- - -
sepasang mata
menegur bahagia masing masing
walau lubuknya
meneduh pokok kering yang terasing
demikian juga;
telah aku fotokan semua senyum-mu
agar membolehkan huis-hatiku tetap disiram kenangan paling
masuk kini,
inilah pemergian yang kita tidak pernah menunggu, namun- -
waktu tetap membenarkan,
kita masih punya harapan, bukan?- - -
aku telah jauh sayang,
meninggalkan suara-mu
menjarakkan tangan tangan kita
menyorokkan rindu rindu terluka
memisahkan sajak dan maknayang pantas terngiang adalah panggilanmu
limar kesayangan kau masih bertenggek dibahu
semenjak aku berselisih disisi pintu
sekitar dulu
dan tika itu;
kita masih lagi bersama
bergonta mencuahkan kesedihan,
sembari menghitung detik kita sampai perpisahan
cuma yang membezakan,
kau mempamerkan
aku pula menyimpanTerus, kini
langkahku semakin mengusaikan perjalanan
tanpa perlu ingat kemana arah
tujuan- - -
Helaian kecil mimpiku. meralikkan,
satu atau dua
wajah wajah yang tiada siapapun punya
itu,
ingin terus merindui kesemua kalimat-ku,
loga buatan kita hampir tiada khabarnya sekarang
malah, baunya tidak lagi se-enak bibirmu
kau-aku akan tetap sendiri
tiada kepulangan terjadi
tiada sambutan menantiketahuilah,
menjauhlah kita berapa pun hujung,
kita,
masih menyimpan sedih sedih rindu yang terkurung
YOU ARE READING
Perasaan yang kembali
PoetryDi hujung-hujung waktu Kau akan terlihat juga aku tetap menunggu