Second : The Bet

33.7K 1.5K 8
                                    

*Edited
Note:

Makasih banyak buat yang udah vomment cerita ini, dukungan kalian sangat berarti dan yes aku lagi revisi cerita ini, jujur kalo aku baca-baca lagi sangat membingungkan, ehehe. Sempet kepikiran gimana jadinya kalian-kalian yang kuat baca cerita ga karuan ini kemaren. Speechless? Yes.

Thank u so much for all this time my beloved readers.
Ditunggu kritik dan sarannya untuk perbaikan lagi.

Saranghae,
Li

_____________________________________

Semua kata sumpah serapah kuucapkan dalam hati. Ternyata lelaki arogan tanpa sopan santun itu yang menjadi CEO?

Seribu kemungkinan melintas di kepalaku, mungkin aku akan dipecat. Aku menghela nafas dan berfikir keras, mencari cara untuk bertahan selama mungkin di perusahaan ini. Aku bekerja di perusahaan ini untuk memastikan sesuatu, sesuatu yang sangat penting untuk hidupku dan dirinya.

Perhatianku masih tertuju pada arah panggung. Aku melihat lelaki itu turun dari panggung dan berjalan ke arahku. Aku mencoba untuk tetap tenang dengan  badan yang ditegakkan ke arahnya, seakan menantangnya. Sekarang, ia berdiri di dekatku. Tubuhnya tinggi memiliki wajah dengan rahang yang sempurna, terbingkai rambut hitam dan alis yang tebal nan rapi, seta memiliki matan berwarna hijau yang teduh.

Tampan.

Kata yang tiba-tiba terlintas di benakku. Tanpa sadar dan rasa malu aku menatapnya tajam dari balik kacamataku.

Hei ? Apa itu ? Cukup Ila !!!

Saat aku menyadari aku menatapnya dengan kagum, aku merasa jijik. Jijik dengan diriku sendiri di hadapan makhluk di depanku ini. Dia adalah definisi iblis dengan tubuh dewa. Iblis  dengan perilaku keji yang berada di dalam tubuh seorang dewa yunani.

"Kau tidak ingin mengatakan sesuatu? Maaf mungkin? Daripada memandangku dengan tatapan memuja seperti itu?" Katanya penuh aroganisme membuatku mendengus pelan.

"Saya meminta maaf terhadap perilaku saya tadi pagi. Saya sudah bertindak kurang sopan terhadap Bapak CEO yang 'ter-hormat'." Kataku sambil menahan kekesalan yang memuncak sambil mencoba menenangkan diri.

"Jika Bapak berkenan, saya ingin meminta izin untuk pulang karena Saya merasa tidak sehat, Saya permisi." Lanjutku lagi, tidak ingin berlama-lama dengan lelaki ini.

" Tunggu dulu, aku belum mengatakan apa-apa." Ucapnya membuatku meghentikan langkahku.

"Kau tidak merasakan apapun ?" Tanyanya memposisikan tubuhnya di depan tubuhku. Aku menaikkan sebelah alisku dan menatapnya.

"Mohon maaf Pak, saya meraskan sakit pada bagian perut saya. Harap Bapak mengizinkan saya untuk mengundurkan diri dahulu." Kataku dengan sopan, sambil mencoba untuk tidak berkata kasar dan bersikap impulsif.

Aku merasakan tatapan intens dari lelaki ini, mencoba membaca wajahku yang tertunduk. Aku tidak tahu wajah tampan itu ternyata menyeringai tanpa sadar ketika melihatku.

" Teganya dirimu, sayang." Ucapnya tiba-tiba dengan nada manja kepadaku. Aku berjengit mendengarnya, bulu kudukku berdiri seketika.

Hiiy!!! Apa yang merasuki lelaki ini?!
Permainan apalagi ini? Dasar player gila! Tidak mungkin dia tertarik padaku! Coba lihat, rambutku hanya dikuncir kuda, wajah kusam, make up seadanya, berkaca mata tebal bak kutu buku dan menggunakan dress sederhana, bahkan menurutku penampilanku seperti nenek nenek!

Mr Hedonis For Me [LagiRevisi-MajorEditing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang