11

247 20 3
                                    

Vote sama komennya jangan lupa ya? 😘😘

"Lakukan yang terbaik dan dia akan bertahan di dalam sana" Kataku meyakinkan Naera. Kenapa dia ingin sekali hamil?

=Jikook pov=

Aku benar-benar terkejut pada pertanyaan Naera, maksud dan tujuannya sama sekali tidak bisa diprediksi, wajahnya datar tanpa ekspresi.

Pagi tiba, sepertinya yang bangun duluan adalah Naera, karena dia sudah tidak ada di kamar saat aku mulai membuka mataku.

"Kakak sudah bangun, apa kau mau roti panggang?"

"Berikan aku satu" Naera meletakkan piring dan gelas berisi air.

"Kak, besok aku harus kerumah ibu untuk menanyakan prihal kehamilan, aku rasa aku ingin memiliki anak. Sege..."

"Ohh.. tapi maaf aku tidak bisa mengantarmu."

"Masalah itu kan ada mama"

"Mama juga tidak bisa meninggalkan pekerjaan sayang"

"Ma, tapi kan aku tidak mungkin sendirian"

"Mama akan mengantarkanmu, tapi mama akan kembali lagi pulang"

"Hmm sesibuk itu kah, baiklah aku bisa sendiri ke rumah ibu"

***
"Kau mencintai anakku?"

"Pertanyaanmu selalu menjebak"

"Sebenernya apa yang kau inginkan?"

"Entah, hanya saja hasratku selalu menggebu ketika ada didekatmu"

"Benarkah?"

"Ayo mulai" dengan seranganku, aku membuka semua pakaian Mary. Dia adalah wanita licik, entah karena hasratnya yang tinggi atau karena memang tidak takut anaknya mengetahui tentang mamanya?

Itu menguntungkan untukku, jadi tugasku sebagai menantu hanya mematuhi mertua tercintaku.

"Argghh.. kau tidak takut mengenai anakmu?"

"Kau jangan memberi tahunya, kumohon. Aku hanya perlu hasratmu yang kau berikan padaku pada saat malam pertama kita" jawabnya penuh penekanan

"Kau wanita licik" aku menggendongnya, menariknya untuk duduk disofa ruang tamu,

"Aku tahu itu"

***
=Author pov=

"Ibu, aku membawakanmu kue, semoga kau suka ya. Kemana Minji?"

"Dia sedang jalan-jalan dengan kekasihnya, biasa"

"Ayah. Kau masih saja suka bermain dengan pekerjaan saat dirumah"

"Ayahmu memang begitu, bahkan aku jarang disentuh" kata Hyemi menaruh sajian piring dengan kasar,

"Setiap aku di tempat tidur aku selalu menyentumu" kata Jimin membela diri

"Ayah, ibu.. kalian sama saja tidak ada yang mau mengalah" kata Naera memeluk erat leher ayah mertuanya

"Ibumu butuh pelukan menantu sehangat kau, Naera"

"Ahh ibu.. kau cemburu, kan?"

"Hah, ibu cemburu denganmu?"

"Isss kalian, menantu dengan ayah mertua sama saja. Menyebalkan" kata Hyemi pergi ke dapur

"Susul ibu sana"

"Siap bos"

Naera berjalan mengikuti arah Hyemi..

"Ibu, jangan marah, kami hanya bercanda." Naera memeluk erat pinggang Hyemi,

"Ck, aku tidak marah, mana bisa aku tahan memarahimu dan tahan mendiamkan pria itu, dia itu segalanya untukku" tersenyum mengecup pipi menantunya.

Love in Compulsion [slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang