Chapter 6

5K 144 0
                                    

ALI POV

Jakarta, Februari 2014

07.00 Pagi

Sesampainya di kantor aku berpapasan dengan daddy namun dia seperti tak menganggapku ada dia sangat dingin. Tapi dua orang wanita membuatku terkejut. Salah satu dari wanita itu yang selalu menghantui pikiran ku, prilly dan kaia.

Ada apa mereka sampai kekantor? Aku menghampiri mereka namun bersembunyi di dinding yang terbuat dari marmer. aku tepat di belakang prilly. Sudah seminggu lebih aku tidak bertemu dengannya sejak kejadian di restoran waktu itu. Seharusnya malam ini jadwal ku bersamanya.

" Dad ini dokumen yang daddy minta " Kata kaia sambil memberikan sebuah dokumen yang entah apa isinya. Pikiran ku melayang pada aroma prilly yang membuat rasa bersalah kembali hadir menghampiri, aku telah mengambil ' miliknya '.

" Dad ini ii bawain makan " Kata prilly seraya memberikan rantang makanan.

" Terima kasih ya nak " Balas Dad.

" Oh iya kevin mana ya dad ? " Kevin ? Pria itu benar benar menyukai prilly. Tidak bisa di biarkan.. bagaimana pun aku harus bertanggung jawab karena kelakuan ku waktu malam itu.. aku pria pertama yang menyentuhnya dan aku akan sangat merasa bersalah jika melepasnya pada kevin, seakan akan prilly itu boneka sekali pakai langsung buang, aku tidak sejahat itu.

Jangan jangan selama seminggu juga mereka semakin dekat dan akrab... tidak bisa di biarkan! Aku harus mempunyai cara agar kevin menjauh dari prilly.

" Kevin di ruangannya " Balas dad yang memberitahukan keberadaan kevin.

" Prilly mau mengantarkan kue kesukaannya " Ujar prilly. Bahkan dia tau kue kesukaannya kevin? Benar benar keterlaluan kevin! Mau memonopoli istri kedua ku.

Bagaimana bisa! Ini tidak bisa di biarkan.
Aku harus bertindak. Prilly milikku! Dan sekarang dengan lancangnya aku berkata prilly milikku ? Biarkan karena dia istriku juga.

Aku merasa mendidih mendengar obrolan mereka! Aku beranjak pergi dengan emosi yang tersulut. Ada apa ini? Mengapa harus seemosi ini. Aku harus segera memikirkan caranya agar prilly tidak jadi milik kevin.

Hamil!

Prilly harus segera hamil anakku! Tapi bagaimana caranya ?

" Bodoh!! Jelas harus melakukan hubungan intim. Mengapa aku jadi bodoh sekali " Gerutu ku sendiri.

Apartement, aku akan membawanya ke apartement ku. Tidak mungkin aku membawanya kerumah mom and dad dan melakukan pagi menjelang siang hari disaat sedang sibuknya melakukan aktivitas.

Tapi jika aku menghamilinya berarti perjanjian aku dan mom berakhir dan aku tidak boleh menceraikan prilly kalau dia mengandung. Tapi kalau boleh jujur aku ingin sekali memiliki keturunan aku ingin memiliki anak yang lucu dan menggemaskan. Kini naluri ingin memiliki anak menyeruak dalam rongga batin yang telah lama memendam keinginan.

Sepertinya aku harus membuka hati ini juga untuk prilly karena mau tak mau dia yang akan menjadi ibu dari anak anak ku juga,maafkan aku agatha.

***

PRILLY POV

Jakarta, Februari 2014

09.00 Pagi

Pagi ini setelah mengantar dokumen dan makanan ke kantor bersama kaia kuputuskan untuk ke dapur. Entah ada tarikan apa yang membuatku ingin ke dapur. Di sana aku melihat Mang kasim yang sedang bernyanyi nyanyi sambil mengiris kembang kol. Aku tersenyum melihat tingkahnyanyang lucu.

Diantara Kita {1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang