HIDING FROM HIM

7 5 1
                                    

Bel pulang telah berbunyi. Mia dan sahabatnya memasukkan buku-buku mereka yang tadinya berceceran diatas meja kedalam tas. Mia melakukannya dengan tergesa-gesa. Dia bahkan salah mengambil peralatan sekolahnya.

"Lah itu kan pena ku, Mi." sahut Lily. Mia pun langsung mengembalikan pena itu ke Lily.

"Iiss... itu kan buku Biologi ku, Mi!" dan lagi, Mia salah mengambil miliknya.

Lily merasa ada yang aneh dengan sikap sahabatnya kini. Dia memperhatikan gerak-gerik Mia yang semakin ligat dalam membereskan peralatannya. Akhirnya pun Mia angkat bicara mengenai pandangan Lily yang kurang mengenakan.

"Aku tu takut kalau Jake datang ke kelas"

Dan benar saja, tak lama beberapa detik kemudian dia mengatakan hal tersebut, dia melihat sosok Jake yang sedang berjalan di koridor menuju kelas Mia, kelas 10 C. Mia menghela nafas lalu berlari menuju lemari berukuran kecil yang ada di sudut ruangan kelas. Lemari itu khusus untuk penyimpanan barang-barang temuan. Dan kondisi didalamnya pun tidak terlalu mendukung. Mia menarik lengan baju Lily lalu menyuruhnya untuk mengunci pintu lemari tersebut dari luar.

"Jangan bilang pada kak Jake kalau aku sembunyi disini."

Tanpa banyak tanya lagi, Lily langsung melakukan yang diperintahkan oleh Mia. Dia pun juga tidak mau sahabatnya di paksa masuk kedalam golongan orang-orang seperti Diana dan Jake. Dia tak mau sahabatnya terluka.

Jake memasuki kelas. Matanya menelusuri setiap sudut ruangan dan menjatuhkan pandangannya kepada Lily. Gadis itu menyadari tatapan Jake kemudian dia berpura-pura untuk menyusun buku-buku dengan cara mengeluarkan buku tersebut lalu memasukkannya lagi kedalam kelas. Sesekali matanya mengarah ke lemari dimana Mia bersembunyi. Dia khawatir kalau saja Jake terlalu pintar, dia akan membuka lemari itu dan mendapati Mia yang tengah berkubang dengan para laba-laba dan jarring-jaring mereka.

"Mia kemana?" tanya Jake. Dua teman Jake berdiri di daun pintu. Mereka bernama Roy dan Steve. Steve memiliki rasa suka terhadap juniornya, si Lily.

"Ehh..." Lily terlalu gugup untuk berbicara.

"Jangan bilang pada kak Jake kalau aku sembunyi disini."

"Kemana?" tanya Jake lagi. Sesekali dia melihat ke luar jendela untuk mendapati sosok Mia.

"Dia ke toilet, kak! Iya. Dia ke toilet. Katanya udah kebelet banget"

Kebohongan yang baru saja dilontarkan oleh Lily dianggap serius oleh Jake. Dia pun menyuruh Roy dan Steve untuk pergi ke toilet cewek untuk mengecek keberadaan Mia. Lily celingak-celinguk melihat keluar jendela, memastikan bahwa Jake dan kedua temannya sudah berada jauh dari kelas. Lily pun kembali ke tempat lemari tersebut tetapi...

"Kagak bisa dibuka, Mi!"

"APA?!!!"

Lily mencoba untuk membuka lemari itu dengan kunci yang ia gunakan tadi tetapi hasilnya nihil. Justru dia tidak bisa membuka lemari itu dengan kunci tersebut. Gadis itu begitu panik. Dia mencoba untuk menarik gagang lemari sekuat tenaga tapi dia justru mematahkan gagang lemari.

"Gagangnya patah, Mi!" teriak Lily. Dia semakin panik.

"Kok bisa patah sih, Li! Yang benar dong! Ini banyak laba-laba disini!" Mia menggedor-gedor pintu lemari agar bisa terbuka tapi justru menjadi lebih parah. Laba-laba yang berada di jaring-jaringnya perlahan mulai berjatuhan ketubuh Mia akibat dirinya yang menendang pintu lemari. Wajahnya terselimuti jaring laba-laba yang sangat menjijikkan.

