Bagian Dua

903 75 17
                                    

"Ma!! Mama!! Ini Lyla ma!!" Teriak Lyla dari luar pagar.

"Nyonya sedang tidur saat ini. Anda siapa? Pergi!! Jangan mengganggu, ini sudah malam." Ujar Satpam yg ada di rumah itu.

Saat ini Lyla sedang berada didepan pagar rumahnya sendiri. Satpam baru itu menghadangnya agar tidak masuk. Lyla memang tidak tinggal bersama orang tuanya, Ia sengaja tinggal di sebuah apartemen. Ia mendapat telpon dari Alessio Cholin alias kakaknya, bahwa kakaknya itu akan pulang besok. Ia pun segera mengemasi barang-barang lalu pergi menuju rumahnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 23.00  . Gadis itu tetap masih berada di depan pintu pagar rumahnya sendiri.

Lyla berkacak pinggang melihat tingkah satpam itu yg menyebalkan, "Kalau sampai mama gue keluar dan dia ngakuin gue, lo bakal gue pecat bitch!" Ucapnya. Ia pun mengeluarkan ponselnya lalu menelponnya mamanya.

"Hallo ma? Lyla ada di depan pagar, satpam rese ini nggak mau bukain pintu dia malah ngusir Lyla, Ma." Ucapnya pada Calista.

"Ha... Lyla? Dia di apartemennya, ini mamanya. Siapa ya?" Ucap Calista dari seberang dengan suara seraknya.

Lyla berdecak sebal, "MAMA!!" Teriaknya agar ibunya sadar dari mimpi.

"Iya sayang!! Ada apa? Kok nelpon malam-malam sih?" Ucap ibunya yg terkaget.

"Aku di depan pintu pagar! Cepet bukain, satpam bego ini nggak mau bukain." Rengek Lyla.

Tak lama kemudian Alan keluar dari balik pintu besar lalu menghampiri satpam itu.

Alan kemudian berkacak pinggang melihat melihat Lyla yg sudah cemberut, "Ck. Kamu ini kalau mau pulang bilang jauh-jauh hari, ganggu orang tidur aja. Pak ini Lyla, anak perempuan saya. Maaf kalau saya nggak pernah bilang." Ucap Alan ramah pada pak satpam.

Satpam itu pun membukakan pintu dengan lebar untuk Lyla. Gadis itu pun langsung menaiki motor besarnya lalu memasukan kedalam halaman rumah.
Namun saat melewati satpam, Ia berhenti sejenak dan menatap tajam satpam itu, "Awas lo! Abis ini out lo dari sini!" Ancam Lyla.

Gadis itu pun memarkirkan motornya kehalaman rumah. Setelah itu Ia masuk yg diikuti Alan dari belakang.

"Tumben kamu pulang, biasanya nggak. Dan kalau pulang jangan tengah malam kayak ginih, bikin orang bangun aja kamu." Omel Calista.

Lyla berjalan dan merebahkan dirinya diatas sofa samping ibunya itu, "Kalau si satpam bego itu bukain pintu dari tadi, mama sama papa bakalan nggak bangun. Dan sebenernya juga aku nggak bakalan pulang saat ini kalau si Sio nggak datang besok." Ucap Lyla.

"Ohh pantesan aja, seharusnya dia nggak usah kasih tau kalau dia pulang besok ke kamu. Supaya dia tau kamu itu nggak tinggal di rumah dan uang jajan kamu nggak dikasih sama dia." Ucap Calista sambil melirik anaknya itu.

Lyla kemudian menatap ibunya, " Jangan dong mama sayang. Nanti kalau aku kurus nggak punya gisi terus sleeping beauty selamanya, gimana? Kan rugi juga uang mama buat beli peti mati. Udah yahh Lyla mau bobo sekarang, bye. Satpam mama nggak becus!" Gadis itu pun langsung beranjak menuju kamarnya meninggalkan ibunya yg hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkahnya.

Calista dan Alan memang mempunyai sepasang anak. Anak yg pertama adalah Alessio Cholin, kakak laki-laki Chalyla Alessia. Mereka juga mempunya sepupu yg bernama Arissa Henia, yaitu anak Angga. Sejak awal memang hubungan antara Lyla dan Arissa tak begitu akur, sampai suatu ketika Rissa memutarbalikkan fakta di depan kakeknya, bahwa Chelyla telah mencuri kalung pemberian kakeknya pada Arissa. Kalung itu sebenarnya hilang karena gadis itu tak sengaja menghilangkan benda itu, namun Ia takut dimarahi kakeknya dan Ia pun menuduh bahwa Chelyla lah yg mengambilnya lalu menghilangkan benda itu karena rasa cemburu.

Kakeknya itu pun marah dan itulah alasan utama kenapa Chelyla membenci Arissa. Semenjak hal itu juga Chelyla selalu pergi menyendiri hingga sampai saat ini Ia harus tinggal di apartemen miliknya.

|xxxxxxxx|

Bunyi ketukan sendok dan piring diselah-selah saat sarapan memnuhi ruang makan sebuah rumah yg terbilang besar.

"La, bentar malem ada acara keluarga. Kakek hari ini ulang tahun jadi akan ada acara keluarga kecil-kecilan." Ucap Calista diselah-selah suapannya.

Lyla hanya diam dan tak menghiraukan omongan ibunya. Alan menatap gadis itu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Sampai kapan kalian mau diam-diaman kayak gitu? Kalian itu sepupu dan kalian bersaudara." Ucap Alan.

Lyla menghentikkan aktifitas makannya, " Lyla kenyang. Masakan mama enak, tapi kayaknya Lyla udah telat nihh. Lyla pergi dulu yah." Gadis itu pun bangkit lalu mencium pipi kedua orang tuanya.

Setelah gadis itu pergi dan tak kelihatan lagi Calista langsung menatap Alan, "Kalian berdua itu sama, jadi nggak usah sok nyinggung kamu." Ujar Calista pada Alan.

"Terserah..." ucap Alan.

|xxxxxxxxxx|

"Jadi anak-anak jika kita ingin......"

Penjelasan guru Fisika saat ini membuat Lyla bosan. Mood gadis itu sedang jelek karena ucapan ayahnya tadi pagi. Ia tak mau jika setiap kali kedua orang tuanya berbicara dengannya, hal yg selalu dan tak pernah absen untuk hadir adalah 'Kalian itu bersaudara, kenapa kalian selalu begini?'. Kata-kata yg sangat Ia benci.

"Chelyla keluar!!" Bentakkan itu membuat gadis yg sedang merebahkan kepalanya diatas meja langsung mengangkat kepalanya secara perlahan.

"Saya pak?" Tanyanya santai.

"Keluar kamu!! Saya nggak mau nerima murid yg suka tidur.

Dia pun berjalan kearah depan. Saat sudah dekat dengan guru itu Ia mengacungkan jempolnya di depan guru itu, "Good." Ucapnya lalu berlalu.

Kenath yg meliht tingkahnya hanya menggeleng-gelengkan kepalahnya, "Mentang-mentang yg punya sekolah, berasa kayak dewa. Dasar." Gumamnya pelan yg bisah di dengar oleh Vena yg duduk disebelahnya.

Vena pun menyikut pelan lengan Kenath, "Ssstt. Mau lo kayak dia? Dikeluarin." Tegur Vena. Lelaki hanya menatap Vena sebentar lalu membuang pandangannya kearah lain.

Sementara di lain tempat, Lyla dengan senang hati dapat bebas dari guru kiler yg tak bisa menaklukkannya. Ia berjalan kearah kantin yg sepi dan duduk disana sambil menyandarkan kepalanya diatas meja kantin itu.

"La..." panggil seseorang.

Gadis itu pun berdecak sambil mengangkat  kepalanya. Arissa datang menghampirinya, sebelah alis Lyla pun terangkat melihat gadis itu.

"Bentar malem datang yah... gue mohon La." Arissa kelihatan seperti sangat bermohon di depan Lyla.

"Siasat apa nih? Mau jebak gue lagi ya? Gak bakalan!" Ujar gadis itu dengan dingin.

"Tapi La..."

----------------

An.

Ada yg penasaran? Gue rasa nggak. Yodah maaf update jam ginih.

Awas ada typo bet 😷

Everything Is(not) RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang