Author's POV
-------
"Lo kemana aja tadi sih?""PR udah selesai belum?"
"Eh, eh, tadi Peter nyariin, lho."
"Eh kok malah bengong"
Mia dihujani beribu pertanyaan dari Lily ketika dia baru saja duduk dibangkunya. Meskipun tidak mandi, Mia tetap terlihat segar dan cantik. Tak heran dia banyak disukai oleh para senior bahkan junior karena kecantikan alaminya.
Tiba-tiba, Lily mendekatkan tubuhnya kearah Mia. Hidungnya bertingkah bagaikan anjing pelacak yang melacak sesuatu, tatapannya sesekali menanyakan suatu hal terhadap Mia. Mia merasa sedikit risih namun jujur saja, jantungnya berdegup dan pipinya sedikit memanas karena malu.
"Kok aneh, ya." Lily akhirnya menjauhkan tubuhnya dari Mia. "Tumben parfumnya banyak kali"
Mia sudah jelas bisa melihat tatapan jahil dari Lily.
'Pasti ni anak udah tau. Gue kasih tau nggak ya?' gumam Mia dalam hatinya
Di lihatnya Lily lagi, gadis itu memfokuskan dirinya pada buku, lebih seperti berpura-pura membaca buku tetapi senyuman jahilnya belum juga sirna.
"Iss, iya iya. Gue ngaku" kata Mia. Dia merobek secarik kertas dari buku pelajaran Matematikanya, lalu menuliskan beberapa kalimat diatas carik kertas kosong itu
'Tadi gue nggak mandi. Bangun telat'
Dia langsung menyerahkan kertas itu kepada Lily. Ternyata, mata Lily melotot melijat tulisan itu. Sikap Lily yang melototi kertas itu membuat Mia bertambah malu, risih dan bahkan dia tak tahu apalagi yang kini ia rasakan. Dalam diam, dia meraih lengannya lalu mencium jika ada suatu bau yang menganehkan. Mia bahkan membawa parfum Paris Hilton yang ia dapat sebagai hadiah ulang tahun ke 15nya kedalam tas. Dia pun mengambil parfum itu dan menyemprotkannya ke bawah ketiak, leher dan lengan.
Lily mengalihkan pandangan kepada Mia. Wajahnya tampak terkejut namun tersirat unsur geli terhadap Mia.
Dia menyerahkan kertas itu kembali pada Mia sambil terkekeh.
"Sumpah demi apa. Gue nggak tau kalau kau tidak mandi. Karena kan..."
Mia langsung mendekap mulut Lily. Salah seorang teman sekelas mereka menatap heran kedua gadis itu. Mia hanya melontarkan senyuman paksa dan kembali pada Lily.
"Dasar ya. Jangan dikeras-keraskan juga lah" bentak Mia , tetapi dengan nada lembut.
"Lo memang belum mandi? Pantasan aroma parfumnya nyengat banget" ucap Lily, berbisik sehingga hanya mereka berdualah yang bisa mendengar satu sama lain.
"Lah, bukannya lo udah tau dari awal?"
"Is, ni anak memanglah ya."
"Jadi lo kenapa senyum-senyum jahil kek tadi ,kampret"
"Jangan pura-pura nggak tau deh"
Mia pikir apa yang akan dikatakan oleh Lily sangatlah penting dan rahasia sehingga ia justru mendekatkan tubuhnya untuk menunggu penjelasan dari Lily.
"Kau memang tidak tau ya? Satu sekolah sedang membicarakanmu"
"Ma...maksudnya?" tanya Mia gagap. Rasa kekhawatiran kini mulai bermunculan.
Apa yang telah diketahui oleh sekolah? Mengapa mereka membicarakan Mia?
"Tadi pagi kan lo sampai disekolah dengan kak Jake. Terus satu sekolah itu ngomongin lo. Ada yang iri dan ada yang kesal juga sih. Nah terus, gue baru aja dengar gosip kalau 2 hari yang lalu, Jake dan Peter berantam lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
LAKE WITNESSED
Teen Fiction"Hiduplah, mengenang hanya untuk orang-orang tua" Seorang gadis cantik nan jutek namun memiliki kepribadian penyendiri meskipun dia merupakan gadis yang digandrungi oleh banyak cowok. Kepribadiannya banyak mengundang tanya oleh sebagian murid disek...