"AAAAHHH!! LABA-LABA NYA, LI!! CEPAT DONGGG!!"

Lily mencoba untuk mengambil sebuah kursi lalu menghantamkannya ke pintu lemari. Lagi-lagi Mia berteriak karena laba-laba yang mulai berjalan menghindapinya.

"Aduhh.. gimana ni, Mi!"

Teriakan Mia dari dalam lemari membuatnya menjadi lebih panik. Dia pun berlari keluar kelas, mencari salah seorang atau mungkin lebih untuk menolong keadaan mereka berdua. Tapi sayangnya bel pulang sekolah sudah 20 menit berlalu. Koridor sudah kosong dari murid-murid. Lily memikirkan untuk mencari guru yang bisa menolong tapi mereka ada pelatihan di Gedung Guru. Para CS tidak tampak satu pun di koridor. Biasanya Pak Norman sering membersihkan lantai koridor kelas 10 namun keberadaanya tak kunjung ada. Mia masih berteriak. Bahkan Lily bisa mendengar kalau ternyata Mia tengah menangis.

"TOLONG!! TOLONG!! ADA YANG KEJEBAK NIH!" suara teriakan Lily justru menggema di koridor.

Sejak kejadian di kantin tadi, Lily sangat berharap kalau Jake bisa mendengar pekikan tolong Lily. Jake mungkin masih berada di toilet cewek atau kemungkinan besar dia sudah pulang.

Astaga.. itu bahkan lebih parah batin Lily.

Dia mengigit kukunya dengan panik dan berharap jika ada seseorang yang melintasi koridor. Tidak masalah kalau itu orang gila, selagi dia berwujud manusia Lily akan sangat berterima kasih jika orang tersebut membantu sahabatnya yang kini terjebak disebuah lemari yang penuh dengan laba-laba.

"Kenapa teriak-teriak, Li?"

Suara cowok yang sudah dikenal Lily membuat dadanya menjadi lega. Peter. Dia sedang berjalan menuju Lily sembari melepaskan earphone nya.

"itu kak!!" Belum Lily menyelesaikan kalimatnya, dia langsung menarik lengan Peter kedalam kelasnya.

Karena kesal terhadap kelakuan Lily, Peter melepaskan dirinya dari genggaman Lily "Kenapa sih?"

"Mia, kak!!" suara panik yang dikeluarkan Lily membuat ekspresi Peter menjadi serius

"Mia kenapa??"

"Mia terjebak didalam lemari. Lemari penyimpanan. Ka...kat...kata"

"Baik-baiklah ngejelasin nya. Kata apa?"

"Kata wali kelas kami lemari itu sudah tidak dipakai sejak 2 tahun yang lalu. Jadinya didalam itu banyak laba-laba, kak. Atau mungkin makhkul lainnya, kak."

"Lily?" suara laki-laki yang berbeda namun sudah dikenalin oleh Lily.

"Kak Jake?" ucap Lily.

"Kenapa, Li?"

"Aduuhh... pakai banyak tanya kakak , nih!" Lily langsung berlari kedalam kelas. Kedua seniornya pun dengan senang hati mengekori Lily dari belakang. Mereka merasa tertarik karena masalah itu menyangkut Mia, gadis yang mereka pertaruhkan.

Ketika berada didalam kelas, sekitar 2 langkah dari daun pintu, langkah Lily terhenti.

"Kok senyap?"

Jake dan Peter bertukar pandang. Rasa kebencian diantara mereka pudar untuk beberapa saat demi Mia. Lily melangkah pelan, mencari sesuatu yang ganjil dari TKP yang ia tinggalkan 5 menit yang lalu.

"Mia?" teriak Lily.

Ia melangkahkan kedua kakinya menuju lemari penyimpanan tersebut. Dia menatap kedua seniornya dengan tatapan ngeri dan khawatir. Gadis itu menelan ludah dengan kasar.

"Mia nya senyap, kak."

LAKE WITNESSEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang