First Time We Meet | Jinhwan

194 24 1
                                    

"Kalau sudah selesai telfon Ibu ok?"  

Aku mengangguk kemudian melambaikan tangan ku ke Ibuku yang sudah membawa mobilnya keluar dari perpustakaan kota.

Kubalikkan badanku, kulihat gedung putih yang sangat besar ini. Entahlah ada berapa ribu buku yang ada di dalam sana.

Ku eratkan jaket ku kemudian berjalan masuk. Huh, kalau bukan karena aku akan wawancara untuk masuk Universitas Seoul, aku tak mungkin kesini.

************

"Hm... hukum.. hukum... hukum.." Gumamku.

Kucari dengan cermat buku yang kubutuhkan, huh, tapi kenapa sulit sekali sih mencarinya?? Sebenarnya ada buku sih di rak raksasa ini?

Huftt.. banyak judul yang memancingku, tapi isinya tak terlalu membuatku.. 'wow'. Akhirnya aku mencoba mencari buku yang lebih tepat.

Dan setelah beberapa menit mencari, aku menemukan buku rekomendasi kakak sepupuku. Kebetulan dia itu Jaksa, jadi dia tahu buku apa saja yang kubutuhkan.

Senyumku langsung tersimpul, dan beruntungnya lagi letak buku itu sangat mudah digapai olehku. Jadi tidak perlu menaiki tangga.

Huh, aku benci tangga.

Dengan penuh rasa syukur aku meraih buku itu, tapi saat aku menariknya, buku itu seperti tertahan.

"Hm?"

Aku mencoba menariknya lebih kuat sampai sampai aku menggunakan kedua tanganku. Huh... ada apa sih dengan perpustakaan ini?!!

Cukup lama aku menarik buku itu.. aku sangat lelah.

"Ugh! Susah sekali sih?!" Gerutuku.

Tiba tiba buku itu terasa tak tertahan lagi, sontak aku yang masih sekuat tenaga menarik buku itu pun terjengkang ke belakang.

"AAAKKKHHHH!"

BRUK

"Auh... appo.." Ringisku.

Huh, bokong dan siku ku sakit sekali. Tiba tiba muncul Pria dari balik rak tadi. Raut wajah pria itu terlihat kaget.

"Ah, maaf! Aku tidak tahu kalau ternyata buku itu ditarik olehmu. Aku cukup kaget mendengar ucapanmu tadi," Ujar Pria itu.

Kemudian Pria itu membantuku untuk berdiri. Aku tersenyum tipis.

"Tak apa, aku tidak terluka parah kok," Balasku.

"Kau butuh buku ini juga ya?" Tanyaku sambil menunjukkan buku yang tadi kami perebutkan.

Dia malah tertawa.

"Tidak usah, sepertinya kau yang lebih perlu. Buktinya kau sangat kuat menariknya," Ujar Pria itu.

Aku hanya menunduk malu. Uh... aku sepertinya sangat berusaha tadi.

-END

Heiii keknya makin abstrak ya ceritanya? Mentok broh, yang minat juga makin dikit. wiwiwiwiwiwi

Vote & Comment!

(just) Dream | Winner X iKONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang