Chapter 7

4.9K 130 2
                                    

ALI POV

Jakarta, Februari 2014

10.50 Pagi

Setelah mendengar perdebatan antara prilly dengan pria yang tak ku kenal. Entah mengapa hatiku terasa tersentuh..

Jangan pernah menyia nyiakan kesempatan. Karena waktu tidak bisa di ulang hanya bisa untuk di kenang dan di renungi

Sebenarnya dia adalah gadis eh ralat wanita yang baik bahkan sangat baik. Saat berdekatan dengannya seperti ada suatu getaran yang menarik ku untuk selalu berdekatan dengannya.

" Ali " Panggil nya.

" Ya " Balasku

" Kata mom, di rumah sepi hanya ada pekerja di rumah. Katanya mereka pergi ke Singapura untuk mengurus bisnis di sana dan kata mom aku di suruh menjaga rumah " Jelasnya.

" Ya sudah aku akan menemani kamu sampai mereka kembali " Ujarku. Kesempatan untukku agar dengan lancar membuat keturunan.

" Hah? Terus istri kamu gimana ? " Tanyanya.

" Kamu kan juga istriku " Balas ku.

Aku memutar balik arah untuk pulang kerumah mom.

" Berapa lama mereka pergi ? " Tanyaku. Kalau sebentar aku akan membawa prilly ke rumah mom tapi kalau lama maka aku membawanya pergi, honeymoon bisa di bilang.

" Hanya empat hari " Jawabnya. Tepat sekali jawabannya sangat pas dengan apa yang kuinginkan.

Aku kembali memutar arah ke arah bandara.

" Loh li.. kenapa mutar balik jalan ? " Tanya prilly.

" Jalanannya di tutup " Bohong ali.

***

PRILLY POV

Amsterdam, Februari 2014

09.00 Pagi

Rasanya tubuh ku remuk karena melayani ali dari siang hingga pagi. Sampai saat ini aku masih bingung kenapa ali membawaku ke luar negri lebih tepatnya amsterdam.

Tapi aku mencoba untuk menikmati waktu ku selama bersamanya. Mencoba untuk merasakan arti suami istri yang sebenarnya tanpa gangguan padahal disini aku yang menjadi orang ketiga.

Ku lirik jam dinding ternyata menunjukan pukul sembilan pagi. Apa ?? Sembilan. Astaga aku harus bangun dan menyiapkan makanan untuk ali.

Ali memeluk ku erat, aku sedikit bingung dengan sikapnya dari kemarin. Tidak biasanya dia sampai rela ke rumah sakit dan membawaku ke sini. Ku padangi wajah damainya,, dia tampan dan wajahnya sangat kearaban. Di mulai dari alisnya yang tebal dan menyambung, bulu matanya lentik, bibir nya sexy nan menggoda, wajah nya putih berseri.

Aku jadi memikirkan jika aku memiliki anak.. apa anak ku akan mirip dengannya ? Jika ia pasti akan sangat lucu dan menggemaskan.

" Astaga li.. badan kamu panas " Jerit ku saat jemari ku tak sengaja menyentuh kening ali yang panas seakan akan terbakar oleh api.

Ali mengerjapkan matanya dan tersenyum pada ku.

" Engga apa apa hanya lelah " Jawabnya dengan suara serak.

Seingatku aku membawa obat obatan di tas kerja ku. Tanpa sadar aku menyibakan selimut yang ternyata tubuh ku masih Full naked.

" Prill kamu mau ngajakin ' main' lagi hm ? " Dasar lagi sakit masih aja mesum. Masa bodo aku langsung ke kamar mandi dengan keadaan full naked, malu sih tapi mau bagaimana lagi.

Diantara Kita {1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang