"Terima kasih! Mohon datang kembali!"
Mingyu tersenyum ramah kepada seorang gadis pekerja sambilan di kedai jjajangmyeon langganannya. Ia membukakan pintu untuk Mingyu padahal masih banyak pelanggan untuk dilayani. Bos kedai pun meneriaki gadis itu untuk melakukan pekerjaannya dan membuatnya buru-buru pergi ke salah satu meja untuk mencatatkan pesanan.
'Padahal pelanggan yang lain tidak dibukakan, kenapa aku iya?' Mingyu terkekeh mengingat kikuknya gadis tersebut. Ia kembali memandang kantong plastik berisi dua porsi jjajangmyeon yang masih hangat tersebut. Entah sudah berapa lama ia mendambakan makanan tersebut namun baru sekarang ia sempat membelinya.
Saat ia baru menginjakkan kaki dari bawah atap kedai, hujan tiba-tiba turun dengan ganas padahal langit tidak terlalu mendung. Mingyu berdecak kesal. Ia tidak membawa payung ataupun jas hujan. Kalau ia memaksakan diri dengan hanya bermodalkan tudung jaketnya, sudah pasti ia bakal basah kuyup dan dimarahi oleh ibunya kalau ia saai sakit.
Pemuda itupun akhirnya berjongkok dibawah lindungan atap kedai. Ia ingin masuk saja kedalam, namun teringat tidak ada kursi kosong didalam sana. Kedai sedang dipenuhi orang. Ia bahkan harus sabar menunggu selama hampir setengah jam demi dua porsi mie. Ditambah sekarang hujan mengguyur, nampaknya ia takkan bisa beranjak dari tempat itu dalam waktu dekat.
Ia pun akhirnya mengeluarkan ponselnya dan menekan fitur kamera. Setelah berhasil mendapatkan foto yang diinginkannya, ia pun mempostingnya di Instagram.
mingyu_kim97 Hujan dan terjebak di kedai jjajangmyeon kekeke~ sos!
Ia pun kembali menyelipkan ponselnya di saku jaketnya. Sekarang ia khawatir makanannya akan dingin. Padahal ia sudah bersusah payah datang kesitu.
5 menit. 10 menit. 20 menit. Tidak ada tanda-tanda hujan akan menyerah untuk mengguyur bumi beserta isinya. Disaat ia mulai gelisah menunggu, tiba-tiba sebuah payung transparan disodorkan didepan wajahnya.
Kaget tentu saja, ia langsung mendongak. Dan menemukan sosok pemuda bermata tajam mengenakan kemeja dan celana jeans. Tangannya yang lain memegang payung serupa untuk melindunginya dari serangan air dari langit.
"Harusnya kau bilang padaku kalau kau sudah bebas dari rumah sakit, Wonwoo" Mingyu tersenyum lebar dan segera berdiri dari posisinya.
"Kau ini tidak romantis ya" lanjutnya seraya menerima payung pemberian pemuda itu.
"Apa maksudmu?" Wonwoo nampak heran.
"Hei, kita kan bisa payungan berdua" gerutu Mingyu.
"Buat apa? Toh aku sudah kembali ke tubuhku jadi tidak masalah kan"
Mingyu menepuk dahinya pelan. "Kau tidak peka, ya. Aku tidak mengerti kenapa bisa memilihmu sebagai pacar"
Wonwoo menatapnya sinis. "Yah aku juga tak mengerti kenapa bisa memilihmu padahal kau itu cerewet"
KAMU SEDANG MEMBACA
under the roof
Fiksi Penggemar❝Biarpun detik ini aku menghilang dari hadapanmu dan kau tidak dapat melihat sosok-ku lagi..ingatlah aku akan selalu disana..didalam hati terdalam-mu, Mingyu❞