Kini aku lebih menemukan yang sudah ada,
Dari memaling kembali meninjau detik kehilangan,
walau kecup mu memaksa ingin berbekas di sudut kelam sukma,
gemerlapan sorot yang mendatang selalu telahpun mengaburkanNamun langit langit rumah masih membubuh kenangan itu,
ingin tidur;
ia kerap mengganggu,
diam bibirku kelu lidahku,
sangat memberitahu,
merenung sakit yang lepas ,
tidak sesekali menggetus perih dahuluadunan campah hatiku dengan pemberiaanmu sebelumnya,
sungguh melegakan sesuatu,
dalam hati paling mendasar,
menggoncang segenap raga,Tidaklah begitu sekian lama;
berdikit
dikit- -
jarimu menguit,
perasaan rindu itu,
kalas bersama pendirianmu,
bergeming- -
cuba mengelak dari menyoal fikiran sendiri
mengharapkan hati-kau lebih tahu dari apa yang aku dan kau tahu,
serta kita lebih menemukan yang ada dari menunda bahagiasering saja sengit pertarungan antara mengingati dan melupakan-mu,
biar keberapa pun kalinya,
hujung bingit malam,
melupakan itu akan tetap mengalah(Maaf aku menipu)
YOU ARE READING
Perasaan yang kembali
PoetryDi hujung-hujung waktu Kau akan terlihat juga aku tetap menunggu