achtzehn

161 38 5
                                        

Budayakan vote sebelum baca :)

- - - - -

Hari ini tanggal merah. Hari ini juga gue bakal ngerjain Luke. Tadinya gue mau ngerjain pacarnya juga tapi berhubung pacarnya gatau apa apa, jadinya gue pilih Luke aja.

Gue janjian sama Calum untuk ngikutin Luke ke Jet Black Coffee. Itu nama kafe yang belum lama ini buka di daerah sini. Sebelum Calum dateng, gue menyiapkan barang barang yang dibutuhkan untuk nanti. Ga aneh aneh banget sih idenya cuma pengen bikin Luke kapok aja.

"kamu mau ngapain sih, vi? kok kayanya ribet banget." kata mama yang daritadi ngeliatin gue bolak balik.

"ini aku ada tugas sekolah, mau ngerjain di rumah temen." maafin aku mama, aku telah berbohong.

"yaudah, jangan berisik dong. mama gabisa serius nih kalo kamu berisik," protes mama sambil membesarkan volume tv.

Gue hanya memutar mata. Setelah semua siap, gue menelpon Calum. "calum, gue udah siap nih. lu dimana?"

"gue udah di depan rumah lu nih,"

"oh yaudah, gue ke depan nih."

Gue mencium tangan mama lalu segera berlari keluar. Dan benar saja, Calum sudah ada di depan dengan mobilnya.

"yaudah langsung cabut aja."

Calum mengangguk dan tancap gas dari komplek gue.

Hanya butuh waktu 20 menit sampai ke tempat tujuan. Gue dan Calum sekarang berada di depan pintu masuk Jet Black Coffee dan belum menemukan tanda tanda kehadiran Luke dan pacarnya.

"lu yakin mereka beneran kesini?" tanya Calum sambil menaikkan satu alisnya.

Gue mengangguk ragu. "ihh, beneran deh kemaren luke bilang dia mau nemenin pacarnya kesini."

"yaudah, kita tunggu aja di dalem."

Gue mengikuti kata Calum dan duduk di pojok kanan yang dekat dengan jendela. Calum memesan satu affogato dan gue hanya memesan air mineral.

Setelah menunggu selama 15 menit, Luke dan pacarnya datang. Mereka tidak menyadari keberadaan kami. Untungnya mereka duduk di lantai atas.

"cal, gue duluan ya." kata gue sambil menunjukkan plastik berisi barang barang yang di perlukan.

"et, ntar aja. gue abisin ini dulu." Calum menahan tangan gue.

"yaudah, makanya buruan diabisin."

Tadinya gue mau ngasih sianida di kopi Luke tapi kalo gue kasih beneran yang ada, muka gue ada di berita nanti.

Calum segera menghabiskan minumnya yang tinggal sedikit. Setelah itu kami beralih ke parkiran.

"yang mana mobilnya luke?" tanya Calum.

"bentar," gue berkeliling sebentar untuk mencari mobilnya luke. "eh, cal! ini yang warna item sebelah sini."

Calum berjalan menuju mobil yang gue maksud. "lu yakin ini mobilnya dia?"

Gue mengangguk dengan pasti. "yakin seratus persen. kalo ga percaya, liat aja platnya ada LH."

Calum hanya mengangguk angguk. Gue mengambil plastik yang Calum pegang dan mengambil satu paku besar.

"bocorin bannya, jangan semua cuma 2 aja. gue yang kiri depan, lu yang kanan belakang." perintah gue.

Calum lalu mengambil paku yang sudah gue sediakan. Tapi tiba tiba gue inget satu hal.

"cal, di depan ada tukang ban kan?"

Calum mengernyitkan dahinya. "lah buat apaan?"

"ya lu tau lah. kasian juga kan kalo mereka gabisa pulang." kata gue sambil nyengir. Calum kemudian berjalan menghampiri gue.

"et, bego. lu kalo mau melakukan hal kaya gini, harus seratus persen yakin. jangan setengah setengah."

"iya iya, yaudah lanjutin aja. tapi di depan ada tukang ban beneran kan?"

Calum memutar bola matanya. "tadi sih gue liat ada."

Gue mengacungkan jempol gue dan balik melakukan pekerjaan yang tertunda. Keras ya ternyata bannya, gue kira kaya ban motor gitu.

Tiba tiba, gue merasakan ada orang berjalan ke arah mobil Luke. Gue mengintip melalui bawah mobil dan benar saja, Arzaylea berjalan ke arah sini.

Gue mengisyaratkan Calum untuk mengumpat. Calum kemudian memilih mengumpat di belakang tempat sampah, sedangkan gue di belakang pohon yang berada tidak jauh dari mobil Luke.

Arzaylea masuk ke dalam mobil Luke. Setelah itu, menutupnya kembali dengan sebuah map di tangannya. Arzaylea kemudian pergi dari parkiran.

Calum duluan keluar dari balik tempat sampah sambil menutup hidungnya. "anjir, bau banget."

"lagian lu ngumpet di belakang tenpat sampah, ya pasti bau lah." kata gue sambil terkekeh.

Gue dan Calum melanjutkan aksi kami. Hanya butuh waktu sebentar bagi Calum untuk membocorkan ban, tapi tidak bagi gue.

"calum, bisa tolong bantuin ga?" pinta gue dengan suara yang sok manis.

"biar gue aja, lu yang kasih lotion aja." Calum mengambil alih pekerjaan gue.

Aksi selanjutnya adalah mengoleskan lotion di jendela mobil. Gue juga mengoleskan sedikit di gagang pintu mobil. Bagian Arzaylea juga gue olesin. Tadinya sih gue gamau ngolesin bagian pacarnya, tapi tangan gue gatel pengen ngolesin juga.

Setelah semua selesai, gue menambahkan satu hal lagi agar lengkap. "cal, tolong ambilin lipstick dong."

Calum menyerahkan lipstick bekas yang isinya hampir habis. Gue menuliskan 'you deserve it' di spion mobil.

Dan akhirnya pekerjaan kami selesai. Gue tersenyum penuh kemenangan sambil melihat mobil Luke yang sekarang terlihat menyedihkan.



mampus luke emang enak

credit to paper towns untuk ide ini heheh makasih john, cara, nat and also my hoe lucastaway 

btw gue sedih ngeliat yg read udah 3k+ tapi yg vote cuma 800+ doang, pada mau enak doang ya tapi ga mau bayar hh

stay • cthDove le storie prendono vita. Scoprilo ora