Aku menggeleng menolak permintaannya itu. Ok, aku memang lapar, tapi... aku masih tidak ingin makan. Fikiran dan tubuhku masih kacau balau sejak tiga hari lalu.
Seungyoon Oppa menarik tanganku, lalu mengusapnya lembut.
"Kamu makan okay?"
"Gamau... gimana aku bisa makan kalo Bayi aku ga makan?" Tanyaku sambil menahan air mata lagi.
Seungyoon Oppa menarikku ke pelukannya, dan... lagi lagi air mata ku tumpah untuk ratusan kalinya.
"Sayang... aku mohon.. ikhlaskan lah dia, aku ga pernah menyalahkan siapapun atas ini, mungkin tuhan memang belum siap memberi kita anak," Tuturnya.
Aku ingin sekali melakukan itu... tapi... hatiku semakin sakit setiap kali kuingat ucapan dokter yang menyatakan kalau kandunganku telah gugur.
Impian ku untuk menjadi seorang ibu, pupus begitu saja tertiup angin.
Mudah sekali memang Tuhan merubah segalanya. Tapi aku bisa apa? Aku juga tidak bisa memarahi dan menyalahkan Tuhan.
Mungkin memang aku yang bersalah.
"Sekarang... kamu harus jaga kesehatan kamu.. jadi, kita makan yuk?" Ajak Seungyoon Oppa sekali lagi.
Aku menatapnya sayu, kurasakan tangannya yang hangat itu mengusap air mataku.
"Aku mohon jangan sakit sayang, jangan tinggalin aku, cukup sekali aku ditinggalin dan sakit separah ini. Kamu jangan pergi juga.."
Aku mengangguk lalu kembali memeluknya.
*******************
"Mau makan yang mana?" Tanya Seungyoon Oppa.
Aku melihat segala jenis menu yang ada di atas meja kasir.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hm... gatau," Jawabku seadanya.
"Pasti banyak banget pilihan di kepala kamu," Goda Suami ku ini.
Aku hanya tersenyum membenarkan ucapannya. Jujur, tiga hari aku hanya makan asal asalan, kini membuatku kelaparan.
"Aku mau burger, soda, trus choco sundae ya?" Pintaku.
Seungyoon Oppa tersenyum hangat lalu mengusap puncak kepalaku.
"Ok, apapun untukmu," Balasnya.
Aku hanya tersipu mendengar balasannya itu.
*******************
Saat di mobil aku hanya menggenggam satu tangan Seungyoon Oppa yang menganggur. Lalu melihat lihat ke sekitar jalanan kota Seoul yang masih sangat ramai meskipun sudah malam. Sesekali Seungyoon Oppa mengecup tanganku disaat jalanan sedikit macet.
Aku yang menerima itu hanya bisa tersenyum bahagia.
Saat sedang melihat lihat, tak sengaja aku melihat restoran daging yang sering kami kunjungi waktu kami pacaran dulu.
"Oppa! Oppa!" Panggilku.
"Iya? Iya?"
"Lihat itu Oppa... kita makan disitu yuk?" Ucapku sambil menunjuk restoran itu.
Seungyoon Oppa melirik sebentar, lalu mengangguk.
"Sudah kubilang apapun untuk mu!"
"Yeayy!"
******************
"Huh... baunya..." Gumamku.
Seungyoon Oppa malah tertawa melihatiku. Huh, dia ini gila atau apa ya?
"Eh, dingin juga disini, udah kamu pakai hoodie aku ya? Kaki kamu kedinginan pasti," Ujar Seungyoon Oppa sambil menutupi pahaku dengan hoodie miliknya.
"Tapi kamu cuma pakai kaos oblong begitu.." Cicitku.
"Gapapa, ga dingin kok," Balasnya.
Aku hanya tersenyum lebar diperlakukan hangat begini oleh Suamiku.
"Gomawooo.."
Tak sengaja, aku melihat ke sebelah meja, disana ada sebuah keluarga yang terlihat begitu bahagia. Ada ayah, ibu, dan anaknya.
Lagi lagi, aku teringat bayiku yang belum sempat melihat dunia.
"Sayang.. kamu kenapa?" Tanya Seungyoon Oppa.
"Maafkan aku... karena ku, kamu jadi harus menunggu lagi untuk menjadi Ayah," Ujarku parau.
"Hush... jangan bilang seperti itu, kamu itu ga salah apapun sayang... jadi berhetilah merasa bersalah dan sedih,"
Perlahan, aku mulai tersenyum.
"Nah, begitu dong, kalau kamu cemberut, nanti dagingnya bisa gosong," Ledeknya sambil membalik daging.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ish!"
Seungyoon Oppa malah mencubit pipiku, lalu mencium bibirku singkat.
"Saranghae~"
"Love you too~"
-END
Hahahaha. Duh gue nulis apaan lagi ini coba??
Di vote aja deh biar beefaedah, di comment juga boleh. Kkkk
