HE'S NICE (?)

19 7 2
                                        

Mia's POV
------
Aku memaksakan diriku untuk menarik tubuhku dari kasur yang begitu nyaman. Sanking nyamannya aku merasa bagaikan tidur diatas gulungan sutra. Begitu lembut. Namun ketika kubalikkan tubuh mengarah ke meja disebelah kiriku, jam bekerku menunjukkan pukul 7 pagi

Tanpa pikir panjang, aku pun langsung menarik tubuhku dengan paksa lalu berlari menuju kamar mandi. Bodohnya diriku membuatku terjatuh akibat selimut yang masih terlilit ditubuhku menghalangi kakiku, membuatku terjelepak kelantai. Aku merintih kesakitan, merasakan tulang hidung ku yang sepertinya bengkok.

"Dasar lantai bodoh. Gue udah tau kalau lo kagak seharusnya diletakkan disitu!"

Bel masuk akan berbunyi ketika pukul 7:30 pagi, artinya aku hanya memiliki sisa waktu 30 menit untuk bersiap-siap. Hidup sendiri dirumah yang letaknya sekiat 6km dari sekolah bukanlah hal yang mudah. Yah, 6 km. Itu bertambah parah lagi karena waktu ku untuk bersiap-siap semakin menipis.

Aku membutuhkan waktu 25 menit untuk sampai disekolah dengan menggunakan sepeda. Selagi aku dikamar mandi, aku membuat sebuah keputusan yang begitu bodoh.

"Nggak apa-apa juga sih. Lagiankan gue kemarin mandi malam."

Yap, aku memutuskan untuk tidak mandi pagi dan berlari menuruni tangga menuju dapur. Karena hidupku habya sebatang kara dirumah ini, yang tersedia di lemari makananku hanyalah sereal Batman yang aku dapatkan secara gratis dari tetangga. Sebuah kotak susu tawar aku ambil dari kulkas lalu menuangkannya kedalam sereal yang kuletakkan dimangkok. Sebagian dari susu tersebut aku minum untuk menambah energi.

Tak lama makan, aku bergegas mengambil sepeda yang ada di gudang sebelah. Ku paksakan diriku untuk mengayuh sepeda secepatnya. Jam tanganku sudah menunjukkan pukul 7:05. Aku masih punya 25 menit lagi.

"Ayolah,sepeda. Masa iya baru seminggu gue sekolah udah pakai terlambat segala"

Bus sekolah bergantian melewatiku. Aku hanya bisa memandangi orang-orang yang ada didalam bus tersebut sembari mendayung sepedaku sekuat tenaga.

Dunia serasa berjalan begitu lambat. Aku merasah tubuhku sudah berpeluh keringat. Bagaimana kalau satu sekolah mengetahui kalau aku belum mandi pagi? Bagaimana kalau mereka bisa merasakan aroma tubuku yang tidak enak? Ah, tak bisa kubayangkan akan seberapa tambah buruk hal itu.

'Tet tet'

Suara klakson mobil mengejutkanku. Mobil sialan yang membuatku berhenti ditepi jalan, hampir terjatuh karena kehilangan keseimbangan.

Mobil itu lebih terlihat seperti mini truck, perlahan maju dan menemukan wajah pengemudi mobil sialan itu dengan diriku. Dia seniorku. Jake. Senior yang pernah melecehkanku. Well, entahlah. Dia merangkulku namun tangannya hampir mengenai belahan dadaku.

"Well, gue suka hitung-hitungan. Jadi kalau gue sedang memperkirakan jarak dari sekolah ke tempat kita sekarang, itu waktu yang diperlukan 20 menit. Pakai mobil atau motor! Lah kalau lo, pakai sepeda. Dan ngayun nya pun nggak cepat-cepat amat." dia mengeluarkan senyuman licik.

Perkataanya ada betul juga sih.

Aku tahu dia mencoba untuk menawariku agar bisa pergi kesekolah bersama nya. Namun aku memainkan peranku sebagai perempuan tolol yang tak tahu apa-apa

"Mending pergi bareng. Nanti lo letak aja sepedanya di belakang. Kan simple"

Aku berpikir dua kali. Walaupun aku setuju tapi...

"Cepat dong. Gue juga nggak mau terlambat nih"

Terkejut, aku langsung menganggukkan kepala pertanda setuju. Dia tersenyum lalu keluar dari mobil dan meletakkan sepedaku yang berat kebelakang mobil. Ketika mengangkat sepedaku, aku bisa melihat lengannya yang kekar dan otot-otot yang sedikit timbul. Kaos yang ia pakai tampak begitu pas dan ketat ditubuhnya. Aku hanya menelan ludah.

LAKE WITNESSEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang