Chapter 3

4.9K 138 1
                                    

AUTHOR POV

Jakarta, Januari 2014

05.30 Pagi

" Pagi semua " Sapa prilly dan dia sudah tidak canggung mencium pipi anggota keluarganya yang baru.

" Loh kamu mau kerja prill? Bukannya kamu cuty dua minggu " Tanya daddy syrief yang bingung dengan pakaian yang dikenakan oleh prilly adalah Jas putih yang sering dikenakan dokter dan prilly terlihat sangat cantik pagi ini.

" Tidak jadi dad, prilly memutuskan kembali bekerja " Jawab prilly.

" Ya sudah tapi kamu tidak pulang hingga larut malam kan ? " Tanya mommy

" Kalau itu prilly engga tau mom, kalau pasien prilly tidak banyak kemungkinan sore prilly sudah pulang tapi kayaknya hari ini tidak bisa pulang cepat karena dokumen prilly juga terbengkalai karena di tinggalkan " Balas prilly.

" Ya sudah asal jangan terlalu memforsir tenaga kamu karena kamu jug harus menjaga kesehatan " Nasihat mommy resi.

Setelah selesai dengan acara makan pagi bersama prilly pamit lebih dulu untuk berangkat bekerja dengan alasan rahma sudah menghubungi jika ada pasien yang harus di tangani olehnya saat ini.

" Kita harus merencanakan sesuatu supaya prilly hamil anak ali secepatnya " Ujar mommy saat punggung prilly menghilang di sekitar ruang makan.

" Memang kenapa ? " Tanya daddy dengan raut wajah dingin sedingin es saat mendengar nama ali di sebut.

" Kalau prilly tidak hamil dalam kurun waktu tiga bulan maka ali akan menceraikan prilly dad " Jawab kaia yang membuat Rio dan daddy tersentak kaget.

" Bagaimana bisa ? Dad tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Dad tidak akan membiarkan mantu kesayangan dad lepas karena kebodohan anak itu " Ujar dad yang lebih mirip gerutuan.

" Maka dari itu kita harus menempuh cara licik untuk melancarkan rencana membut prilly hamil " Sahut kaia.

" Cara licik ? " Ulang mom

" Mau bagaimana lagi ? Pasti ali tidak akan mau melakukannya jika dia masih sadar " Ujar kaia.

" Apa rencannya ?? " Tanya daddy.

Kaia memberitau semua rencana licik yang sudah tersusun rapi di otak cantiknya itu membuat semua yang berada di ruang makan itu tersenyum bangga.

***

ALI POV

Jakarta, Januari 2014

08.00 Pagi

Aku sebenarnya pusing mendengar ceramah mommy yang memintaku untuk segera menyentuh gadis mungil menyebalkan itu. Di tambah rengekan Agatha yang membuatku membentaknya, Ya tuhan baru ini aku membentaknya.

" Hai broo " Sapa kevin sahabat merangkap tangan kanan ku.

" Hm " Gumam ku

" Lo kenapa ? Lo keliatan aneh, Hidup kayak engga hidup mati juga ya engga mati " Cibir kevin sembari duduk di bangku depan ku.

" Hufft! Gue pusing vin " Gumam ku sembari menarik rambut ku sedikit kencang.

" Pusing kenapa ? " Tanya kevin.

" Sekarang gue punya dua istri vin " Jujurku yang membuatnya membelalakan mata

" Jangan bercanda dong lo broo " Ujarnya tak percaya dengan ucapan ku.

" Gue serius vin " Ujarku dengan nada frustasi.

" Cewe mana yang mau jadi istri kedua lo emang ? Cantik kaga ? Kalau lo kaga mau mending kasih gue dah " Ucapnya yang kuyakini asal saja.

Diantara Kita {1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang