FIRST DAY

38 10 1
                                    

Setahun telah berlalu. Tahun ajaran baru pun dimulai. Jalan dipenuhi dengan anak-anak yang bergegas untuk pergi kesekolah. Begitu pula di lingkungan sekolah sendiri. Beberapa ada yang datang menggunakan sepeda motor, mobil, Skateboard, sepeda dan bahkan bis sekolah. Tak hanya itu, setiap murid diharuskan untuk mengambil jadwal pelajaran mereka dan harus mendaftar ulang kan diri mereka di ruang staff.

Beberapa murid senior sengaja keluar dari kelas untuk membuat keributan atau hanya untuk memgerjai murid-murid baru. Murid senior bertindak bagaikan merekalah penguasa sekolah dan untuk murid junior hanya pasrah dikerjai oleh para senior. Koridor kelas 1 SMA Bakti Muda dipenuhi oleh senior yang begitu iseng. Mereka ada yang ber-skateboard melewati para junior lalu menjatuhkan semua buku yang mereka pegang. Kalau para junior beruntung, mereka akan mendapat sebuah coklat didalam loker mereka, pemberian dari salah satu senior yang akan melindungi sang junior dari senior-senior.

Seorang junior melangkah dengan percaya dirinya diantara kerumunan junior dan senior yang halu lalang. Gadis itu berbadan mungil namun dengan kaki yang begitu indah. Kulitnya putih dan tampak begitu halus. Rambut gadis itu tergerai sedada dan berwarna hitam legam begitu pula warna matanya. Wajah gadis tersebut dipolesi make up yang sangat tipis. Senyuman indahnya bermekaran disetiap hati para laki-laki junior maupun senior.

Beberapa senior ada yang berani untuk menggoda gadis tersebut namun ia tak memedulikannya dan tetap berjalan lurus menuju ruang staff.

Seorang guru melayani gadis itu di meja staff. Dia pergi untuk mengambil lembaran kertas dan beberapa buku lalu menyerahkannya kepada gadis tersebut. Guru itu pun juga menanyakan sedikit pertanyaan untuk data sekolah.

"Mia." jawab gadis bernam Mia itu. "Mia Gilbert"

"Ah, Gilbert ternyata. Abangmu itu pemain futsal terkenal di sekolah ini" ucap guru staff tersebut.

Mia tampak tak terlalu senang namun tetap memaksakan dirinya untuk tersenyum. "Dulu. Terima kasih"

Mia pun langsung meninggalkan ruang staff dan berjalan menuju kelasnya. Kelasnya tidak terlalu jauh dari ruang staff jadi dia tak perlu mendengar banyak ocehan dari para senior dan junior tentang dirinya. Kelas Mia baru dipenuhi oleh 5 orang. Dua diantaranya duduk di sudut kanan paling depan, satunya duduk ditengah-tengah, yang satunya duduk paling depan dan tepat didepan papan tulis dan satu terakhirnya duduk di pojok kiri belakang namun dibarisan kedua. Yang duduk disitu adalah seorang gadis kutu buku. Wajahnya cantik dan terlihat tinggi. Mia pun langsung duduk disebelahnya. Gadis itu memberikan senyuman ramah kepada Mia dan begitu pula Mia.

Kelas pertama adalah kelas Bahasa Inggris. Mr. Lockwood adalah guru Mia yang menurutnya adalah guru bahasa inggris terbaik yang ia pernah temui.

Mr. Lockwood memulai perkenalannya didepan kelas dengan sebuah lelucon yang membuat seluruh kelas terpingkal-pingkal. Mr. Lockwood memiliki postur tubuh yang tegap dan kekar, tingginya mungkin hampir 2 meter dan dia adalah guru paling termuda di sekolah ini.

"Oh, umur saya masih 24 tahun"

Seluruh gadis dikelas pun langsung melontarkan kata "o" yang begitu panjang namun dengan intonasi yanh lembut. Mr. Lockwood memang tampan dan mungkin oleh sebab itu banyak dari murid perempuan dikelas tsrsebut lebih memfokuskan perhatiannya kepada Mr. Lockwood, kecuali para murid laki-laki beserta Mia dan gadis yang duduk disebelahnya. Gadis yang ternyata bernama Lily itu sedang membaca sebuah buku berjudul ' Middle of the Night" dan perhatiannya begitu fokus kepada buku tersebut.

Sebelum kelas dibubarkan, Mr. Lockwood meminjamkan muridnya buku "To Kill A Mockingbird" untuk dibaca selama 3 hari lalu diharuskan untuk membuat sebuah essay tentang buku itu. Seluruh murid pun langsung memprotes namun Mr.Lockwood langsung menerbahkan senyuman manisnya dan sekejap saja kelas menjadi tenang.

Jam kedua berlangsung sangat membosankan. Mrs. Green selaku guru matematika begitu mematikan. Beliau langsung memulai pembelajaran dengan begitu sadis. Beliau menyuruh salah satu murid untuk menjawab sebuah soal Matematika kelas 3 SMP dan mengaitkannya dengan pelajaran Matematika di SMA.

Bagi mereka yang tidak bisa menjawab ketika ditunjuk, diharuskan membuat 5 soal beserta jawaban nya di secarik kertas lembar lalu dikumpulkan esok paginya. Ketika pelajaran matematika telah selesai, satu kelas sibuk membicarakan tentang Mrs. Green yang begitu galak dan kejam. Sudah terlihat begitu jelas. Mereka adalah murid baru namun beberapa dari mereka sudah mendapatkan teman.

Bel istirahat berbunyi. Sepanjang koridor dipenuhi oleh senior yang sengaja menabrak para junior dan beberapa hal konyol lailainnya. Dan lagi, beberapa dari mereka memperhatikan Mia dengan rasa kagum dan gadis itu tak memperdulikannya. Mia meletakkan buku-bukunya didalam loker. Ternyata, gadis kutu buku yang bernama Lily tersebut memiliki loker yang bersebelahan dengan Mia. Gadis berpostur tinggi itu tersenyum ramah kepada Mia lalu menyapanya.

"Hey"

"Hey" jawab Mia.

Mereka berdua berjalan disepanjang koridor sambil diperhatikan oleh murid-murid disekitarnya. Lily termasuk gadis yang cantik pula. Oleh karena itu tak hanya Mia saja yang digoda namun Lily pun begitu.

"Mau kekantin?" tanya Mia ramah.

"Iya. Sekali aja yuk"

"Okay"

Mereka pun berjalan menuju kantin tanpa tidak melewati koridor dan murid laki-laki yang menggoda mereka berdua. Lily dan Mia tidak seperti gadis cantik lainnya yang menganggap merekalah yang terbaik. Lily dan Mia justru lebih ramah dan rendah hati serta tidak memerdulikan berbagai ocehan murid tentang diri mereka.

Kantin dipenuhi oleh para murid junior dan senior. Kantin tersebut begitu luas dan tempat duduk yang disediakan pun lumayan banyak. Sebagian murid duduk perkelompok. Ada kelompok murid populer, pemain basket dan football , para pecundang, kutu buku, kelompok orang kaya dengan anak-anak yang memakai baju merek designer terkenal, dan sebagainya. Lily dan Mia duduk disebuah meja bundar kosing yang terletak di pojok ruangan, tempat para pecundang berada. Tak heran saja seribu pasang mata tertuju kepada kedua gadis itu namun mereka tak terlalu memprrdulikan. Lily justru tetap membaca novel "Middle of The Nightnya" sambil menyantap salad sayur dengan mayonase sedangkan Mia membaca novel yang baru saja dipinjamkan oleh Mr. Lockwood sambil menyantap sayurannya dan meminum susu rendah lemak yang didapatinya dari kulkas kantin.

Tiba-tiba seorang senior menghampiri Mia dan Lily. Senior laki-laki itu bertubuh kekar dan bahunya yang lebar. Jujur saja dia memiliki senyuman yang indah dan jawline nya yang seperti seni yang terukir begitu indah dan sempurna. Laki-laki yang bernama Jake tersebut melontarkan senyuman lalu terkekeh sendiri melihat tingkah kedua juniornya yang tak memperdulikan keberadaan Jake.

"Hoy" pekik Jake

Lily dan Mia memalingkan wajah mereka dari buku ke arah Jake yang tengah berdiri menanti pembelaan dari kedua gadis junior itu. Lily dan Mia justru berbalas pandang lalu berkata "Kami memang lagi serius membaca"

Jangan lupa vote&comment nya ya:) Jgn lupa tambahkan ke reading list kamu trus share ke teman-teman :) Happy Reading

PS: baca juga one shot story ku yang Surat Botol. Dont forget to leave your votes and sweet comments. I'd love to hear any of them

LAKE WITNESSEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang