saat berdetik muram
aku pakaikan pekik sunyidalam renai malam
mengalung tiap kecewa diridalam gebar subuh
aku menukangi waktutetap renung-rawati bintang sakit
memetik harapan dibentangan langitmembilang,hari- -
hampir sekarang,
terlalu jarang sekali menyingkapmu dengan senyum
mungkin sudah habis untuk aku akurkan sedih-pilu yang belum
bibirku terbeban sungguh dek bicara cinta
yang telah engkau tak tersimpan,
tanpa perlu paksa
kau berjalan dari teduhan
lewat suaramu juga tidak pernah ingin berbual kosong
tentang;
langit yang menyentuh sajak dan kau,
soal belaian kau yang seolah makin menjauh
yang kamu mahu;
menjarakkan sesuatu yang aku perlu,
meruakkan gundah di setiap daerah tubuhsesekali mungkin- -
kita perlu mengintai lopak lopak rindu,
yang terbuat,
menimbulkan pelung cinta yang hampir merat
dan karam
melemas kedua kita hingga ke dasar jiwa yang temaramkerna
akan lekasnya waktu melepas pergi mu
melelahkan fikiran untuk merindui-mu tak akan mampu
YOU ARE READING
Perasaan yang kembali
PoetryDi hujung-hujung waktu Kau akan terlihat juga aku tetap menunggu