. Menghentikan langkah Reza untuk tidak meniggalkannya.
"Apa lagi?" tanya Reza tanpa menoleh ke belakang. Pandangannya lurus ke depan. Entah apa yang sedang dilihatnya saat itu.
Friska menenggelamkan wajahnya di punggung lebar Reza.
"Jangan tinggalkan aku... hiks..hiks"
Dia menangis? Ya Tuhan aku sangat tidak tega melihatnya menangis. Dadaku terasa sakit. Batin Reza.
"Friska kumohon berhenti menangis" perintah Reza tegas.
"Aku tidak me.. hiks nangis.. hiks kok" elak Friska.
"Hm. Baiklah". Reza melepaskan pelukan Friska di tubuhnya. Berbalik badan dan menatap Friska yang sedang menundukkan kepala. Reza sedikit merendahkan tubuhnya hingga wajahnya sejajar dengan Friska. Tangan kanannya bergerak memegang dagu Friska. Mengangkatnya hingga Friska menatap tepat di manik matanya.
"Friska dengarkan aku. Aku janji. Aku tidak akan meninggalkanmu. I promise, really! Tapi, dengan satu syarat. Kau harus berjanji kepadaku untuk tidak menangis lagi. Okay?" Reza memasang senyum manisnya.
Hati Friska menghangat. Ia pun mengangguk. " Hmm. Baiklah. Aku berjanji"
Reza melepaskan tangannya. Tubuhnya kembali tegak. Di gandengnya tangan Friska untuk menuntunnya menuju mobil kesayangannya.
FLASBACK OFF
Reza POV
Huft, bagaimana aku bisa memenuhi janji itu. Tapi, kenapa? Aku kan bisa mengingkarinya kapan saja. Secara, dulu aku selalu mengingkari janjiku bersama targetku. Tapi, kenapa bila bersama Friska aku tidak bisa?
Ah, aku payah! Lemah!. Ingat Reza! Kau adalah best agen. Kau adalah orang yang sangat dapat diandalkan. Apa aku sudah jatuh cinta pada Friska?. Ah, rasanya tidak mungkin. Wanita yang paling kucintai sampai sekarang adalah Thalia ya Thalia! Ingat Reza! Ingat!.
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
Maaf kalau ada typo. Mohon dimaklumi. >-<

KAMU SEDANG MEMBACA
Disguise
RandomFriska Alluna Valeandro ya, itu namaku. Tak perlu kau panggil semua, panggil Friska saja. Disinilah aku, hidup di tengah-tengah kepingan guci yang mahal. Tentu aku tidak bisa hanya berdiam diri dan membiarkan diriku terjebak di kepingan guci yang se...