5.

204 25 2
                                    

"Tapi aku sudah janji dengan mamanya Jikook."

"Kan ibu yang janji. Bagaimana jika ibu saja yang menikah?"

"Jikook!!"

"Ayah? Semua ini salah, aku tidak pernah menyetujuinya, tapi kalian mengetok pintu kamarku dan tiba-tiba menyuruhku menikah secepatnya!!"

"Kami tau kami salah, tidak bertanya dulu, tapi sekarang masalahnya aku sudah berjanji pada mama Naera." Kata Hyemi menyesal.

"Lakukan apa yang kalian mau, aku lelah, aku mau istirahat. Tolong pergi."

"Kau sama sekali...."

"Sudah ayo kita keluar." Kata Hyemi mendorong Jimin keluar dari kamar anaknya.

"Kau terus membelanya!! Dia cukup besar untuk mengerti permasalahan ini. Dia tidak bisa seenaknya denganmu!! " Jimin marah, marah pada Hyemi yang sama sekali tidak melawan Jikook yang menurut Jimin sudah marah di luar batas, dia tidak menghormati keputusan orang tuanya.

"Aku mau istirahat aku lelah dengan semua ini." Kata Hyemi duduk di pinggiran tempat tidurnya sambil memegang kening.

"Baik jika seperti itu, aku mohon jangan pernah kau sentuh atau perdulikan putriku. Kau tidak pernah bersikap adil pada Minji. Kau! Kau selalu meluapkan emosimu pada putriku!!"

"Masalah apa lagi yang kau buat, sehingga kau menyuruhku menjauhkan putriku sendiri?!!" Hyemi bangkit dari duduknya karena tidak terima.

"Kau tidak pernah adil padanya." Jimin pergi dari kamarnya, dia malas dengan sikap tidak adil Istrinya memperlakukan anak mereka.

"Ayah? Kenapa ayah kesini?" Kata Minji kaget melihat ayahnya tidur di belakang punggungnya.

"Aku akan mempertahankanmu. Jangan pernah membenji ibumu, ku mohon." Jimin berbicara dengan Minji lirih, memeluk anaknya.

"Ayah sedang bertengkar? Aku tidak pernah membenci ibu."

"Mana Naera?"

"Dia di kamar tamu. Kenapa?"

"Tidak. Ayo tidur, biar ayah menemanimu disini ya? Bolehkan?"

"Hmm.. Tentu."

***
Sebulan kemudian

Jikook POV-

Ini aku lakukan hanya demi ibu, bukan yang lain. Aku malas jika harus berurusan dengan wanita. Aku sudah menikah dengan Hana, dia menunda kuliahnya untuk sementara.

"Kak kita akan tinggal disini?"

"Iya."

"Ini benar-benar rumah yang indah untuk kita."

"Ya aku tahu."

"Kak, ayo masuk!" Hana berteriak dari kejauhan.

Aku masuk dengan membawa koperku dan juga koper Hana. "Kak, besok mama akan berkunjung."

"Benarkah? Kalau begitu kita sambut dia besok. Ok?"

"Oke.. Kak, kakak langsung mau tidur?"

"Menurutmu?"

"Tidak. Tidak ada."

"Kau mandi, setelah itu istirahat ya? Kau pasti lelah, apa lagi besok kita harus menjemput mamamu kan?"

"Ya."

Aku benar-benar lelah karena pernikahan tadi, aku tidak tahu harus melakukan apa ketika malam pertamaku di kamar ini. Bukan seperti ini yang aku inginkan, bukan wajah Naera yang aku ingin lihat ketika bangun pagi, bukan Naera yang aku inginkan membuat sarapan untukkku, bukan Naera yang selalu ada disampingku. Bukan dia.

Love in Compulsion [slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang