Chapter 5

5.1K 138 1
                                    

PRILLY POV

Jakarta, Januari 2014

05.00 Sore

Aku izin dengan mommy dan kaia sambil menunggu kevin yang sedang memanaskan mobilnya.

" Mom, kak. Ii pergi dulu ya sama kevin " Pamit ku pada mommy dan kaia.

" Iya hati hati ya sayang " Ujar mommy

" Jangan malem malem prill " Sahut kaia.

Aku pun mengangguk dan mengecup kedua pipi mereka.

Tak lama kevin memberi kode agar aku masuk kedalam mobilnya. Aku pun langsung masuk kedalam mobilnya.

" Lets go " Ujarnya dengan ceria.

Rahma bilang jika kita akan ketemuan di sebuah restoran pizza yang berada di grand indonesia.

Sesampainya di sana aku melihat Rahma dan... sahabatku, arum. Aku pun dengan refleks menarik jemari kevin menuju ke tempat kedua sahabat ku.

" Aaaah... Aruuummm, sumpah gue kangen banget sama looo My darl " Jeritku seraya memeluknya erat masa bodo dengan tatapan semua orang.

" Sesaak bego! " Protes arum yang membuat ku melonggarkan pelukannya dan tersenyum bagai orang bodoh.

" Ini siapa prill ? Suami lo ? " Tanya rahma sambil menunjuk kevin yang kugelengi. Rahma nih bodoh atau apa sih ? Kalau dia paham sama semua yang ku beritahukan mana mungkin ali ada di sini menemaniku dengan kehangatannya.

" Rahma " Ujar rahma memperkenalkan namanya pada kevin.

" Kevin " Balas kevin dengan ramahnya.

" Arum " Sahut arum ikut memperkenalkan namanya pada kevin.

" Kevin " kevin menyebut namanya sekali lagi.

" Gimana kehidupan lo di california ? Lo bener bener gak mau balik lagi sama dia ? " Tanya rahma perlahan.

" Kehidupan gue di california sangatlah indah gue merasa seperti terlahir kembali. But, sebelum dia berhasil menemukan gue lagi terus dia ngejar ngejar gue lagi. Akhirnya gue mutusin untuk ke indonesia buat ngelepas rindu sama kalian sekalian menghindar dari dia " Jelas arum

" lo kenapa sih engga mau maafin dia aja ? " Tanyaku

" Gak mungkin prill, luka yang dia kasih tuh dalem banget. Gue bukan tameng dan bukan tempat pelampiasan " Balas arum sambil menunduk. Rum, apa bedanya sama gue? Gue malah gak di anggep sama sekali.

" Ssst kok jadi mellow sih? Kita kan ketemu mau have fun " Ujarku berusaha ceria.

" Gimana kalau lo nyanyi prill ? Lo kan udah lama engga nyanyi tuh " Ujar rahma dengan memasang wajah memohon di ikuti arum. Mereka ini sangat kompak sekali jika membully aku.

" Heh? Gak mungkin lah, masa gue langsung nyanyi aja. Kenal sama pemiliknya aja engga " Gerutu ku. Arum langsung mencubit kedua pipiku gemas

" Illy lo tuh jangan gitu mukanyaa bikin gemess " Ujarnya seraya mencubit kedua pipiku.

" Sakit bodoh! " Kesal ku.

" Eh kevin jadi di cuekin,, ikut cerita dong " Ujarku merasa bersalah karena mencuekan kevin.

" Santai aja prill " Balas kevin.

" Prill mau nyanyi kaga ? Gue kenal sama pemilik resto ini " Kata rahma yang membuatku mengangguk.

" Siregar " panggil rahma pada seorang pria.

" Witss rahma, apa kabar lo ? " tanya pria itu.

" Baik, oh iya temen gue mau nyanyi nih boleh kaga " Tanya rahma.

Diantara Kita {1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang