Riuh hatiku tersentak terpadam
tenang dirampas semula
entahlah kenapa- -
malam ini merasa lain
mungkin masih terkilan ataupun
rindu rindu dahulu kembali menumpang nasib
lewat waktu tak mampu menampungnya- - mengkali
rokok dan coretan bintang pun
tidak bisa hingarkan suasana semacam
badai lembut menerpa,paling paling diganggu sunyientahlah;
mengapa jadi begini
apa yang ada padamu hingga terlalu rindu? monolog sendiri
aku perasankan
tidaklah pada sayup matamu
tidak juga pada keenakan bibirmu
tidak mungkin pada bencimuaku dan hati bersepakat telah- -
jujur sesama kami
dengannya, aku temui yang paling rindu itu.beri aku sebentar...
kau memungutku, membangunkan setiap semangat yang dipasak dahulu. tak cukup itu kita menongkah keluar dari roba. memulihkan jiwa yang memar dek janji janji gelojoh. merongkah besi besi penghalang dalam fikiran ku.mengenalkan aku dengan harapan baru.bersama kamu.
telahpun diberinya aku harapan itu- -
percaya bahwa kau tak akan kabur dari hati ini.
telahpun juga aku menggengam harapan itu usai tiba di gunungnya- -
tinggi sekali;
serasa paling beruntung ketika itu adalah nasib ku serta hakikat yang membawa ku terbang memeluk harapan kita
entahlah- - mungkin ini paling rinduku ingat dalam lagi,
kau juga telah membawa pergi setiap satunya
ya yang itu,
memetik harapan itu hingga kontang,
setelah habis tiada tinggal apa apa;
tidak juga kau kembali memapah,habis semua ku ingat, lerailah rindu
bersama itu aku terus memaafkan-mu untuk entah keberapa kalinya
akhirnya malam kembali tenang bersama hingar rokok dan bintang
YOU ARE READING
Perasaan yang kembali
PoetryDi hujung-hujung waktu Kau akan terlihat juga aku tetap menunggu