Bagian Tiga

742 66 21
                                    

"Tapi La....."

"Gak." ujar Lyla lalu kembali ke posisinya semula.

"Kakek pengen ketemu lo, dan gue mohon datang La." Arissa masih terus berhomohon pada gadis dingin itu. Lyla pun meringis, "Lo siapa sih? Sekali nggak ya nggak, jangan maksa dong. Dan ingat ya, status kita berdua itu sepupu-an tiri nggak sedarah. Jadi mendingan lo pergi dehh." Ucap gadis itu.

Arissa pun akhirnya pergi setelah itu. Kini tinggal Lyla sendirian di tempat itu.

"La..." Seseorang kembali memanggil gadis itu.

Brak....

Lyla memukul keras meja yg Ia tiduri, lalu mendongak sambil menatap tajam orang yg kembali memanggilnya, membuatnya terganggu. "Apa lagi!" Bentak gadis itu.

Matanya mendapati seorang lelaki yg telah memeluk dada di depan gadis itu. " Ck, ngapain lu? Ganggu aja." Omel Lyla pada lelaki itu.

Plak...plak..plak..

Tepukan tangan diselingi tawa miring yg dari lelaki itu. "Bagus ya.... jadi ini kerjaan lo disekolah? Selain ini apalagi? Tidur di tempat lain hah?" Ucapan lelaki itu membuat Lyla membenarkan posisinya dan menatap lelaki itu dengan tajam, " Kenapa sih lo harus pulang? Kenapa nggak tinggal aja disana? Ngatur hidup gue aja lu." Ucap Lyla.

Kini lelaki itu menarik kursi yg ada di depan Lyla lalu duduk sambil menatap gadis itu. "Lo kenapa? Onar lagi hah? Berantem lagi sama ketos sini? Jangan pikir kalau gue nggak tau sikap lo dan semua hal menyangkut li selama ini ya. Gue tau kalau lo itu tinggal di apartemen, gue tau kalau lo sering brantem, gue tau kalau lo selalu ngebuli Arissa, gue tau semuanya La." Ucap lelaki itu.

Lyla pun menatap datar lelaki itu, "Terus mau lo apa? Motong uang jajan gue? silahkan! Gue udah nganggep lo itu yg paling baik, tapi nyatanya lo itu sama kayak mereka." Lyla pun berdiri lalu pergi dari tempat itu.

Lelaki yg hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Tujuan lelaki itu sebenarnya baik, tapi adiknya itu selalu membantah.

|xxxxxxxxxxxx|

19.00

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Lyla masih berdiam diri dalam kamarnya setelah Ia pulang sekolah. Gadis itu tak ingin keluar sama sekali.

"Udah jam tujuh nih, mereka palingan udah pergi. Ehh tapi, Sio pergi nggak ya? Hhh" gumam gadis itu.

Dia pun beranjak dari tempat tidurnya dan pergi kearah pintu.

Cleekk.....

Gadis itu pun membuka pintu secara perlahan, "Ehh... monyet bangke!!" Makihnya. Lyla kaget saat melihat kakaknya si Sio telah berada di depan pintu kamarnya dengan memegang semangkok mi instan dan juga beberapa makanan ringan yg ada di tangan sebelahnya.

"Ngapain lo? Kok lo nggak pergi sih?" Tanya Lyla.

"Capek gue. Temenin gue nonton bola yukk, nihh buat lo." Ucap lelaki itu lalu menyodorkan semangkok mi pada Lyla.

"Ehh... tapi--" belum sempat gadis itu bebicara, kakaknya telah pergi berlalu.

"Hhhh... dasar tukang rayu." Gumam gadia itu.

|xxxxxxxxxx|

"Ya gitu, hah pas, ya ya ya gol!!! Ayam gue 1-0 huhuy!!" Teriakan heboh seorang Alessio bergema di setiap sudut ruangan.

Lelaki itu tengah asik melihat permainan dari seorang Christian Ronaldo yg sudah mencetak gol. Sementara Lyla hanya memasang wajah datar disampingnya.

Gadis itu hanya memilih diam saja dan mengikuti alur kakaknya itu. Sesekali Ia membuka bungkusan makanan ringan punya kakanya lalu memakannya sampai habis.

"Lo kenapa La? Ini seru lohh." Ucap Sio yg masih fokus menatap layar tv.

"Bosan gue. Kenapa lu nggak ikut?" Tanya gadis itu.

"Males."

"Hhh"

Mereka kembali terdiam. Sio masih sibuk dengan acaranya sedangkan Lyla, gadis itu masih terus memikirkan sepupunya saat ini.

"Kak." Panggil Lyla.

"Hm."

"Gue egois nggak?" Tanya Lyla.

Sio pun akhirnya melirik adiknya itu. "Egois apanya?" Tanyanya.

Lyla bergeming, "Egois karena gue nggak bisa maafin sodara gue sendiri?" Ucap gadis itu.

Sio tampak terdiam, Ia tengah memikirkan sesuatu hal. "Lo nggak egois kok La, lo itu cuma belum bisa maafin dia. Dan dia, dia udah nganggap kalau lo udah maafin dia." Jawab Sio sambil menepuk puncak kepala adiknya itu.

"Hm... terserah lo deh. Gue mau tidur, bhay." Ucap Lyla lalu kemudian beranjak menuju ke kamarnya.

"La! Kalau gue pulang, lo jangan ke apartemen punya lo itu ya. Apartemennya udah gue jual."

Langka kaki Lyla pun terhenti seketika, "Bangsat lo! Siniin duitnya nyet, gue potas lu baru tau rasa." Ucap Lyla membentak kakaknya itu.

Sio pun hanya terkekeh, "Duitnya udah jadi snack, yang tadi lo makan itu duit lo sendiri. Ngapain gue beli banyak tapi ujung-ujungnya gue kasih semua ke elo, rugi tau." Ucap Sio.

Lyla hanya menghentakkan kakinya lalu gadis itu langsung menuju ke kamarnya.

Kakaknya sudah benar-benar gila. Apartemen yg dibeli dengan uang tabungannya telah habis dijual, dan parahnya uangnya telah dibelikan makanan riangan serta beberapa minuman yg banyak oleh kakaknya itu.

----------------

An.

Maaf baru update. Maaf juga karena part ini pendek. Maaf karena bisa nulis.

Hayati pusing, hhhh.

Tinggalkan komen dan votenya ya..
Salam Lyla 💞.

Everything Is(not) RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang